أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
قَا لَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ لَا تَقْتُلُوْا يُوْسُفَ وَاَ لْقُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُـبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّا رَةِ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ
“Seorang di antara mereka berkata, Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat.” (QS. Yusuf 12: Ayat 10)
Secara fitrah, masih ada nurani persaudaraan di antara mereka yang mencegah terjadinya pembunuhan terhadap Yusuf
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Rupanya masih ada di antara mereka yang tidak mau melaksanakan usul itu dan masih mengalir dalam tubuhnya rasa kasih sayang terhadap saudaranya dan tergambar dalam khayalnya, betapa ngerinya perbuatan itu. Dia mengusulkan agar Yusuf jangan dibunuh jika hanya ingin memisahkan dari ayahnya dan menarik perhatian ayah mereka kembali. Mengapa untuk mencapai tujuan itu kita harus melakukan pembunuhan, melakukan suatu dosa besar yang belum tentu akan diampuni Tuhan? Dia mempunyai usul yang tidak begitu berat dosanya yaitu menjatuhkan Yusuf ke dalam sumur dan nanti dia akan ditemukan oleh para musafir dan akan dibawa mereka ke negeri yang jauh. Dengan demikian, Yusuf tidak akan mati dan mereka bebas dari dosa pembunuhan sedang maksud dan tujuan tercapai juga. Akhirnya usul ini mereka terima dengan baik, dan mereka sudah bertekad dalam hati untuk melaksanakannya.
Berikut beberapa poin tadabbur yang dapat direnungkan dari ayat ini ;
- Fitrah kebaikan tidak sepenuhnya hilang dari hati manusia; Walaupun saudara-saudara Yusuf dipenuhi rasa iri dan dengki, masih ada secercah nurani yang menolak kejahatan paling besar: membunuh.
Ini menunjukkan bahwa Allah menanamkan fitrah kebaikan dalam hati setiap manusia, dan fitrah itu bisa muncul kembali bahkan di tengah keburukan. - Allah mengatur jalan keselamatan melalui orang yang berhati lembut; Usulan “jangan dibunuh, tapi masukkan ke sumur” menjadi jalan keselamatan bagi Yusuf, bagian dari skenario Allah agar Yusuf tidak mati, melainkan menuju takdir yang lebih besar di Mesir.
Dari sini kita belajar bahwa setiap peristiwa, bahkan dari niat jahat orang lain, bisa menjadi sebab kebaikan yang Allah rancang. - Iri dan dengki bisa menutupi akal sehat; Walau mereka akhirnya tidak jadi membunuh, tetap saja kedengkian membuat mereka berbuat zalim. Tadabbur: jangan biarkan iri berkembang di hati, karena bisa membuat kita menzalimi sesama meski awalnya kita punya niat baik.
- Keputusan jahat kadang diselimuti alasan “lebih ringan” Mereka merasa tidak membunuh Yusuf adalah bentuk “keringanan dosa”, padahal tetap saja itu kezaliman. Ini peringatan agar kita tidak menutupi dosa dengan alasan kebaikan semu.
“Ya Allah, jagalah hati kami agar fitrah kebaikan tidak tertutup oleh iri dan dengki. Tuntun kami agar selalu memilih jalan yang Engkau ridhai, bahkan saat amarah dan nafsu menguasai hati.”

