أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَلَـقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَا قَ بِا لَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَا نُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ
“Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 10)
Memperolok olok rasul mengundang azab
Memperolok olok rasul sudah ada sejak peradaban manusia hadir di muka bumi, ada beberapa catatan dalam sejarah yang mencatat bahwa tindakan memperolok-olok rasul telah ada sejak zaman dahulu. Sebagai contoh, dalam sejarah berbagai agama, ada kisah-kisah tentang rasul yang menghadapi tantangan, olok-olokan, atau penghinaan dari orang-orang yang tidak setuju dengan ajaran atau keyakinan mereka.
Tindakan memperolok-olok rasul dapat timbul karena adanya perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa takut terhadap perubahan atau pandangan yang berbeda. Ketika keyakinan atau pandangan seseorang diganggu oleh ajaran atau kepercayaan yang berbeda, reaksi pertahanan dapat mengarah pada tindakan memperolok-olok.
Selain itu, konsep “zona nyaman” yang terganggu juga dapat berhubungan dengan identitas pribadi atau kelompok. Akibatnya, mereka mungkin merasa perlu untuk membela keyakinan mereka dengan tindakan memperolok-olok.
- Sejarah terus berulang itu yang disebutkan dalam al Quran, beberapa rasul diperolok olokan sampai mengundang azab Allah.
- Setiap ada perubahan harus siap menghadapi tantangan dari orang atau kelompok yang tidak menginginkan perubahan.
- Islam sendiri agama yang dinamis, menuntut adanya perubahan;
Nabi Muhammad saw mengingatkan umatnya agar dari waktu ke waktu adanya perubahan agar menjadi orang beruntung, jangan sampai menjadi orang yang merugi apalagi sampai menjadi golongan orang celaka:
من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).
Semoga kita termasuk orang yang beruntung, yang berusaha mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik.