أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَا لنَّهَا رَ مُبْصِرًا ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّـقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ
“Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang-benderang. Sungguh, yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus 10: Ayat 67).
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
Dalam tafsir ringkas Kementrian Agama RI; Usai menjelaskan kepemilikan Allah atas apa saja yang di langit dan bumi, Dia lalu menjelaskan pengaturan sistem yang berjalan di langit dan bumi. Dialah yang menjadikan malam gelap bagimu agar kamu beristirahat padanya untuk melepaskan lelah, dan menjadikan siang terang benderang agar kamu leluasa untuk mencari karunia Allah. Sungguh, pada pergantian malam dan siang yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengar dengan saksama dan mengambil pelajaran dari apa yang didengar.
“Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)” diulang berkali-kali, terutama dalam konteks penciptaan alam semesta, fenomena alam, dan kehidupan manusia. Meskipun jumlah pastinya bervariasi tergantung pada terjemahan dan redaksi, ayat-ayat yang menekankan keberadaan “tanda-tanda” (آيات, āyāt) Allah tersebar di banyak surah. 
Contoh Ayat yang Menyebutkan Tanda-Tanda Kekuasaan Allah. Beberapa ayat yang menyoroti tanda-tanda kebesaran Allah antara lain: 
- Surah Al-Imran (3):190: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” 
- Surah Ar-Rum (30):21: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri…” 
- Surah Al-An’am (6):99: “Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” 
- Surah An-Nahl (16):11-13: Menyebutkan berbagai nikmat seperti tumbuhan, buah-buahan, dan pergantian siang malam sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir dan mengambil pelajaran. 
- Surat Asy Syu’ara’ ada delapan ayat, salah satunya ;
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً ۗ وَّمَا كَا نَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS. Asy-Syu’ara’:8)
Mengapa Frasa Ini Diulang-Ulang?
Pengulangan frasa ini dalam Al-Qur’an memiliki beberapa tujuan:
- Menekankan Pentingnya Tafakur: Allah mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan-Nya agar meningkatkan keimanan dan kesadaran spiritual.
- Menguatkan Pesan: Pengulangan berfungsi sebagai penekanan agar pesan tersebut lebih meresap dan diingat oleh pembaca atau pendengar. 
- Menunjukkan Konsistensi: Menegaskan bahwa tanda-tanda kebesaran Allah tersebar di seluruh aspek kehidupan dan alam semesta. 
- Mendorong Syukur dan Ketaatan: Dengan menyadari tanda-tanda tersebut, manusia diharapkan lebih bersyukur dan taat kepada Allah.
Sebagai contoh, dalam Surah Ar-Rahman, ayat “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” diulang sebanyak 31 kali untuk menekankan pentingnya mengenali dan mensyukuri nikmat Allah. 
Pengulangan ini bukan sekadar repetisi, tetapi merupakan metode retorika yang kuat untuk membangkitkan kesadaran, introspeksi, dan penghayatan mendalam terhadap kebesaran Allah SWT.
“Sungguh, yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah” (inna fī dhālika la-āyāt)
1.Mengakui kebesaran Allah,
2.Memohon agar hati diberi kemampuan untuk memahami tanda-tanda-Nya, dan
3.Meminta hidayah untuk semakin dekat kepada-Nya.
“Ya Allah, perlihatkan kepada kami tanda-tanda kebesaran-Mu pada ciptaan-Mu. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang berpikir dan mengambil pelajaran, serta tambahkanlah keimanan kami kepada keagungan-Mu.”