Ungkapan ‘pengalaman adalah guru terbaik’ mungkin sudah sering kalian dengar, baik itu dari perkataan orang tua ataupun teman bermain. Makna kalimat ini seolah-olah ingin menyampaikan bahwa cara belajar paling tepat adalah dengan merasakan langsung untuk mendapatkan pengalaman. Tetapi benarkah demikian?
Di artikel ini, kita akan mencoba menelaah lebih lanjut maksud dari kalimat ini dan apa pelajaran yang bisa diambil. Harapannya kalian sebagai anak muda bisa membuka wawasannya dengan lebih luas lagi. Selamat membaca!
Apa itu Pengalaman?
Pengalaman adalah interaksi langsung dengan situasi, peristiwa, atau kondisi tertentu dalm hidup kita. Ini melibatkan semua hal yang kita alami dan pelajari melalui proses menjalani kehidupan sehari-hari. Pengalaman dapat mencakup berbagai hal, baik yang positif maupun negative, yang terjadi dalam hidup kita.
Pengalaman dapat menjadi cara utama dalam mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman tentang dunia di sekitar kita. Hal ini mencakup segala hal mulai dari interaksi sosial, pekerjaan, perjalanan, tantangan, hiburan, pendidikan, dan masih banyak lagi. Setiap pengalaman memberikan pelajaran dan dampak pada cara kita memandang dunia, membuat keputusan, dan bereaksi terhadap situasi.
Belum lagi, setiap orang bisa jadi memiliki cara pandang dalam menemukan pengalaman yang berbeda dan membuat masing-masing pengalaman tersebut punya nilai keunikan tersendiri. Tak ayal, ungkapan ‘pengalaman adalah guru terbaik’ bisa muncul karena pembelajaran yang didapatkan akan sangat mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Benarkan Pengalaman adalah Guru Terbaik?
Untuk menjawab hal ini, mari coba mendengar penjelasan Rektor Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) yakni Prof. Dr. Ir. H. Edi Noersasongko M.Sc. dalam laman Suara Merdeka. Beliau menyampaikan bahwa arti kalimat tersebut yakni ‘seseorang yang berpengalaman akan lebih mudah memahami sesuatu dalam mencapai tujuan yang diinginkan’.
Pengalaman membuat seseorang memiliki wawasan yang luas, sehingga bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan menyesuaikan dengan lingkungan kerja. Selain itu, orang tersebut bisa lebih mudah melaksanakan perencaan kegiatan yang sesuai dengan tujuan, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, tugas dalam organisasi, berkomunikasi, dan lain sebagainya.
Salah satu tokoh yang menjadi contoh dalam tulisan Prof ini adalah Rasulullah SAW ketika menjadi pebisnis yang ulung. Berkat pengalamannya bersama pamannya Abu Tholib menjadi pedagang sejak umur 12 tahun, Ia menjadi sosok pelaku bisnis yang ulet, sukses dan jujur. Banyak ilmu bisnis yang dipelajari oleh Rasulullah selama membersamai pamannya. Itu semua menjadi pengalaman yang berharga bagi diri Rasulullah dan menjadi awal mula kisah bertemu Istri pertamanya yaitu Siti Khadijah.
Dari contoh di atas, ada banyak hal yang membuat pengalaman menjadi sarana belajar yang terbaik. Yang nampak jelas terlihat adalah terjun langsung ke dalam bidang yang digeluti dan merasakan situasi yang dihadapi dan cara mengahadapi hal tersebut. Yang membuat hal ini semakin bermakna adalah penggunaan emosi yang cenderung mudah diingat dalam otak. Misalnya, muncul rasa was-was ketika berhadapan dengan situasi sulit.
Belum lagi bicara soal pengambilan keputusan yang harus dilakukan, ini perlu dilakukan dengan bijak karena memiliki konsekuensi langsung yang perlu dipertanggung jawabkan. Semua hal tersebut, termasuk yang belum disebutkan, menjadi bukti bahwa pengalaman adalah mampu membentuk seseorang menjadi pribadi yang lebih siap menghadapi tantangan.
Dalam konteks siswa, belajar dari pengalaman bisa dilakukan untuk mendapatkan suasana baru ketika mempelajari sesuatu, terkadang bisa menumbuhkan sisi kompetitif. Salah satunya dengan mengikuti kompetisi lomba. Ia akan bertemu dengan peserta lain dan berkompetisi meraih juara 1. Segala hal yang Ia miliki seperti pengetahuan, teknik dan mental akan diuji dan ditempa agar bisa menjadi yang terbaik.
Menentukan Gaya Belajar yang Tepat
Belajar dari pengalaman memang terdengar lebih menantang, namun sebagai siswa, ini bukanlah satu-satunya cara. Bahkan, kegiatan sehari-hari mereka di sekolah adalah belajar di kelas bersama guru.
Belajar itu bisa dilakukan dengan berbagai cara dan melalui media belajar yang beragam pula. Tentunya ini bergantung dengan kemampuan unggulan milik siswa. Untuk memudahkan menentukan hal tersebut, mari simak bersama gaya belajar yang bisa digunakan oleh siswa sebagai berikut:
- Gaya belajar Visual: Ini adalah gaya belajar bagi seseorang yang bisa fokus belajar dengan bantuan gambar, simbol, dan tanda-tanda lainnya menggunakan penglihatan mata. Ciri yang menonjol adalah memiliki sifat teliti dan bisa mencatat dengan detail. Selain itu Ia lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada via verbal.
- Gaya belajar Auditori: Gaya belajar ini mengandalkan kemampuan indera pendengaran dengan lebih baik untuk menangkap informasi. Ciri yang menonjol adalah lebih suka mendengarkan dan mampu menghafal setiap perkataan yang didengar.
- Gaya belajar Kinestik: Ini adaah gaya belajar yang melibatkan gerakan tubuh. Aktivitas bergerak dan tidak monoton seperti olahraga dan kesenian bisa jadi adalah hal yang disukai oleh siswa dengan gaya belajar kinestik. Ciri yang menonjol adalah menyukai aktivitas fisik dan belajar dengan cara praktik.
- Gaya belajar Lingusitik: Gaya belajar ini cocok untuk siswa yang suka mempelajari sesuatu dengan cara menyerap informasi dari bacaan atau tulisan. Ia akan berfokus pada penggunaan setiap kata dan kalimat dengan cermat untuk menikmati belajarnya.
- Gaya belajar Logical: Ini adalah gaya belajar yang diperuntukkan bagi seseorang yang suka berpikir logis. Logis disini artinya suka mengaitkan satu informasi dengan informasi lainnya. Bisa pula berpikir secara terstruktur seolah-olah sedang Menyusun puzzle. Ciri yang menonjol adalah suka untuk menyelesaikan masalah atau problem solving.
Sebagai penutup, kesimpulan yang bisa diambil adalah ungkapan ‘pengalaman adalah guru terbaik’ memang benar adanya, khususnya bila membutuhkan suasana baru untuk belajar dengan lebih menantang dan menumbuhkan sikap kompetitif. Namun, masih banyak pilihan gaya belajar yang bisa diterapkan bagi siswa menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
Pada akhirnya, belajar adalah salah satu kewajiban bagi setiap siswa, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Menemukan gaya belajar yang tepat adalah langkah yang sebaiknya ditentukan sedari dini. Bila ingin mencari tantangan lebih dalam mempelajari sesuatu, mencari pengalaman adalah langkah yang tepat.
Ditulis oleh: Gumilar Ganda