Ciri Utama Mukmin dan Munafik

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
اَلْمُنٰفِقُوْنَ  وَا لْمُنٰفِقٰتُ  بَعْضُهُمْ  مِّنْۢ  بَعْضٍ  ۘ يَأْمُرُوْنَ  بِا لْمُنْكَرِ  وَيَنْهَوْنَ  عَنِ  الْمَعْرُوْفِ  وَيَقْبِضُوْنَ  اَيْدِيَهُمْ  ۗ نَسُوا  اللّٰهَ  فَنَسِيَهُمْ  ۗ اِنَّ  الْمُنٰفِقِيْنَ  هُمُ  الْفٰسِقُوْنَ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah 9: 67)
Munafikun lupa mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Ayat ini menerangkan tentang adanya persamaan di antara orang-orang munafik, baik pria maupun wanita, baik mengenai sifat-sifat mereka maupun mengenai akhlak dan perbuatan mereka. Masing-masing saling menganjurkan kepada yang lainnya untuk berbuat kemungkaran seperti yang diterangkan oleh Nabi: Tanda orang munafik itu ada tiga: Apabila ia berbicara berdusta, apabila ia berjanji mungkir, dan apabila ia dipercayai berkhianat. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Orang munafik itu masing-masing saling melarang antara sesamanya berbuat baik seperti melakukan jihad dan mengeluarkan harta untuk amal-amal sosial terutama perang sabil sebagaimana firman Allah: Mereka yang berkata (kepada orang-orang Ansar), “Janganlah kamu bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” (al-Munafiqun : 7)
Semua itu disebabkan mereka lupa kepada kebesaran Allah, lupa kepada petunjuk-petunjuk agama-Nya dan siksaan-Nya. Lebih tegasnya mereka lupa mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana tidak terlintas di hati sanubari mereka kewajiban berterima kasih atas nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan sehingga mereka mengikuti kehendak nafsu mereka dan godaan setan. Sudah sewajarnya jika Allah melupakan mereka dengan menjauhkan mereka dari karunia taufik-Nya di dunia dan ganjaran pahala di akhirat.
Sesungguhnya orang-orang munafik yang tetap dalam kemunafikannya itu merupakan manusia yang paling fasik di dunia ini bahkan mereka lebih rendah dari orang-orang kafir biasa, karena orang kafir menutupi hati mereka terhadap keesaan atau adanya Tuhan secara terang-terangan. Berlainan halnya dengan orang-orang munafik yang sengaja menutupi kesalahan baik mengenai akidah atau pun mengenai akhlak dan tindak-tanduk perbuatan yang jauh menyimpang dari fitrah manusia yang murni dengan berpura-pura menjadi mukmin.
Munafikun lupa mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Mukmin sejati tidaklah sama dengan orang munafik, karena keduanya memiliki sifat yang berbeda secara mendasar dalam hal iman dan amal. Allah membedakan dengan tegas dalam Al-Qur’an antara keduanya.
Ciri utama orang mukmin:
  1. Keimanan yang ikhlas: Mereka percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati tanpa keraguan (QS. Al-Hujurat: 15).
  2. Ketaatan kepada Allah: Mereka senantiasa menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, baik ketika sendirian maupun di hadapan orang lain.
  3. Mengharapkan ridha Allah: Segala amal mereka ditujukan untuk mendapatkan keridhaan Allah semata (QS. Al-Baqarah: 2-5).
Ciri utama orang munafik:
  1. Berpura-pura beriman: Mereka menampakkan keimanan di hadapan manusia, tetapi menyembunyikan kekafiran di dalam hati mereka (QS. Al-Baqarah: 8-10).
  2. Enggan beramal kecuali dengan riya’: Mereka melaksanakan perintah agama hanya untuk dilihat orang lain, bukan karena mengharapkan ridha Allah (QS. An-Nisa’: 142).
  3. Melupakan Allah: Mereka lebih sibuk dengan urusan dunia dan melupakan Allah (QS. At-Taubah: 67).
Allah berfirman: “Apakah orang yang beriman itu sama dengan orang yang fasik? Mereka tidaklah sama.” (QS. As-Sajdah: 18)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang mukmin dan orang munafik memiliki kedudukan yang berbeda di sisi Allah. Orang mukmin akan mendapat pahala besar dan rahmat Allah, sedangkan orang munafik akan mendapat azab yang pedih di akhirat (QS. An-Nisa’: 145).
Semoga kita  selalu menjaga keikhlasan iman, melaksanakan amal saleh dengan istiqamah, dan menjauhi sifat-sifat munafik.