Bulan Suci Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan ampunan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam. Di bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia berpuasa dari terbit hingga terbenamnya matahari. Selain berpuasa, Ramadhan juga menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan mempererat tali silaturahmi. Dalam mengisi waktu ramadhan yang penuh dengan berkah beberapa orang menyajikan beberapa kegiatan, dari kegiatan yang bermanfaat hingga beberapa orang hanya menghabiskan waktu begitu saja. Pada bulan suci ini, berbagai macam hal yang bermanfaat bisa dilipat gandakan pahalanya, bahkan tidur pun merupakan nilai ibadah yang bisa didapatkan oleh umat muslim yang berpuasa. Dalam menjalani bulan penuh berkah ini sudah sepantasnya kita habiskan dengan hal yang bermanfaat salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan Ramadhan In Campus atau sering disingkat RIC.
Ramadhan In Campus adalah kegiatan yang diadakan sekolah untuk bisa memberikan kegiatan yang positif kepada para peserta didik agar mereka bisa menjalani bulan suci Ramadhan dengan penuh berkah. Dalam kegiatan RIC ini, terjadi beberapa kegiatan khusus yang bisa didapatkan oleh apra peserta didik seperti praktik ibadah, praktek sholat mayit, tata cara memandikan, mengkafani dan menshalatkan mayit dan berbagai macam kegiatan lainnya. Kegiatan RIC tahun ini dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu di seperempat hingga tiga perempat bulan suci Ramadhan. Al Masoem adalah salah satu sekolah berpesantren yang mengadakan acara RIC ini setiap tahunnya.
Menurut Bapak Kosim Saputra selaku ketua RIC 1445 H, mengungkapkan bahwa sebagai umat muslim yang mulia kita harus semangat dalam menjalani bulan suci Ramadhan. “Kita semua harus bersyukur karena kita bisa berkumpul di masjid Pesantren Siswa Al Masoem ini. Selain itu kita juga harus lebih semangat menjalani bulan suci Ramadhan dengan kegiatan RIC yang didalamnya ada Sanlat dan KBM.”
Menurutnya, kegiatan RIC ini adalah kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya di Al Masoem. Ada juga kegiatan seperti RIC ini adalah kegiatan SmartPren atau Smart Pesantren yang merupakan hasil kerjasama dari Pendidikan Nasional dengan IRMA JABAR.
“Kegiatan RIC ini resmi dilaksanakan oleh Al Ma’soem, tapi seperti tahun kemarin. Pendidikan Nasional bekerjasama kembali dengan IRMA JABAR dalam penyelenggaraan acara yang mirip yaitu kegiatan SmartPren atau Smart Pesantren. Sehingga karena ada hilal dari DIKNAS jadi kami ikut bekerjasama untuk RIC tahun ini ada beberapa pengisi acara dari DIKNAS untuk mengisi kegiatan RIC 1445 H,” tutupnya.
Selain di buka dengan alunan ayat suci Al Quran dan sambutan dari ketua penyelenggaraan RIC 1445. Bapak Ketua Yayasan Al Ma’soem Bandung juga ikut meresmikan pembukaan RIC 1445 H ini secara langsung. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa tema RIC ini adalah membentuk pribadi yang ta’lim (pembelajar), tadrib (pembiasaan) dan tadzim (santun) .
“Alhamdulilah bersyukur kepada Allah SWT karena kita masih bisa bertemu dalam RIC 1445 H ini di tempat yang dimuliakan oleh Allah SWT. Tema RIC tahun ini adalah membentuk pribadi yang ta’lim (pembelajar), tadrib (pembiasaan) dan tadzim (santun).”
Bapak ketua Yayasan mengungkapkan bahwa tema RIC ini memiliki banyak makna seperti Ta’lim yang artinya pembelajar, tadrib yang artinya pembiasaan dan ta’dzim yang memiliki makna santun. Yang artinya sangat saling bersangkutan dan berketergantungan.
“Ta’lim, Tadrib dan Ta’dzim memiliki ikatan yang saling berkaitan, seorang muslim sudah sepantasnya mendapatkan pembelajaran yaitu dari sekolah dan salah satunya dengan ikut serta dalam RIC ini meskipun kadang harus dengan cara paksaan, kemudian mereka akan mendapatkan pembiasaan. Pembiasaan ini yang akan dibawa hingga nanti setelah Ramadhan selesai. Dari pembiasaan ini siswa akan memiliki hasil yang baik yaitu adalah attitude yang santun dan berakhlak mulia. Sama seperti moto Al Ma’soem yaitu membentuk generasi yang Cageur, Bageur dan Pinteur,” ungkapnya.
Ketua Yayasan juga mengungkapkan bahwa dalam menyambut bulan suci ramadhan ini ada dua tipe manusia yaitu mereka yang sangat menantikan kehadirannya dan ada juga yang mereka biasa saja.
“Jika diumpamakan bulan suci Ramadhan itu seperti jam antik bagi beberapa orang yang tidak paham akan hal tersebut akan menganggap bahwa jam antik itu merupakan barang yang biasa saja, tapi bagi seorang kolektor barang antik, jam antik merupakan barang yang sangat berharga. Hal ini sama juga seperti bulan suci ramadhan, bagi yang menganggap bulan suci ini bulan biasa atau sama seperti bulan yang lain mereka akan merasa biasa saja tapi bagi mereka yang paham banyaknya keberkahan dibulan suci ini mereka akan menganggap bulan suci Ramadhan ini merupakan bulan yang spesial dan mereka sangat menantikannya, tutup nya”