Hubungan guru dan murid ibarat seperti orang tua dan anak, dimana guru akan membimbing para murid ketika memasuki lingkungan sekolah. Tidak hanya seputar membimbing dari segi keilmuan saja, tetapi juga dari segi adab, perilaku dan juga sikap yang baik. Salah satu contohnya adalah sikap saling menghargai satu sama lain antar siswa di lingkungan sekolah.
Coba bayangkan situasi ini. Pada suatu hari di momen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sedang berjalan, ada seorang murid yang ditunjuk guru untuk maju ke depan kelas dan menjawab sebuah pertanyaan. Siswa yang ditunjuk tersebut dengan wajah muram dan enggan berdiri dan melangkah ke depan. Ia bukan tidak tahu apa yang harus dijawab, hanya merasa menjadi bahan obrolan bagi teman lainnya di kelas. Pun sang guru ketika Ia menulis jawaban di papan, hanya diam memandang buku di mejanya dan menoleh ketika sang anak tersebut mengucap “Pak, sudah”.
Mari kita coba telaah contoh kasus di atas. Sikap yang diperlihatkan oleh teman sekelas dari anak yang maju menggambarkan sikap tak acuh dan kurang menghargai. Disini peran guru cukup besar untuk mengendalikan situasi kelas, namun guru tersebut tidak berperan dengan semestinya.
Faktanya, kelas menjadi tempat dimana para siswa menghabiskan waktunya untuk belajar di sekolah. Maka bila para guru menyadari, bentuk sikap saling menghargai dimulai dari pembelajaran di kelas. Ini bisa diimulai dari adab ketika berbicara dan adab ketika mendengar yang saling berkaitan. Kedua adab tersebut bagi siswa dapat dilihat dari bagaimana anak tersebut mengucapkan hal-hal yang benar dan tidak dusta, tahu kapan waktunya untuk berbicara atau mendengar, dan menghindari perdebatan tidak perlu.
Untuk mencapai hal tersebut, para guru bisa mulai menyusun strategi pembelajaran yang melatih sikap saling menghargai antar siswa. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Guru membuat suatu tanda khusus kepada siswa di kelas, dimana disaat situasi kelas tidak kondusif atau gaduh, guu akan menggunakan tanda tersebut agar kelas menjadi diam kembali.
- Guru akan menginstruksikan kepada seluruh siswa di kelas untuk dian mendengarkan dan memperhatikan siswa yang berbicara di depan kelas atau presentasi dari siswa. Jadi para siswa lain diajak untuk menghormati teman yang maju dan memperhatikan yang dibicarakan dengan baik dan seksama.
- Bila ingin menanggapi apa yang dibicarakan oleh siswa di depan kelas, tunggu hingga waktu yang tepat (misal ketika presentasi berakhir). Ketika guru sudah memberikan aba-aba untuk masuk sesi bertanya, siswa yang ingin bertanya bisa mengangkat tangan terlebih dahulu dan barulah mulai berbicara.
- Ketika presentasi, Guru dapat mengatur posisi duduk (misal melingkar) agar seolah-olah semua siswa menghadap ke arah tim presentasi bila diperlukan.
- Guru mengajak seluruh siswa selain yang maju ke depan untuk mendengarkan dan mengamati hal yang disampaikan. Ini dilakukan agar setiap siswa memiliki bahan untuk berdiskusi nantinya pada waktu momen bertanya.
- Momen diskusi pasti akan mempertemukan berbagai pandangan yang diutarakan oleh siswa. Untuk menjaga diskusi tetap sehat, guru turut mengingatkan kepada para siswa untuk tetap santun dalam menyampaikan.
Beberapa langkah diatas bisa menjadi strategi dalam membangun sikap saling menghargai antar siswa. Bila hal ini telah dibiasakan oleh guru di kelas, harapannya dapat menjadi budaya yang melekat terus hingga ketika para siswa menjadi dewasa.
Penulis: Gumilar Ganda

