Sekolah menyenangkan

Sistem Pendidikan Pesantren Al Masoem

Cara membuat santri betah di pesantren : Bagi santri baru, merasa rindu dengan keluarga, dengan orang tua, dengan lingkungan rumah merupakan hal yang lumrah. Jika anda merupakan santri yang merasa demikian, tenang saja hampir rata rata bahkan 99% santri lainnya juga sama. Merasa tidak betah bahkan ada beberapa santri SMP terutama yang suka menangis di pondok pesantren karena rindu rumah. 

Namun itu merupakan hal yang lumrah, itu hanya permulaan saja atau kebanyakan adalah ketika 1 bulan pertama santri mondok ke pesantren. Setelah 1 bulan berlalu, rata rata santri yang rindu rumah jadi tidak ingin pulang dan lebih memilih menetap di pesantren dan bahkan ada beberapa orang tua yang malah menjadi rindu pada putra putrinya dan menyuruh putra putrinya pulang ke rumah. Lantas kenapa bisa seperti itu?

Pada dasarnya pesantren siswa Al Masoem memang sebuah pondok pesantren yang memiliki konsep asrama atau pondok pesantren serasa dirumah sendiri. Konsep ini jelas membuat santri menjadi ogah untuk pulang ke rumah karena berbagai macam alasan dan alasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Teman seperjuangan dan senasib

Ada beberapa hal yang membuat santri Al Ma’soem sangat betah berada di pondok, salah satunya adalah karena adanya teman. Baik itu teman yang satu circle dengan santri, teman sekamar, teman seangkatan ataupun teman satu pesantren.

IMG_6432_ed (Large)

Pertemanan ini yang membuat santri betah berada di pondok pesantren meskipun mereka tidak bisa menggunakan smartphone, meskipun mereka tidak bisa bertemu orang tua ataupun keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Alasan teman juga kadang ada beberapa santri yang memilih tidak pulang setiap bulannya, tapi meski begitu orang tua tetap bisa menjenguk putra putrinya kapan saja.

2. Handphone yang bisa digunakan komunikasi dengan orang tua

Al Masoem memang sekolah yang melarang penggunaan smartphone, tapi untuk handphone atau telepon genggam yang hanya bisa digunakan untuk bertukar pesan dan berkomunikasi saja masih diperbolehkan. Jadi ketika santri rindu ke rumah atau rindu keluarga santri bisa bertukar informasi dengan orang tua. Selain itu dengan adanya handphone ini juga santri bisa melepas sedikit rindu terhadap rumah, meskipun secara logika santri tidak bisa bertatap muka tapi setidaknya dengan mendengarkan kabar orang tua yang baik baik saja hati santri bisa sedikit terobati.

3. Fasilitas santri yang banyak dan aktivitas santri yang cukup padat

Fasilitas santri sangat banyak seperti Kantin yang representatif, Minimarket, Lab. Komputer, Lingkungan yang tenang, nyaman, dan asri, Lab. Animasi, Kolam Renang Terpisah, Ruang Bernyanyi, Gym serta berbagai macam fasilitas umum lainnya seperti Lapangan Mini Soccer, Basket, Voli, Badminton, Amphitheater dan lain sebagainya.

ruang bernyanyi lagu lagu islami
ruang bernyanyi lagu lagu islami
Perpustakaan Al Masoem
Perpustakaan Al Masoem
Ekstrakurikuler panahan disekolah
Ekstrakurikuler panahan disekolah

Fasilitas ini didukung juga dengan aktivitas santri di hari Sabtu dan Ahad yang lumayan padat, seperti kajian kitab kuning dan ekstrakurikuler seni di hari Sabtu serta kajian kitab kuning dan ekstrakurikuler olahraga di hari Ahad membuat santri akan melupakan kerinduannya pada rumah. Dengan aktivitas santri yang memang penuh ini juga, santri bisa memaksimalkan minat dan bakatnya dalam berbagai macam bidang. Sehingga waktu di asrama jauh lebih kondusif, efektif dan efisien. 

4. Kegiatan rutin yang dilaksanakan pesantren

Selain fasilitas dan aktivitas santri yang cukup padat, Pesantren siswa Al Masoem juga selalu melaksanakan kegiatan kegiatan positif yang membuat santri bisa sedikit melupakan kerinduannya terhadap rumah, seperti adanya perlombaan antar santri, lomba minat bakat dan berbagai macam ajang pencarian bakat khas Al Masoem.

IMG_1912-Large

Ajang pencarian bakat seperti ini juga akan ada hadiah bagi santri yang ikut serta dan menjadi juara. 

5. Orang tua dapat menjenguk kapan saja

Sistem yang sangat memudahkan baik bagi orang tua dan santri adalah Al Masoem tidak pernah melarang orang tua untuk menjenguk putra putrinya. Mau setiap hari, setiap minggu atau setiap tahun juga diperbolehkan. Karena itu hak orang tua, hanya saja kami tetap merekomendasikan untuk orang tua tidak terlalu sering menjenguk putra putrinya selama di pondok, ditakutkan putra putrinya tidak mandiri dan malah menjadi semakin rindu pulang ke rumah.

6. Wali santri yang berpengertian terhadap santri didiknya

Wali santri adalah orang yang bertanggung jawab sebagai orang tua kedua bagi santri selama di pondok pesantren. Wali santri Al Masoem rata rata adalah lulusan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain itu wali santri Al Masoem juga kebanyakan orang yang sudah berpengalaman dengan santri baru. Maka dari itu, ketika ada satu atau dua santri didiknya yang masih rewel karena rindu rumah, wali santri bisa mendampingi, bisa menjadi pendengar dan bisa menjadi salah satu orang yang bisa memposisikan diri untuk selalu ada disamping santri tersebut.

kehidupan diasrama

Sehingga konsep dan metode seperti ini yang akhirnya banyak santri yang betah berada di pesantren. Selain itu juga karena metode ini, akhirnya banyak santri SMPi yang melanjutkan ke SMA Al Masoem ingin kembali bersama wali santri sebelumnya.

Al Ma’soem merupakan sekolah yang tidak pernah menggunakan konsep pendidikan ekstrim kepada siswa dan santrinya. Karena konsep pendidikan ekstrim ini malah akan membuat santri membakang dan semakin tidak betah berada di pondok. Maka dari itu dengan konsep kasih sayang dari orang tua terhadap anaknya, Wali santri Al Ma’soem bisa menjadi sosok yang lebih bijaksana dalam mendidik santri didikannya.

Konsep seperti ini juga yang digunakan Al Ma’soem dalam pembelajaran dan hafalan Al Qur’an. Sehingga santri Al Ma’soem lebih mudah dalam menghafal Al Qur’an. Metode hafalan Qur’an ini sering disebut dengan metode pembelajaran Ummi atau metode pembelajaran seperti seorang ibu dalam mendidik anaknya. Anda tertarik untuk mondok?