Setiap anak memiliki potensi dan bakat yang berbeda antar satu sama lain. Hal ini yang menyebabkan diperlukan cara yang tepat untuk membuat sang anak terangsang otaknya untuk rajin belajar. Namun persoalannya, masih banyak orang tua yang belum memahami hal penting ini. Jadi seakan orang tua akan ‘memaksa’ gaya belajar yang mereka yakini.
Misalnya, ada seorang Ibu yang mengeluh karena anaknya menonton video animasi di Smartphone padahal sudah waktunya belajar. Menurut si Ibu tersebut, sang anak jadi mengurangi jam belajarnya. Bila kalian mendengar hal ini, mungkin ada baiknya kita berpikir sejenak. Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, coba ajak untuk menemani sang anak ketika menonton hingga video berakhir. Kemudian, tanyakan kepada anak untuk menceritakan ulang apa saja yang terjadi dalam video terebut. Bila sang anak ternyata menjelaskan dengan antusias, maka bisa jadi video adalah media belajar yang disukai.
Contoh diatas menggambarkan bahwa pilihan media belajar bisa mempengaruhi gaya belajarnya. Baik orang tua ataupun guru di sekolah sudah semestinya peka akan gaya belajar yang tepat. Khususnya bagi guru, dimana ada sekumpulan siswa yang diajar dalam satu kelas. Bila dalam pembelajaran tersebut hanya menggunakan satu metode pengajaran saja, maka ini memungkinkan bagi beberapa anak untuk tidak memahami materi.
Lalu apa saja gaya belajar yang cocok digunakan kepada anak? Mari simak penjelasannya berikut!
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual artinya seseorang bisa fokus belajar dengan bantuan gambar, simbol dan tanda-tanda lainnya menggunakan penglihatan mata. Apapun yang berbentuk visual baik itu foto atau gambar, hitam putih atau berwarna, garis atau bentuk, bisa mudah dipahami oleh orang yang cenderung pada gaya belajar ini.
Kabarnya, anak dengan tipe visual cenderung punya pengamatan yang teliti terhadap sesuatu dan bisa mencatatnya dengan detail. Bila sedang mempelajari sesuatu, maka ia akan membuat sebuah gambar atau coretan untuk membantu proses belajarnya. Selain 2 hal tersebut, ciri-ciri lain dari gaya belajar visual adalah:
- Lebih mudah mengingat apa yang dilihat.
- Lebih suka membaca dibanding ketika dibacakan.
- Berbicara dengan tempo yang cepat.
- Pedulit terhadap penampilannya.
- Sulit menerima arahan via verbal, cenderung memahami peringatan yang tertulis.
Jadi bila anak memiliki beberapa ciri di atas, maka coba untuk menyediakan buku belajar yang memiliki ilustrasi atau gambar yang menarik. Berikan sedikit kebebasan dalam hal jenis tugas sekolah yang tidak hanya sekedar menulis saja, tetapi dengan bantuan gambar. Belajar dengan bantuan media video di kelas juga bisa diterapkan oleh guru.
Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori memanfaatkan kemampuan indera pendengaran untuk menangkap informasi. Umumnya anak akan lebih mudah mengingat sesuatu yang didengar dengan telinga, dan tidak mempermasalahkan soal tampilan gambar saat belajar.
Ciri khas dari anak yang memiliki gaya belajar auditori yang kentara adalah mampu menghafal setiap perkataan yang didengar. Ciri lain yang dimliki diantaranya:
- Lebih suka mendengarkan.
- Mudah terganggu dengan situasi yang ramai.
- Membutuhkan waktu lebih lama dalam memahami hal yang bersifat visual.
- Pandai meniru irama suara atau nada.
- Senang membaca dengan mengeluarkan menggerakkan bibir atau dengan bersuara.
- Fasih berbicaradan mudah mengingat nama saat berkenalan.
Gaya Belajar Kinestik
Gaya belajar kinestik ini artinya aktivitas belajar yang melibatkan gerakan tubuh. Jadi bila anak suka mempelajari dengan cara mempraktikan dengan memperagakan (misalnya), maka anak tersebut bertipe kinestik.
Bisa pula anak akan lebih mudah memahami ketika menyentuh obyek yang dipelajari. Dengan kata lain, mereka yang bertipe kinestik menyukai aktivitas bergerak dan tidak monoton seperti olahraga, kesenian dan lain-lain.
Adapun ciri-ciri dari gaya belajar kinestik adalah sebagai berikut:
- Lebih menyukai belajar denganpraktik
- Merasa kesulitan ketika menulis namun pandai untuk bercerita
- Menyukai aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga dan menari.
- Bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat tubuh.
- Menghafal dengan cara berjalan.
Gaya Belajar Linguistik
Gaya belajar lingusitik artinya suka mempelajari sesuatu dengan cara menyerap informasi dari bacaan ataupun tulisan. Anak yang bertipe linguistik ini akan cenderung memerhatikan penggunaan kalimat dan kata-kata saat sedang belajar.
Jadi pilihan belajar yang cocok untuk gaya belajar linguistik ini adalah dengan menggunakan pantun, puisi, menulis cerpen dan jenis permainan kata lainnya. Guru dapat merangsang siswa untuk bisa membuat karya seni tulis sesuai denga topik materi yang sedang dipelajari.
Gaya Belajar Logical atau Mathematical
Gaya belajar Logical ini artinya kemampuan untuk belajar dengan mengaitkan satu informasi dengan informasi lainnya dengan logis. Jadi sang anak lebih suka berpikir secara terstruktur seperti sedang menyusun puzzle dan menemukan jawaban dari situ. Aktivitas hitung-hitungan pun bisa jadi juga bisa digunakan selama itu mampu membantu proses berpikirnya.
Anak yang bertipe logical ini akan cukup menyukai pelajaran yang sifatnya menyelesaikan masalah atau problem solving. Guru bisa menyediakan materi yang mampu membantu siswa untuk berpikir secara kritis. Kemudian bisa dilanjutkan dengan sebuah studi kasus yang bisa mengasah
Penulis: Gumilar Ganda