أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا مَا بِصَا حِبِهِمْ مِّنْ جِنَّةٍ ۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ
“Dan apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 184)
Orang yang membawa kebenaran dan pemberi peringatan disebut gila
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Dalam ayat ini Allah mencela sikap orang-orang Quraisy yang mendustakan Nabi Muhammad, dan tidak merenungkan kenyataan-kenyataan kepribadian Nabi sendiri. Bahkan karena kejujurannya beliau diberi gelar “Al-Amin”. (Orang yang terpercaya) oleh mereka sendiri. Mengapa mereka tidak merenungkan pula inti dakwahnya, sebagai bukti kerasulannya dan ayat-ayat Al-Quran yang menetapkan keesaan dan kekuasaan Allah.
Sekiranya mereka bersedia merenungkan hal yang demikian, tentulah nampak bagi mereka kebenaran, dan tidaklah keluar dari mulut mereka tuduhan bahwa Nabi Muhammad itu orang gila. Dia adalah sahabat mereka semenjak kecil, sedikit pun tidak ada tanda-tanda gila padanya sebagaimana mereka saksikan sendiri dalam perkembangan hidupnya. Allah menceritakan dalam Al-Quran tentang tuduhan mereka itu dengan firmannya:
“Maka tidakkah mereka menghayati firman (Allah), atau adakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek-moyang mereka terdahulu? Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka (Muhammad), karena itu mereka mengingkarinya? Atau mereka berkata: “Orang itu (Muhammad) gila.” Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran.” (al-Muminun/23: 68-69-70)
Dan Mereka berkata, “Wahai orang yang kepadanya diturunkan Al-Quran, sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar orang gila.” (al-Hijr/15:6)
Tuduhan gila kepada Nabi Muhammad oleh orang kafir Mekah itu sebenarnya sudah menjadi kebiasaan orang-orang kafir zaman dahulu kepada Nabi-nabi mereka, seperti Nabi Nuh, Nabi Musa, dan lain-lainnya.
Firman Allah swt: Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, “Dia itu pesihir atau orang gila.” (adz-dzariyat/51: 52).
Sesungguhnya Nabi Muhammad, bukanlah orang gila, tetapi beliau adalah seorang Rasul, seorang yang menyampaikan peringatan kepada manusia tentang azab dan penderitaan yang akan mereka alami jika ingkar kepada Allah dan menolak agama-Nya. Nabi Muhammad hanya memberi nasihat kepada mereka, bahwa kebahagiaan dunia dan akhirat, baik untuk pribadi ataupun masyarakat hanyalah dicapai dengan agama yang dibawanya.
Orang yang memberi peringatan atau menyampaikan kebenaran sering kali dianggap “gila”. Itu ada sejak nabi Nuh, nabi Mussa dan nabi lainnya, bahkan bisa saja sampai akhir zaman, karena beberapa alasan:
- Keterbiasaan, Dalam masyarakat, terkadang ada norma atau kebiasaan yang sudah sangat kuat. Ketika seseorang menyampaikan kebenaran yang bertentangan dengan norma tersebut, ia mungkin dianggap sebagai ancaman atau dianggap tidak wajar.
- Ketidaknyamanan. Kebenaran sering kali tidak nyaman untuk diterima. Orang mungkin menganggap orang yang menyampaikan kebenaran sebagai “gila” untuk menghindari perasaan tidak nyaman atau menghadapi kenyataan yang tidak diinginkan.
Tindakan menyampaikan kebenaran sering kali memerlukan keberanian, dan terkadang itu bisa menyebabkan penilaian negatif dari orang lain. Seharusnya selalu ada yang menyampaikan kebenaran, karena al Quran sendiri memerintahkannya;
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 104)
“Ya Allah, Tuhan yang Maha Bijaksana dan Maha Adil, kami memohon kepada-Mu agar Engkau senantiasa menjaga dan melindungi kebenaran di muka bumi ini. Berikanlah kekuatan dan keberanian kepada mereka yang menyampaikan kebenaran dan memberi peringatan, agar suara mereka tidak lenyap dan dapat memberikan manfaat bagi umat manusia. Jauhkanlah kami dari kebohongan dan kesesatan, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang senantiasa mencari dan menyebarkan kebenaran. Semoga Engkau selalu memberikan petunjuk dan rahmat-Mu kepada semua hamba-Mu. Aamiin.”