Pentingnya hafalan al quran bagi santri al ma’soem

Pentingnya Hafalan Al Quran Bagi Santri Al Ma’soem

Membaca Al Quran merupakan kewajiban bagi seorang Muslim. Bagaimana tidak, Al Qur’an adalah sebuah kitab induk dan menjadi rujukan utama dari segala rujukan. Ia menjadi pondasi segala ilmu, sehingga pembelajaran dan hafalan al Qur’an yang intensif dilakukan pada lingkungan asrama pesantren.

Dahulu ketika Al Quran diturunkan, cara untuk mengingat ayat-ayat Al Qur’an adalah dengan menghapal. Bahkan Rasulullah SAW sendiri ikut menghapal karena tidak bisa membaca dan menulis, begitu pula sahabat Nabi lainnya. Namun proses pembukuan akhirnya dimulai ketika masa Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dan dipatenkan ketika masa Khalifah Utsman bin Affan. Kitab Al Qur’an yang kita baca saat ini, termasuk yang digunakan di lingkungan pesantren, merupakan jenis kitab Utsmani.

Kehadiran kitab Al Qur’an membuat semua umat muslim dimanapun bisa dengan mudah membaca, menghapal maupun mempelajarinya. Berbagai teknik pun dikenalkan agar kita semakin mudah untuk mengingat isi kitab suci ini.

Di Pesantren Al Ma’soem sendiri memberikan ruang yang sama kepada para siswa santri untuk bisa menghapal al Quran. Mulai dari pengadaan kelas Tahsin dan kelas Tahfidz bagi santri pesantren. Bagi yang sudah lancar membaca al Qur’an bisa memasuki kelas Tahfidz untuk mendalami hafalannya, sedangkan bagi yang belum lancar membaca akan masuk ke kelas Tahsin.

Dan ini dilakukan secara berulang-ulang hampir setiap hari, baik dalam pembelajaran sekolah maupun pembelajaran pesantren. Kami meyakini bahwa metode menghafal Al Quran dengan konsep mengulang-ulang hafalan dan Muroja’ah adalah metode yang efektif dan bisa dipahami oleh siswa santri.

Contohnya, dalam lingkup sekolah SMP Al Ma’soem, siswa SMP akan mengadakan muraja’ah setiap pagi sebelum dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yaitu sekitar pukul 7 pagi hingga jam 8 pagi. Pada waktu tersebut, siswa SMP juga dibolehkan untuk melaksanakan shalat dhuhah sebagai bentuk implementasi amalan sunnah.

Bagi siswa SMA Al Ma’soem, kegiatan muraja’ah dilaksanakan setelah kegiatan shalat dzuhur berjama’ah usai. Lokasi kegiatannya berada di Masjid PSAM. Ada alasan tertentu mengapa ada perbedaan waktu muraja’ah antara siswa SMP dan siswa SMA, salah satunya agar suasana sekolah tetap tertib tanpa campur aduk antara kedua tingkat sekolah tersebut.

Adapun bagi siswa santri pesantren Al Ma’soem, kegiatan muraja’ah dilakukan secara lebih intensif. Selepas kelas formal, ada waktu tambahan muraja’ah yang dilakukan selepas ba’da magrib hingga menjelang Isya pada hari senin-jum’at. Sedangkan di akhir pekan biasanya dilakukan sebelum dan sesudah shalat dzuhur.

Dengan menggunakan teknik muraja’ah, kami memiliki target untuk setiap lulusan SMP Al Ma’soem maupun SMA Al Ma’soem, setiap siswa santri pesantren ataupun tidak, untuk bisa menghapal minimal 1 (satu) juz. Bila bisa menghapal lebih dari itu maka akan lebih baik lagi karena bisa mempengaruhi prestasi siswa tersebut di sekolah. Ingat, di Al Ma’soem menghargai setiap prestasi siswa dengan cara memberikan fasilitas bebas DOP dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

 

Penulis: Gumilar Ganda