Pentingnya Hafalan Al Quran Bagi Santri Al Ma’soem

Tips Mengajari Baca Al Qur’an dengan Baik dan Benar di Pesantren Al Masoem

Membaca Al Qur’an merupakan ibadah yang sangat dianjurkan untuk seorang muslim. Oleh karena itu, Pesantren Al Masoem terus mengajarkan cara membaca Al Qur’an dengan benar kepada santrinya, terutama yang belum bisa/lancar membacanya. Al Masoem mempunyai tips mengajar baca Al Qur’an agar untuk para santrinya.

Belajar membaca Al Qur’an hingga lancar membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung kepada kerajinan dan kepandaian santri dalam belajar membaca Al Qur’an. Namun, di pesantren rasa belajar Al Qur’an akan terasa lebih mudah dan menyenangkan karena banyak teman-teman yang seperjuangan.

Tips Mengajari Baca Al Qur’an di Pesantren Al Masoem.

Tidak semua murid yang masuk ke pesantren sudah bisa/lancar membaca Al Qur’an, termasuk pesantren di sebuah sekolah boarding school. Bagi santri yang masih sedikit kemampuannya dalam membaca Al Qur’an dengan benar, Pesantren Al Masoem memiliki tips untuk mengajarinya.

  1. Mengenalkan Huruf-huruf Hijaiyah

Guru di pesantren akan memperkenalkan huruf hijaiyah bagi santri yang belum bisa membaca Al Qur’an. Mereka harus tahu bahkan hafal setiap huruf hijaiyah agar pelajaran membaca Al Qur’an kedepannya lebih mudah. Mengetahui dan hafal huruf hijaiyah sangat penting karena merupakan dasar dalam membaca Al Qur’an.

Tidak hanya sekedar mengenalkan hurufnya saja, tetapi dengan pengucapannya yang benar atau biasa disebut dengan makhorijul huruf. Pengenalan makhorijul huruf juga sangat penting agar para santri terbiasa mengucapkan setiap huruf hijaiyah dengan benar. Salah mengucapkan makhorijul huruf dapat membuat salah arti.

2. Mengenalkan Tanda Baca

Unsur penting lainnya yang harus diajarkan pada santri yang belum bisa membaca Al Qur’an yaitu tanda baca yang ada di dalam Al Qur’an. Dalam ilmu tajwid, tanda baca pada Al Qur’an disebut harakat. Harakat mempunyai fungsi untuk menentukan pengucapan huruf hijaiyah dengan benar dalam membaca Al Qur’an.

Contoh harakat yaitu dhommah, fathah, kasrah, sukun dan sebagainya. Cara mengajarkan harakat di Pesantren Al Masoem yaitu dengan memberikan teori tentang harakat dan mengingatkannya kembali pada saat membaca Al Qur’an di hadapan guru. Materi tentang tanda baca ini dapat dipelajari secara detail melalui tajwid dan kitab kuning lain.

3. Mengajarkan Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid merupakan ilmu yang membuat seseorang bisa membaca Al Qur’an dengan benar. Meskipun membacanya lancar, tetapi tidak disertai dengan tajwid, maka bacaan Al Qur’annya salah. Ilmu tajwid ini harus dipelajari oleh setiap muslim agar bacaan Al Qur’annya benar.

Secara teori, ilmu tajwid di Pesantren Al Masoem diajarkan di kelas reguler pada malam hari. Materi yang diberikan secara berkala mulai dari tajwid yang paling dasar hingga seterusnya. Namun, pada saat santri menyetor bacaan Al Qur’an kepada guru, hukum tajwid akan dibahas kembali jika ada kesalahan dalam membacanya.

4. Menggunakan Metode Sorogan

Metode Sorogan (individu) yaitu satu persatu santri menghadap kepada guru untuk membaca beberapa kalimat Al Qur’an. Guru secara langsung akan memeriksa kelancaran bacaan dan benar tidaknya tajwid serta makharijul huruf. Guru akan langsung mengoreksi jika terdapat kesalahan saat membaca.

Dengan metode ini bacaan para santri akan terpantau dan pengoreksian benar-benar akurat karena guru yang mengajar mempunyai kompetensi mumpuni dalam membaca Al Qur’an.

5. Menggunakan Metode Asistensi

Selain metode Sorogan, Pesantren Al Masoem juga menerapkan metode asistensi pada saat-saat tertentu untuk santri yang belum lancar membaca Al Qur’an. Metode asistensi yaitu santri yang bacaan Al Qur’annya sudah diakui lancar dan benar oleh guru akan mengajarkan membaca Al Qur’an pada santri yang belum lancar dan benar.

Metode ini cocok diterapkan di Pesantren Al Masoem karena banyaknya jumlah santri yang ada dan membuat pembelajaran ini terasa lebih efektif dan bermanfaat. Metode ini memberikan manfaat kepada yang mengajarkan dan yang diajarkan.

Santri yang mengajarkan akan mendapat pahala dan sekaligus melatih kemampuan bacaan Al Qur’annya. Sementara, manfaat untuk yang diajarkan mereka bisa lebih rileks ketika diajarkan oleh teman sesama santri. Selain itu, metode ini pun bisa mempererat hubungan antar santri.

6. Belajar dengan Sesama Santri

Perbedaan metode asistensi dengan cara ini yaitu santri yang mengajar pada metode asistensi dipilih oleh guru dan sudah dipercayai bacaan Al Qur’annya, sementara metode belajar sesama santri memilih sendiri siapa yang akan diajak belajar bersama. Belajar bersama pun bisa dilakukan di luar jadwal mengaji bersama guru.

Namun, jika untuk menjadi pengoreksi dan mengajarkan cara yang benar, harus memilih orang yang sudah lancar dan benar bacaan Al Qur’annya. Jika sama-sama masih belum lancar, dikhawatirkan tidak akan ada kemajuan karena ketika ada salah tidak ada yang mengoreksi karena sama-sama tidak tahu terjadi kesalahan membaca.

7. Membentuk Kebiasaan Baik

Mempunyai kebiasaan baik sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam proses belajar, termasuk belajar membaca Al Qur’an. Dengan berbagai pelajaran agama Islam, peraturan yang diterapkan, serta guru-guru dan teman-teman yang baik membuat lingkungan di Pesantren Al Masoem pun baik.

Para santri akan lebih mudah untuk membentuk kebiasaan baik dan menghindari atau meninggalkan kebiasaan buruk. Sehingga pikirannya dominan diisi dengan perkara baik yang membuat lebih mudah dalam belajar membaca Al Qur’an. Para santri pun tidak akan merasa terbebani dan semakin semangat untuk belajar.

Cara mengajari membaca Al Qur’an di Pesantren Al Masoem dilakukan dengan berbagai cara yang bisa membuat santri lebih mudah dalam membaca Al Qur’an dengan benar melalui proses belajar yang serius, tetapi tidak terbebani.