Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya

‎بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

‎ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

‎سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ.  

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

يٰۤـاَيُّهَا  الَّذِيْنَ  اٰمَنُوْا  لَا  يَحِلُّ  لَـكُمْ  اَنْ  تَرِثُوا  النِّسَآءَ  كَرْهًا   ۗ وَلَا  تَعْضُلُوْهُنَّ  لِتَذْهَبُوْا  بِبَعْضِ  مَاۤ  اٰتَيْتُمُوْهُنَّ  اِلَّاۤ  اَنْ  يَّأْتِيْنَ  بِفَا حِشَةٍ  مُّبَيِّنَةٍ   ۚ وَعَا شِرُوْهُنَّ  بِا لْمَعْرُوْفِ   ۚ فَاِ نْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ  فَعَسٰۤى  اَنْ  تَكْرَهُوْا  شَيْـئًـا  وَّيَجْعَلَ  اللّٰهُ  فِيْهِ  خَيْرًا  كَثِيْرًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 19)

Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya

Allah SWT dan Rasul-Nya mengajarkan umat manusia bersabar dalam menghadapi ujian sehingga bisa mengambil hikmah dari ujian tersebut. Namun, banyak juga orang yang tidak mampu menangkap pesan kasih sayang Allah dan mengambil hikmah dari setiap ujian.

Seorang  hamba harus berprasangka baik kepada Allah saat menerima ujian. Ia mengingatkan Allah telah banyak memberikan nikmat dan karunia kepada manusia.

“Jika engkau tidak berprasangka baik terhadap Allah Ta’ala karena sifat-sifat Allah yang baik, maka berprasangka baiklah kepada Allah karena karunia dan pemberian-Nya kepadamu. Bukankah Dia senantiasa memberimu segala kenikmatan?” (Al-Hikam).

Ujian adalah nikmat dari Allah untuk kebaikan hamba.

Ia mengatakan, apabila kita tidak dapat berbaik sangka terhadap Allah karena Allah bersifat Rabbul Alamien, yaitu Allah yang mencipta, melengkapi, memelihara dan menjamin seisi alam. Allah juga Yang Maha Pemurah dan Penyayang.

Maka sudah seharusnya kita berbaik sangka kepada Allah karena nikmat dan karunia Allah kepada kita dan keluarga kita terus mengalir. Nikmat dan karunia Allah mengalir sejak kita masih berupa air mani hingga kita mati.

Ia menjelaskan, sebaik-baiknya berbaik sangka kepada Allah yakni di waktu menerima nikmat Allah berupa ujian. Ujian itu bagaikan ayah yang mencambuk putranya yang sangat disayangi demi kebaikan putranya.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS Al-Baqarah: 216).

Semoga kita selalu berprasangka baik kepada Allah SWT, baik diuji dengan kenikmatan maupun dengan keburukan…