أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَا لَّذٰنِ يَأْتِيٰنِهَا مِنْكُمْ فَاٰ ذُوْهُمَا ۚ فَاِ نْ تَا بَا وَاَ صْلَحَا فَاَ عْرِضُوْا عَنْهُمَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ تَوَّا بًا رَّحِيْمًا
“Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya tobat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 16).
Tobat dan memperbaiki
Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 16
Adapun jika perbuatan keji tersebut dilakukan oleh kaum laki-laki, maka ketentuan hukumannya adalah sebagai berikut. Dan terhadap dua orang laki-laki yang melakukan perbuatan keji seperti zina atau homoseksual di antara kamu dan disaksikan oleh empat orang saksi, maka berilah hukuman, wahai orang yang berwenang menjatuhkan sanksi, kepada keduanya itu, dengan sanksi teguran, celaan, atau cambukan. Jika keduanya tobat dan menyesali perbuatannya sebelum hukuman had dijatuhkan dan memperbaiki diri dengan beramal saleh terus-menerus, maka biarkanlah mereka menjalani hidup dengan tenang, jangan lagi kalian menyakiti dan mengucilkan mereka. Sungguh, Allah maha penerima tobat siapa saja yang bertobat dan menyesali kesalahannya, maha penyayang kepada hamba-hamba-Nya pada ayat lalu ditegaskan bahwa Allah maha penerima tobat dan maha penyayang.
Selama hidup di dunia ini manusia tidak akan pernah terlepas dari segala kesalahan dan kekhilafan. Ini merupakan sebuah ketetapan Allah telah ditakdirkan pada diri manusia. Hal Ini adalah merupakan sebuah tanda bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang paling sempurna.
Namun begitu Allah telah memberikan jalan kepada manusia agar dia dapat menghapus segala kesalahan yang telah dia perbuat.
Rasulullah SAW bersabda: bertakwalah kepada Allah dimana kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (H.R. Turmuzi)
Amalan pertama adalah bertakwalah kepada Allah dimana kamu berada. Taqwa merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Ini merupakan asas diterimanya segala amal shalih.Ibnu Qayyim berkata ‘takwa, hakikatnya adalah melaksanakan amalan dengan penuh ketaatan kepada Allah karena iman, dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.
Dia itu lahir sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT dengan penuh rasa keimanan kepada–Nya. Kemudian pupuk dengan rasa murraqabatullah (merasa diawasi Allah SWT, takut terhada murka azab Allah SWT serta selalu berharap limpahan karunia dan ampunan Allah SWT.
Dalam kitab Jamiul Ulum wal Hikam dikatakan Taqwa adalah engkau beramal, mengerjakan ketaatan kepada Allah SWT diatas cahaya (petunjuk ilmu) dari Allah SWT, dengan mengharap pahala Allah, serta meninggalkan maksiat karena takut kepada Allah dan Azabnya.
Melatih diri untuk selalu berada didalam ketaqwaan merupakan kewajiban yang mesti dilakukan seorang muslim. Orang yang bertaqwa senatiasa selalu mencerminkan perilaku mulia, mengikuti al-qur’an dan ajaran Rasulullah, serta berusaha menghindari hal-hal yang menjadikan Allah SWT murka.
Allah janjikan kebahagian dan kemudahan bagi orang yang bertaqwa. Selain dari itu Allah juga berjanji akan menghapus kesalahan dan dosanya yang telah berlalu. “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (QS ath-Thalaq: 5).
Amalan yang kedua adalah iringilah keburukan dengan kebaikan. Kalimat ini menunjukan makna segera, yaitu segera menutupi perbuatan buruk tersebut dengan taubat dan amal shaleh. Jangan menunda-nundanya. Dosa bila dibiarkan mengendam lama didalam diri akan berdampak yang tidak baik dan akan membahayakan diri.
Dosa bila dilakukan secara terus menerus apalagi diiringi dengan dosa –dosa yang lain tanpa adanya upaya taubat, maka akan mendatangkan titik noda hitam yang akan mengelapkan hati. Akibatnya hati akan tertutup dari cahaya Allah sehingga sulit untuk menerima kebenaran dan hidayahnya.
Inilah yang selalu diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.
QS. Al-Mutaffifin Ayat 14
كَلَّا بَلۡ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ مَّا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Kallaa bal raana ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.
Itulah yang diistilahkan “ar raan”….
Oleh karena itu, takala kita sadar telah melakukan kesalahan dan dosa maka segerahlah untuk beristigfar dan memohon ampunan Allah. Allah berjanji akan menghapus kesalahan dan memberikan ampunan serta syurganya kepada mereka yang selalu memohon ampunannya.” dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs.Ali Imran:133).
Amalan yang ketiga adalah pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. Agama Islam telah mengajarkan umatnya tentang betapa pentingnya menjalin pergaulan terhadap sesama dengan akhlak yang baik. menjalin pergaulan terhadap sesama manusia sering dikenal dengan istilah sillaturrahmi. Allah telah memerintah kepada manusia untuk selalu menjalin sillaturrahmi. “dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Qs. An-Nisa :1).
Saking pentingnya menjalin hubungan silaturahmi, maka Rasullullah SAW memberikan permisalan orang bahwa seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain. (HR. Bukhari dan Muslim).
ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّا بِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِ يْنَ
“Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 222)
Semoga kita termasuk orang yang menyukai tobat dan berusaha menyucikan diri