smartphone di sekolah

Tahukah Kamu Tentang Kecerdasan Buatan?

Era baru sudah dimulai, apakah kita merasakannya? Mungkin sebagian orang belum tersadar dengan era baru akan dimulai yang di tandai dengan banyaknya kebutuhan manusia yang dibantu menggunakan alat yang canggih bahkan robot. Itulah era dimana kecerdasan buatan semakin digunakan. Sadarkah  bahwa teknologi kecerdasan buatan atau istilah kerennya AI (Artificial Intelligence) saat ini sudah banyak diterapkan di berbagai sendi kehidupan. Bahkan AI bisa kita jumpai pada sesuatu yang dianggap biasa saja, misalnya seperti asisten virtual Google dan Siri contohnya. Kecerdasan buatan memang bukan hal yang baru, namun perkembangannya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian. AI

Perkembangan AI semakin lama semakin membuat orang terkagum, tetapi terjadi pula kekahawatiran. Memang dalam perkembangan AI selain karena perannya sangat membantu manusia, juga didukung banyaknya kehadiran film fiksi ilmiah yang berkaitan dengan AI. Semakin menambah ketertarikan orang-orang terhadap AI.  AI tidak selalu berupa asisten virtual seperti Jarvis pada film Iron Man atau selalu dalam bentuk robot. 

Namun AI lebih luas dari itu, AI bisa diterapkan dalam berbagai hal dengan menekankan pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya manusia. Hal yang cukup menarik dari AI adalah ia mampu melakukan self correction atau mengoreksi diri sendiri. Jika kamu pernah mendengar ungkapan AI “Jika aku tidak pernah menang, maka setidaknya aku tidak boleh kalah” sedikit ngeri juga ya. AI memang diprogram untuk itu terus belajar dan membenahi diri sendiri dari kesalahan yang pernah dibuatnya. 

Menggunakan teknologi kecerdasan akankah manusia tersaingi? Bisa saja karena dengan system  AI yang dibuat secara cermat dapat menyaingi manusia. Namun yang perlu kita ingat seharusnya AI membantu keberadaan manusia bukan menyaingi atau menggantikan manusia itu sendiri. Jadi teknologi AI harus kita bangun dengan dasar falsafah dan kepentingan manusia itu sendiri. 

Karean jika kita tidak berpedoman kepada sisi manusia itu sendiri maka AI bukan akan menjadi membantu manusia menyelesaikan persoalan justru akan menjadi sumber kekacauan dan merugikan bagi manusia itu sendiri.  Siapapun kita termasuk didalamnya ilmuwan penbuat AI sebaiknya mulai berfikir sisi nilai-nilai kemanusian selain tadi bahwa AI adalah membantu manusia tetapi dampak lain dari AI adalah terancamnya tenaga kerja manusia, yang bisa berdapak secara sosial, ekonomis bahkan politik. 

Dengan bijaksana kita harus melihat AI ini dari berbagai sudut pandang agar penggunaannya semakin baik dan nilai-nilai kemanusian dapat lebih terwujud agar tercipta situasi yang sejahtera tetapi dengan kedamaian dan ketentraman manusia menuju aktualisasi diri dan kebahagian yang sebenarnya.

Itulah AI yang perkembangannya semakin berkembang pesat dan cepat serta menjadi euforia, namun meninggalkan permasalahan bagi manusia itu sendiri.  Semoga AI bias bersinergi dengan fungsi utamanya adalah membantu manusia itu sendiri.