Saling Menghargai Antar Siswa di Lingkungan Sekolah

Kesejahteraan Siswa di Sekolah Berasrama

Kesejahteraan seorang siswa di sekolah berasrama dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjalani keseharian santri di asrama, karena pada dasarnya kesejahteraan siswa di sekolah berasrama atau boarding school ini sangat berpengaruh pada keseharian santri. Santri yang tidak betah di pesantren dia akan cenderung lebih terlihat badmood, jika memang dia bisa membohongi dunia dengan rasa cerianya tertawa mereka yang menyimpan kesedihan dan mereka yang memang tertawa karena bahagia juga berbeda. Begitu juga dari mimik wajah, santri yang tidak betah di sekolah berasrama cenderung lebih sering mengurung diri di kamar atau bahkan sering terlihat melamun beberapa diantaranya bahkan terlihat murung. Kesejahteraan siswa ini merupakan hal yang sangat penting, karena santri yang tidak betah dan tidak bahagia menjalani waktu di pesantren akan mempengaruhi nilai nilai di asrama, baik itu nilai secara akademis dan non akademis. 

Santri yang tidak betah juga dapat ditandai dengan rasa ingin pulang ke rumah, jika pulang juga kadang mereka mengambil waktu lebih lama daripada santri pada umumnya. Meskipun itu dilarang oleh pihak sekolah namun tetap saja yang namanya anak usia remaja yang siap nyantri tidak layak jika harus dipaksa untuk sekolah, harus ada masukan positif dari orang tua untuk bisa meyakinkan dan mencari tahu hal apa saja yang membuat anak tidak betah di sekolah berasrama atau pesantren. Dalam beberapa jurnal yang kami baca, ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat dalam kesejahteraan siswa selama di sekolah berasrama. Diantaranya adalah : 

Lingkungan

Lingkungan asrama menjadi faktor utama yang membuat santri tidak betah di asrama. Misalkan lingkungan yang kumuh, kebersihan sekolah yang kurang terjaga dengan baik, lokasi sekolah berasrama yang di pelosok juga menjadi salah satu alasan kenapa siswa tidak betah di asrama. Ditambah lagi jika lingkungan yang kurang nyaman seperti panas, pengap dan polusi yang tinggi juga menjadi salah satu alasan kenapa siswa tidak betah di asrama. Bahkan ada beberapa siswa yang tidak betah karena harus berbagi kamar dengan siswa lainnya, ya lebih baik berbagi dengan 4-6 santri, karena ada beberapa pesantren yang membagi 1 kamar dengan puluhan santri lainnya. Selain lebih pengap juga kurang manusiawi.  

Merindukan orang tua

Faktor selanjutnya adalah karena rindu orang tua. Memang ini merupakan hal yang bersifat umum apa lagi untuk siswa tahun ajaran baru. Tapi jika sampai 1 tahun berada di asrama masih manja dan menangis menangis karena rindu orang tua itu merupakan sebuah konsep diri yang negatif. Artinya itu bukan salah sebuah pesantren, tapi memang kesalahan dari santri itu sendiri yang tidak atau belum siap untuk mondok di sekolah berasrama. Maka dari itu penting bagi orang tua untuk menanyakan terlebih dahulu kepada anak sebelum memilih sekolah, pihak sekolah juga harus lebih bijaksana dalam memilih siswa dan calon siswa dan santrinya. Jangan sampai menerima santri karena memang mencari keuntungan semata tanpa pernah peduli pada calon santri yang belum siap untuk nyantri.

Pergantian guru pendamping atau wali santri

Penggantian guru pendamping asrama atau wali santri juga menjadi salah satu faktor kenapa santri tidak betah di sekolah berasrama. Penggantian guru pendamping juga biasanya karena beberapa hal, seperti wali santri memang resign dari pekerjaannya atau juga karena faktor lainnya seperti di mutasi dan jika wali santri perempuan karena sedang cuti hamil dan melahirkan. Jika memang penggantian guru pendamping menjadi masalah kesejahteraan santri di sekolah berasrama, lebih baik anda perbincangkan dengan kepala pesantren agar mendapatkan solusi terbaik bagi anda sebagai siswa.

Konflik dengan teman

Yang namanya asrama atau sekolah berpesantren konflik itu pasti ada, namun ada orang yang secara bijaksana meminta maaf dan saling memaafkan, ada juga yang malah memilih untuk balas dendam. Tipe orang yang kedua ini yang memang membuat seorang siswa tidak betah di asrama. Namun meski begitu, cobalah untuk menghadapi setiap masalah dengan kepala dingin, jangan sampai karena konflik kecil anda jadi merasa tidak betah di asrama.

Jika anda tidak betah karena beberapa faktor di atas, anda harus bisa berkomunikasi dengan pihak BK atau Bimbingan konseling sekolah berasrama untuk mengatasi setiap masalah yang anda hadapi. Karena bagaimanapun anda akan menempuh waktu yang tidak sebentar, maka penting bagi anda untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah berasrama. Jika memang anda memiliki konflik dengan teman sekamar juga, belajarlah bijaksana dalam mengatasi masalah anda dengan teman anda. Jangan sampai melakukan tindakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah yang tengah anda hadapi, karena sebuah masalah tidak akan pernah beres dengan dibakar api, tapi mereka akan melunak dengan kesabaran dan rasa saling memaafkan.