Setiap pelajar pasti punya reaksi yang berbeda-beda kalau akan menghadapi ujian di sekolah, mau itu ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS) ataupun Ujian Akhir Semester (UAS). Ada yang rajin banget, ada juga yang biasa-biasa saja. Nah, penasaran nggak sih, seperti apa tipe-tipe murid saat menghadapi ujian sekolah?
1. Murid Rajin
Tipe yang pertama ada si murid rajin. Murid tipe ini biasanya sudah menyiapkan bahan belajar untuk ujian sekolah dari jauh hari. Segala jenis catatan pasti sudah diringkas oleh mereka, pokoknya gak ketinggalan satupun yang dijelaskan oleh guru. Karena memang biasanya materi ujian gak jauh dari apa yang pernah guru bahas.
Malam hari biasanya menjadi rutinitas bagi mereka untuk mengulang materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Langkah ini memang penting untuk bisa memahami materi diluar kepala. Otak menjadi lebih encer dalam mengingat materi pelajaran. Umumnya murid dengan tipe rajin ini punya ambisi yang tinggi untuk mendapatkan nilai yang bagus, mungkin sampai dianggap orang kutu buku karena tidak bisa jauh dari buku.
2. Murid Mageran
Kebalikan dari tipe murid rajin, murid yang mageran adalah contoh murid yang terlalu santai atau malas mempersiapkan diri sebelum datang waktu ujian sekolah. Sudah gak mencatat apa yang dipelajari di kelas, gak mau latihan soal, pokoknya sosok murid yang satu ini hanya mengandalkan temannya. Entah itu pinjam catatannya atau pinjam latihan soal yang sudah dikerjakan oleh temannya. Seengaknya murid yang satu ini masih punya kemauan untuk belajar, bagaimana kalau ia sudah tak mau untuk belajar?
3. Murid Masa Bodoh
Tipe yang satu ini masuk kategori yang bahkan belajar pun enggan dalam menghadapi ujian sekolah. Tipe murid masa bodoh ini hanya memikirkan apa berbagai kegiatan menarik selain belajar. Ia lebih menyukai kegiatan yang menyenangkan dirinya, dan belajar tidak masuk kategori ini. Contohnya agenda jalan-jalan, seru-seruan bersama kawan bermain, bermain game hingga berjam-jam dan lain sebagainya.
Ketika menghadapi ujian, tipe murid yang satu ini berharap banyak dengan contekan dari teman bangku di sekitarnya. Memanfaatkan momen saat guru sedang lengah, Ia akan mulai menjalankan aksinya. Namun ada yang lebih gawat lagi, yaitu tidak mengerjakan sama sekali dan hanya menuliskan nama dan nomor induk saja. Kok bisa ya?
4. Murid SKS
Kata SKS ini mungkin cukup familiar di telinga setiap murid kalau bicara soal belajar. Istilah Sistem Kebut Semalam ini merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang ingin menyelesaikan tugas atau belajar di malam hari sebelum tanggal deadline. Membayangkannya saja sudah bikin panik bukan? Tetapi inilah yang sering dilakukan oleh murid yang masuk kategori ini.
Dampaknya, apa yang dipelajari untuk ujian sekolah hanya sebatas menghapal saja bukan memahami. Sekali saja menemukan gangguan dalam pikiran, maka bisa pudar hafalannya. Apalagi ini bisa bikin fisik sang murid tersebut kelalahan karena harus belajar di malam hari sebelum waktu ujian. Padahal yang dianjurkan adalah istirahat dengan cukup sehari sebelum ujian.
5. Murid Pasrah
Tipe yang terakhir ketika menghadapi ujian sekolah adalah tipe murid pasrah. Tipe yang satu ini cukup unik, kalau bukan disebut sebagai yang apes. Ia harus menghadapi situasi dimana sulit untuk mempelajarai mata pelajaran yang diujikan akibat tidak adanya kisi-kisi materi padahal materinya banyak. Belum lagi guru pengajarnya yang kurang mahir menjelaskan sehingga bikin bingung. Mau tidak mau murid ini hanya bisa pasrah terhadap ujian sekolah nanti. Kondisi ini mungkin hanya berlaku pada mata pelajaran tertentu saja, misalnya mata pelajaran Kimia atau Sejarah yang terkenal sulit.
Itulah tipe-tipe murid ketika menghadapi ujian sekolah. Ada yang bisa diambil pelajaran dari hal ini, bahwa belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ujian itu langkah yang bijak untuk dilakukan. Lebih baik yang mana, belajar dengan giat dan mendapatkan hasil yang bagus atau mengikuti remedial akibat hasil ujian yang tidak maksimal?
Jadi, yuk mulai membiasakan diri untuk mengatur jam belajar yang efektif dalam keseharian kita. Dan yang terpenting adalah konsistensi dalam melakukan hal tersebut. Masih kesulitan melakukannya sendiri? Minta bantuan dengan teman yang siap mendukung diri kalian atau juga melalui bantuan guru-guru yang suportif seperti di Yayasan Al Ma’soem. Semangat!
Penulis: Gumilar Ganda