https://almasoem.sch.id/sistem-pendidikan-pesantren-al-masoem-membuat-santri-semakin-betah-di-pesantren/

Sejarah Pesantren Modern di Indonesia

Pesantren modern merujuk pada pesantren-pesantren yang mengintegrasikan tradisi keislaman dengan pendidikan modern. Sejarah pesantren modern ini dimulai pada awal abad ke-20 di Indonesia, ketika para ulama dan tokoh-tokoh pendidikan Islam mulai menyadari pentingnya menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum.

Salah satu tokoh terkemuka dalam pengembangan pesantren modern adalah KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926. KH Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, yang menjadi salah satu pesantren modern pertama di Indonesia. Pesantren Tebuireng menggabungkan pengajaran agama Islam dengan mata pelajaran umum seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa.

Pada masa itu, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh sekolah-sekolah Belanda yang menekankan pada pendidikan barat. Pesantren modern menjadi alternatif bagi masyarakat Muslim yang ingin mempertahankan identitas keislaman mereka sambil memperoleh pendidikan modern. Pesantren-pesantren modern juga membantu memperkuat perjuangan nasionalisme Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda.

Selain Pesantren Tebuireng, pesantren modern lainnya yang terkenal adalah Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur. Pesantren Gontor didirikan oleh KH Imam Zarkasyi pada tahun 1926 dan juga menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum. Pesantren Gontor memiliki kurikulum yang komprehensif yang mencakup mata pelajaran agama, bahasa Arab, bahasa Inggris, matematika, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Seiring berjalannya waktu, pesantren modern semakin berkembang dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pesantren-pesantren modern ini tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tetapi juga melibatkan pembinaan karakter, pengembangan keterampilan, dan pendidikan keagamaan yang kuat.

Pesantren modern juga beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. Banyak pesantren modern sekarang memiliki fasilitas internet, laboratorium komputer, dan metode pembelajaran yang lebih interaktif. Beberapa pesantren modern juga membuka program-program pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi pesantren yang menawarkan gelar sarjana.

Sejarah pesantren modern terus berlanjut hingga saat ini dengan pesantren-pesantren modern menjadi lembaga pendidikan penting bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Pesantren-pesantren ini berperan dalam mempertahankan kebudayaan dan tradisi Islam sambil mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan zaman modern.

Alasan masyarakat lebih percaya pesantren modern dibandingkan yang lain

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat cenderung lebih percaya pada pesantren modern dibandingkan pesantren tradisional. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa pesantren modern mendapatkan kepercayaan yang lebih besar:

  1. Integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan: Pesantren modern mampu menggabungkan ajaran agama dengan pendidikan umum secara seimbang. Hal ini penting bagi masyarakat yang ingin mempertahankan nilai-nilai agama sambil tetap memperoleh pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.
  2. Relevansi dengan kebutuhan masyarakat: Pesantren modern merespons kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung dengan dunia global. Mereka menawarkan kurikulum yang komprehensif, termasuk pembelajaran bahasa asing, ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja.
  3. Pembinaan karakter dan nilai-nilai Islami: Pesantren modern tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat dan pengembangan nilai-nilai Islami. Mereka memberikan perhatian serius terhadap moralitas, etika, kedisiplinan, dan kepemimpinan, yang merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Adaptasi dengan perkembangan teknologi: Pesantren modern memahami pentingnya teknologi dan informasi dalam kehidupan modern. Mereka berusaha mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan internet, komputer, dan multimedia, sehingga siswa dapat terampil dalam penggunaan teknologi.
  5. Kualitas pendidikan yang terpercaya: Pesantren modern yang terkenal memiliki reputasi yang baik dalam memberikan pendidikan berkualitas. Masyarakat melihat prestasi dan keberhasilan lulusan pesantren modern dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik, yang menjadi indikator keberhasilan pendidikan mereka.
  6. Kesempatan untuk pengembangan diri: Pesantren modern sering menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan program pengembangan diri yang mendukung pengembangan pribadi siswa. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di luar ruang kelas.
  7. Dukungan dari tokoh dan ulama terkemuka: Banyak tokoh dan ulama terkemuka di Indonesia memberikan dukungan dan merekomendasikan pesantren modern sebagai tempat pendidikan yang baik. Hal ini mempengaruhi persepsi masyarakat dan memperkuat kepercayaan mereka terhadap pesantren modern.

Meskipun pesantren modern memiliki banyak kelebihan, penting untuk diingat bahwa pesantren tradisional juga memiliki peran yang penting dalam menjaga warisan budaya dan agama. Berikut adalah beberapa peran utama pesantren tradisional dalam hal ini:

  1. Pemeliharaan ajaran agama: Pesantren tradisional menjadi tempat utama untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran agama Islam. Mereka meneruskan tradisi keilmuan agama yang telah ada selama berabad-abad, termasuk studi kitab kuning, tafsir Al-Qur’an, hadis, fiqh, tasawuf, dan lain-lain. Dengan demikian, pesantren tradisional memainkan peran sentral dalam memelihara dan menyebarkan ajaran agama Islam secara autentik.
  2. Pelestarian budaya lokal: Pesantren tradisional sering terkait erat dengan budaya lokal di mana mereka berada. Mereka menjaga dan melestarikan tradisi dan nilai-nilai budaya setempat, termasuk tradisi adat, seni dan musik tradisional, bahasa daerah, dan lain-lain. Pesantren tradisional dapat menjadi pusat pembelajaran dan pelestarian budaya bagi generasi muda.
  3. Penjagaan warisan intelektual: Pesantren tradisional sering menjadi pusat pemikiran, penelitian, dan pemeliharaan literatur Islam klasik. Mereka melestarikan naskah-naskah kuno, menulis ulang teks-teks penting, dan menerbitkan karya-karya ilmiah dalam bidang agama. Dengan demikian, pesantren tradisional berkontribusi pada penjagaan dan penyebaran warisan intelektual Islam.
  4. Pendidikan karakter: Pesantren tradisional memperhatikan pembentukan karakter dan moralitas siswa. Mereka mengajarkan etika, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, kesederhanaan, dan nilai-nilai Islami lainnya. Pesantren tradisional menekankan pentingnya mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang dijunjung tinggi.
  5. Peran sebagai pusat komunitas: Pesantren tradisional sering menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan di komunitas setempat. Mereka mengadakan berbagai acara seperti pengajian, kajian kitab, khutbah Jumat, perayaan hari raya, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Pesantren tradisional memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan sosial dan keagamaan di masyarakat.

Dengan peran-peran ini, pesantren tradisional membawa keberlanjutan dan kestabilan dalam menjaga warisan budaya dan agama, serta memainkan peran yang penting dalam membentuk identitas keagamaan dan sosial masyarakat di sekitarnya. Intinya setiap pesantren memiliki karakteristiknya sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan beragam individu dan komunitas.