أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
يُّرِ يْدُ اَنْ يُّخْرِجَكُمْ مِّنْ اَرْضِكُمْ ۚ فَمَا ذَا تَأْمُرُوْنَ
“yang hendak mengusir kamu dari negerimu. (Fir’aun berkata), Maka, apa saran kamu?” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 110)
Merasa dirinya Tuhan, tapi masih meminta saran kepada para pembesarnya
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Oleh karena Firaun meminta saran kepada para pembesarnya, maka mereka mengajukan saran agar Musa dan saudaranya (yaitu Nabi Harun) ditahan, dan penyelesaian masalahnya ditangguhkan buat sementara. Di samping itu, Para pembesar Firaun itu mengatakan bahwa Firaun harus segera mengirim utusan, ke semua pelosok negeri, untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir yang sangat mahir, yang diharapkan akan dapat mengalahkan mukjizat Nabi Musa yang telah diperlihatkan kepada mereka.
Adanya saran mereka untuk menangguhkan persoalan Nabi Musa, menunjukkan bahwa Firaun telah berniat untuk membunuh Nabi Musa dan saudaranya Harun. Lalu para pembesar menyarankan, agar Firaun tidak tergesa-gesa melaksanakan pembunuhan itu, sebelum diuji kebenarannya dengan dihadapkan kepada ahli-ahli sihir yang pandai, sehingga persoalan menjadi jelas bagi orang banyak.
Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa adanya saran untuk mengumpulkan semua ahli sihir yang paling mahir yang ada di negeri Mesir pada masa itu, menunjukkan betapa hebatnya mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Musa, sehingga mereka merasa perlu untuk mengumpulkan semua ahli sihir yang pandai untuk melawannya. Di samping menunjukkan kebodohan Firaun dan para pengikutnya, yang tidak bisa memahami bahwa yang diperlihatkan oleh Nabi Musa kepada mereka adalah anugerah Allah Yang Mahakuasa.
Karena ketidakfahaman mereka, maka mereka mengira sama dengan sihir. Selain itu peristiwa ini juga menunjukkan, bahwa salah satu dari sifat manusia ialah suka menentang meskipun ia melihat sesuatu yang benar. Sifat inilah yang mendorong Firaun dan para pengikutnya untuk mengumpulkan ahli-ahli sihirnya untuk menentang Nabi Musa as.
Bila diselidiki motif yang mendorong mereka untuk menentang rasul dan agama yang dibawanya, tak lain adalah kekhawatiran mereka akan kehilangan pengaruh, dan keinginan mereka untuk mempertahankan kedudukan, kekuasaan, kewibawaan, dan harta benda. Maka para pemuka Firaun itu menghasut Firaun dengan menyatakan, bahwa Musa bermaksud untuk merebut kekuasaan dari tangan Firaun, dan mengusirnya dari negerinya. Sikap menjilat semacam itu senantiasa dijumpai sepanjang masa.
lingkungan sosial kerap juga dijumpai seseorang yang memiliki sikap penjilat, alih-alih bersikap ramah namun ternyata memiliki maksud atau tujuan licik dibelakangnya. Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran islam atau sebagaimana Rasulullah SAW selalu memberikan contoh perilaku akhlakul karimah pada umatnya. Baca Juga: Hukum Menjaga Emosi dan Lisan dalam Islam Tahukah bahwa, seorang penjilat adalah orang yang tidak akan segan melakukan berbagai cara agar menjadi lebih dekat dengan pihak yang dirasanya akan menguntungkan, misalnya atasan atau orang tertentu.
Berdasarkan dari beberapa sumber, menjilat merupakan sikap memuji orang di hadapannya dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya, adalah sebuah perbuatan yang sangat berbahaya bagi sang penjilat maupun sasarannya. Bagi yang dijilat, pujian ini bisa menyebabkan dirinya terjatuh dalam ujub bahkan tertipu dengan pujian. Apalagi dia tentunya menyangka bahwa dirinya begitu baik serta mulia seperti pujian tersebut, padahal pujian itu bukan pujian yang tulus untuknya. Baca Juga: Hukum Pamer dan Membanggakan Diri dalam Islam Untuk itu, perlu diketahui khususnya bagi umat muslim bahwa dalam satu hadits disebutkan ada seseorang yang memuji orang lain berlebihan di hadapan orang yang dipuji, maka Rasulullah SAW memperingatkan kepada orang yang memuji itu, sebagaimana berikut:
ويحك قطعت عنق صاحبك قطعت عنق صاحبك مرارا
“Celaka engkau, engkau telah memotong leher saudaramu! Celaka engkau, engkau telah memotong leher saudaramu!” Nabi mengulanginya beberapa kali. (HR Bukhari & Muslim).
Semoga kita tidak termasuk orang yang suka menjilat dan memuji secara berlebihan..