Bertaubat setelah Berbuat Dosa, Pasti Allah Ampuni

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

لَوْلَا  كِتٰبٌ  مِّنَ  اللّٰهِ  سَبَقَ  لَمَسَّكُمْ  فِيْمَاۤ  اَخَذْتُمْ  عَذَا بٌ  عَظِيْمٌ

“Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil.” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 68)

Barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang

Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tindakan kaum Muslimin menerima tebusan itu adalah tindakan yang salah. Kalau tidak karena ketetapan Allah yang telah ada sebelumnya bahwa Dia tidak akan menimpakan siksa kepada mereka karena kesalahan itu, tentulah mereka akan mendapat azab yang berat. Mengenai yang dimaksud dengan “ketetapan Allah yang telah ada untuk menyelamatkan kaum Muslimin dari siksaan karena kekhilafan itu” para mufasir mengemukakan beberapa ayat di antaranya firman Allah:

Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan. (al-Anfal/8: 33)

Meskipun ayat ini mengenai kaum musyrikin, tetapi kaum Muslimin lebih berhak atas ketetapan itu. Sedang kaum musyrikin yang sesat dan durhaka dapat selamat dari siksaan Allah dengan keberadaan Nabi di kalangan mereka, apalagi kaum Muslimin yang taat dan setia selalu membantu Nabi dan selalu meminta ampunan kepada Allah, tentu mereka lebih pantas tidak ditimpa siksa yang berat itu. Firman Allah: Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-An’am/6: 54).

Allah SWT memaafkan orang yang berbuat dosa karena kebodohan atau ketidak tahuan.

Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan salah satu bentuk kasih sayang-Nya adalah memaafkan orang yang melakukan kesalahan atau dosa karena ketidaktahuan, kebodohan, atau kelalaian.

Jika seseorang berbuat dosa karena ketidaktahuan atau kekhilafan, mereka dianjurkan untuk segera bertaubat dan memperbaiki diri. Taubat yang tulus dan niat untuk tidak mengulangi kesalahan akan membuat dosa tersebut diampuni, selama tidak ada niat untuk mengulanginya setelah tahu akan kebenarannya.

Permohonan kepada Allah agar tidak menghukum kita jika kita lupa atau melakukan kesalahan.;

ۗ رَبَّنَا  لَا  تُؤَاخِذْنَاۤ  اِنْ  نَّسِيْنَاۤ  اَوْ  اَخْطَأْنَا  ۚ رَبَّنَا  وَلَا  تَحْمِلْ  عَلَيْنَاۤ  اِصْرًا  كَمَا  حَمَلْتَهٗ  عَلَى  الَّذِيْنَ  مِنْ  قَبْلِنَا  ۚ رَبَّنَا  وَلَا  تُحَمِّلْنَا  مَا  لَا  طَا قَةَ  لَنَا  بِهٖ  ۚ وَا عْفُ  عَنَّا  ۗ وَا غْفِرْ  لَنَا  ۗ وَا رْحَمْنَا  ۗ اَنْتَ  مَوْلٰٮنَا  فَا نْصُرْنَا  عَلَى  الْقَوْمِ  الْكٰفِرِ يْنَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)