Apakah penting guru memberikan reward dan punishment kepada siswa? Atau seberapa pentingkah reward dan punishment dalam pendidikan? Reward dan punishment merupakan 2 hal yang sangat penting diberikan baik oleh lembaga, perusahaan, sekolah bahkan dalam dunia keluarga. Reward ini bisa dijadikan sebagai motivasi bagi mereka yang melaksanakannya agar setiap usaha yang mereka lakukan memiliki target dalam kehidupannya. Sedangkan punishment juga bisa dijadikan sebagai motivasi agar seseorang tidak terjerumus kedalam hal yang dilarang oleh sebuah lembaga terutama dalam dunia pendidikan.
Reward sendiri memiliki pengertian yaitu memberikan sesuatu pada orang lain sebagai bentuk penghargaan untuk cinderamata atau kenang kenangan yang menjadi salah satu metode psikologi pendidikan.

Sebagai sebuah lembaga sekolah yang profesional, metode pendidikan dengan konsep reward & punishment perlu diberikan kepada siswa, alasannya tidak lain tidak bukan adalah sebagai bentuk perhatian dari lembaga pendidikan kepada siswa. Perhatian ini bisa berupa pemberian reward kepada mereka yang bersungguh sungguh dan memberikan punishment kepada mereka yang melanggar norma pendidikan di sekolah.
Reward dan punishment yang diberlakukan juga tidak boleh sama, harus berbeda beda sesuai dengan tingkatan yang didapatkan siswa. Misalkan, seorang siswa berhasil meraih Emas atau juara 1 dalam tingkat Nasional tidak bisa diberikan reward yang sama dengan siswa yang meraih juara 1 atau Emas dalam tingkat Kabupaten/Kota. Ini penting, agar motivasi siswa bisa lebih tinggi lagi, karena semakin tinggi tingkatan, semakin sulit juga persaingan dan reward yang didapatkan siswa juga akan semakin tinggi.
Dengan pemberian reward juga, peserta didik terutama siswa dapat menunjukkan kemajuan dan juga tingkah laku yang baik sehingga bisa dijadikan contoh oleh teman temannya.
Reward juga bisa dianggap sebagai alat atau sistem dalam dunia pendidikan yang dapat mendukung tumbuh kembangnya siswa dalam berprestasi. Selain itu juga dapat dijadikan kebanggaan bagi siswa dan orang tua siswa yang meraihnya. Reward juga dapat dijadikan bukti bahwa seseorang sudah mencapai prestasi, karena reward yang diberikan kepada siswa biasanya berupa sertifikat dan piala atau dalam bentuk barang. Barang ini bisa dijadikan sebagai bukti, bahwa seorang siswa pernah meraih sebuah prestasi yang membanggakan sekolah. Selain itu juga reward juga sudah sepantasnya disimpan secara tertulis dan bisa berbentuk data agar ketika seorang siswa lulus dari sebuah sekolah, dia bisa kembali meminta data prestasi yang pernah ia capai jika memang diperlukan dimasa yang akan datang.
Sedangkan pemberian punishment juga merupakan hal yang penting diberikan oleh guru kepada peserta didik. punishment juga menjadi salah satu sistem dalam dunia pendidikan juga termasuk salah satu metode pembelajaran yang wajib dijalankan dalam dunia pendidikan.
Punishment atau hukuman memiliki arti sebagai suatu bentuk prosedur atau tindakan yang diberikan kepada individu atau kelompok atas kesalahan, pelanggaran atau kejahatan yang telah dilakukan dalam bentuk reinforcement negatif atau penderitaan dalam rangka pembinaan dan perbaikan tingkah laku sehingga tidak terulang kembali di kemudian hari.
Dengan hukuman atau punishment diharapkan seorang siswa yang melakukan kesalahan dapat menyadari perbuatannya, sehingga tidak kembali mengulangi kesalahannya. Pemberian punishment juga diharapkan dapat meminimalisir tindak kejahatan atau pelanggaran dalam dunia pendidikan.

Dalam pemberian hukuman sudah selayaknya jika dunia pendidikan bisa memberikan hukuman yang tidak bersifat amarah yang dimana selain dapat merusak nama sebuah lembaga pendidikan, dengan hukuman yang menggunakan amarah bahkan menggunakan hukuman fisik dapat merusak mental siswa.
Ketika mental seorang siswa rusak, yang hancur bukan hanya pendidikannya saja tapi juga dapat menyebabkan traumatik yang berkepanjangan. Maka dari itu, lembaga pendidikan harus sangat bijaksana dalam memberikan punishment kepada siswa, minimal siswa tersebut dibuat jera dengan sebuah sistem yang berlaku. Jika tidak, gunakan metode lainnya yang tidak membuat siswa yang menjadi trauma atau bahkan malu untuk berangkat ke sekolah.
Karena pada dasarnya punishment memiliki efek emosional yang tidak menguntungkan sebab kekuatan anak tergeneralisir pada perilaku lainnya. Hukuman akan menggantikan satu perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku lain yang juga tidak diinginkan.
Ada beberapa metode punishment yang bisa diberikan kepada siswa yang memang bermaksud untuk mendidik salah satunya adalah sistem poin pelanggaran yang berlaku di SMP dan SMA Al Masoem.
Metode atau sistem poin pelanggaran ini merupakan sistem yang menjadi ciri khas utama dalam dunia pendidikan di Al Masoem. Karena dengan metode seperti ini, setiap siswa seakan diberikan imunitas atau bekal poin, yaitu 100 poin dan 250 poin bagi siswa yang berstatus sebagai santri pesantren Al Masoem.

Setiap poin yang dimiliki siswa, bisa berkurang seiring berjalannya waktu, jika siswa tersebut melakukan pelanggaran. Jumlah poin dan jenis pelanggaran nya juga berbeda beda dan memiliki berbagai macam tingkatan, dari yang paling ringan hingga poin pelanggaran yang berat. Yang berat ini juga tidak akan ada permaluan kepada siswa, artinya ketika siswa melakukan pelanggaran berat, Pihak Bimbingan dan Konseling sekolah akan langsung memanggil tersangka orang tua siswa yang melakukan pelanggaran berat langsung ke ruang BK.
Disini akan dijelaskan tentang pelanggaran yang dilakukan siswa tanpa ada sedikitpun penekanan kepada siswa yang bersangkutan. Selain itu juga konsep atau sistem poin pelanggaran ini juga selalu dilakukan pemutihan atau pembersihan setiap 1 semester. Itupun bagi siswa yang memiliki pelanggaran ringan, sedangkan siswa yang memiliki pelanggaran yang lumayan tinggi, akan diberikan pembinaan dan pesantren kilat khusus bagi siswa yang bermasalah sebagai bentuk skors dari sekolah.