Pondok Pesantren mempunyai nilai historis terhadap gerakan sosial keagamaan. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Maka wajarlah apabila banyak kalangan yang menyebutnya sebagai “Bapak” pendidikan Islam di negara yang mayoritas penduduknya umat Islam ini. Pondok pesantren lahir karena adanya tuntutan dan kebutuhan masyarakat, karena pada zaman dahulu belum ada lembaga pendidikan formal; dan meskipun ada hanya dapat diikuti oleh kelompok-kelompok tertentu.
Karena adanya tuntutan dari umat ini, maka pondok pesantren selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Pesantrenpun menjadi pusat peradaban dengan asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang beradab harus lebih diutamakan daripada hanya manusia sebagai makhluk sosial. Kontribusi pesantren terhadap pembangunan nasional tetap menempati posisi yang penting. Pesantren harus menjadi tempat simulasi terjadinya pembaharuan pemikiran Islam yang dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Jadi sudah sejak lama sebelum digaungkan Indonesia memiliki bonus demografis Pesantren sudah tampil menyiapkan dan meningkatkan kualitas SDM. Fakta sejarah membuktikan bahwa pesantren telah berperan besar dalam pembangunan dan pengembangan Sumber Daya M anusia generasi bangsa. Pembangunan SDM di pesantren meliputi pembangunan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, serta kecerdasan sosial civitas akademika pesantren. Sampai saat ini pesantren masih bisa eksis sebagai tempat pendidikan bagi masyarakat dan tetap bertahan di tengah arus perubahan dan bahkan mampu mengimbangi irama perutaran zaman.
Melihat eksistensi dan peran pesantren dalam pembangunan SDM bangsa, maka terdapat peluang besar pesantren menjadi salah satu pusat peradaban muslim di Indonesia. Oleh karena itu, peran pondok pesantren harus selalu ditingkatkan. Pondok pesantren harus tetap berperan, berdampingan dan bersinergi dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Pesantren tetap berperan sebagai sistem pendidikan yang utuh dan menyeluruh dalam rangka ibadah kepada Allah. Dalam sistem pendidikan pesantren, keseluruhan kegiatan pendidikan didasarkan pada prinsip ibadah sehingga tidak satu detik pun waktu terbuang secara sia-sia. Peran dan kontribusi pesantren termasuk dengan para kiyainya juga mempengaruhi corak dan sistem pendidikan, bukan hanya pendidikan intelektual, spiritual dan moral, akan tetapi juga pendidikan karakter bangsa dan pendidikan sosial melalui organisasi.

Kejayaan peran civitas pesantren ini masih sangat relevan untuk membangun kembali peradaban Islam dari dunia pesantren. Membangun sebuah peradaban bukanlah hal yang mudah. Karena bangunan sebuah peradaban cukup kompleks dan menyangkut berbagai aspek yang saling terkait antara yang satu dengan lainnya. Fakta sejarah membuktikan bahwa hampir semua peradaban besar di dunia memiliki lembaga pendidikan tinggi atau universitas.
Untuk menopang pengembangan ilmu pengetahuan maka pesantren memerlukan pusat-pusat perpustakaan yang memadai, representatif dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Pondok pesantren juga bekerjasama dengan perguruan tinggi umum atau perguruan tinggi luar pesantren untuk memformulasikan bentuk pengajaran, dan juga penguasaan sains dan teknologi yang terus berkembang guna mencetak bibit unggul intelektual pesantren yang menguasai sains dan berwawasan luas tetapi tetap dengan dasar “wahyu menuntun ilmu”. Dengan terus bersinergi dan melakukan perubahan kea rah yang baik tetapi tidak menghilanggkan dasar yang sesungguhnya “wahyu menuntun ilmu” maka pesantren akan berkembang dan maju mencetak SDM yang berkualitas sepanjang zaman.

