أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَاِ مَّا  نُرِ يَـنَّكَ  بَعْضَ  الَّذِيْ  نَعِدُهُمْ  اَوْ  نَـتَوَفَّيَنَّكَ  فَاِ لَيْنَا  مَرْجِعُهُمْ  ثُمَّ  اللّٰهُ  شَهِيْدٌ  عَلٰى  مَا  يَفْعَلُوْنَ
“Dan jika Kami perlihatkan kepadamu (Muhammad) sebagian dari (siksaan) yang Kami janjikan kepada mereka, (tentulah engkau akan melihatnya) atau (jika) Kami wafatkan engkau (sebelum itu), maka kepada Kami (jualah) mereka kembali dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus 10: Ayat 46)
Segala urusan kembali kepada Allah, dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang dikerjakan
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Selanjutnya ditegaskan adanya siksaan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang musyrik, yaitu siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka di dunia dan di akhirat. Siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka akan diperlihatkan kepada Rasul keseluruhan atau sebagiannya baik di waktu Rasul masih hidup ataupun setelah wafat.
Hal itu bergantung kepada kehendak Allah semata. Yang dimaksud dalam ayat itu bahwa Rasulullah saw akan mengetahui siksaan yang akan ditimpakan kepada mereka itu tidak seluruhnya, tetapi hanya sebagian saja, yaitu siksaan yang telah ditimpakan kepada mereka di dunia seperti terkabulnya doa Nabi di waktu perang Badar, yaitu turunnya hujan yang deras yang menguntungkan kaum Muslimin dan merugikan orang-orang musyrik sehingga kaum Muslimin mendapat kemenangan yang gilang gemilang. Juga seperti kekalahan total orang-orang musyrik pada Fath Makkah sehingga kekuatan mereka menjadi binasa sama sekali. Sekalipun demikian, persoalan mereka akan dikembalikan kepada allah, karena di hari Mahsyar kelak Allah akan memperlihatkan kepada Nabi Muhammad saw keseluruhan azab yang akan mereka rasakan.
Kemudian Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan dan tidak ada sesuatupun yang dapat menghalang-halangi pembalasan dan siksaan yang akan mereka rasakan dan mereka alami.
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sesungguhnya janji Allah itu benar. Meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka, atau pun Kami wafatkan engkau (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kamilah mereka dikembalikan. (Gafir/40: 77)
“Atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka. (az-Zukhruf/43: 42)
Beberapa hal yang bisa ditadaburi dari Surah Yunus ayat 46 adalah:
- 1.Kesabaran dalam menanti keputusan Allah: Ayat ini mengajarkan bahwa apakah azab itu datang saat kita masih hidup atau setelah kita tiada, semuanya dalam kendali Allah. Maka, manusia harus bersabar dan tidak tergesa-gesa dalam meminta hukuman bagi orang zalim.
 - 2.Keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui: Allah mengetahui segala amal perbuatan manusia, baik yang tersembunyi maupun yang nyata. Ini memberikan motivasi untuk tetap berbuat baik, meski kebaikan itu tak terlihat oleh manusia.
 - 3.Kepasrahan terhadap ketetapan Allah: Ayat ini mengajak kita untuk menyerahkan semua urusan kepada Allah. Manusia tidak bisa memaksakan kehendak atau mempercepat takdir.
 - 4.Peringatan bagi orang yang mendustakan: Meskipun azab belum turun, bukan berarti Allah lalai. Ini adalah bentuk kasih sayang-Nya yang memberi waktu untuk bertobat.
 
Intinya, ayat ini menanamkan nilai tawakal, kesabaran, dan keyakinan terhadap keadilan serta ilmu Allah yang sempurna.
Surah Yunus ayat 47 berbicara tentang diutusnya seorang rasul kepada setiap umat sebagai pembawa peringatan dan penjelas kebenaran. Doa yang mencerminkan permohonan agar kita diberi hidayah untuk menerima kebenaran saat datangnya peringatan.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Allahumma arinal-ḥaqqa ḥaqqan warzuqnā ittibā‘ah, wa arinal-bāṭila bāṭilan warzuqnā ijtinābah.
“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan karuniakanlah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan serta karuniakanlah kami kemampuan untuk menjauhinya.”
		
