Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا نْـتَظِرُوْا ۚ اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
“dan tunggulah, sesungguhnya kami pun termasuk yang menunggu.” (QS. Hud 11: Ayat 122)
Sama sama menunggu, namun yang ditunggu berbeda, orang kafir menunggu kehancuran Islam, sedangkan orang beriman menunggu datangnya pertolongan dan janji Allah
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir yang tetap membangkang kepada Rasul agar mereka menunggu apa yang akan terjadi dengan dakwah Rasul, dan musibah apa yang menimpa Rasul, yang memang sangat mereka harapkan, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya: Bahkan mereka berkata, “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya.” (ath-thur/52: 30)
Kemudian Rasul diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka bahwa ia juga menunggu apa yang akan terjadi dengan nasib mereka, apakah mereka akan diazab Allah, ataukah mereka akan dikalahkan oleh orang-orang mukmin, dalam peperangan yang akan terjadi antara kedua belah pihak, sebagaimana nasib yang diterima umat-umat terdahulu, yang membangkang kepada nabi-nabi mereka. Sesungguhnya Allah menjamin kemenangan bagi orang-orang yang membela agama, dan kekalahan serta kehinaan bagi orang-orang yang zalim. Ayat-ayat ini serupa dengan firman Allah: “Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (al-Anam/6: 135)
Surah Hud ayat 122 memang menarik: ada pengulangan makna menunggu, tapi tujuannya bukan sekadar waktu, melainkan ujian keyakinan dan keteguhan hati.
Makna “menunggu” pertama:
“وَانْتَظِرُوا”
– ditujukan kepada orang-orang kafir.
Allah memerintahkan Nabi ﷺ untuk mengatakan kepada mereka:
“Silakan kalian menunggu apa yang akan terjadi, apakah kemenangan kalian atas kami, atau azab Allah atas kalian.”
Jadi, mereka menunggu nasib mereka sendiri, menunggu pembenaran atas kedustaan dan keingkaran mereka.
Makna “menunggu” kedua:
“إِنَّا مُنْتَظِرُونَ”
-ini adalah ucapan kaum beriman dan Nabi Muhammad ﷺ.
“Kami pun menunggu janji Allah, yaitu pertolongan, kebenaran, dan balasan bagi orang yang sabar.”
Maka, kedua-duanya sama-sama menunggu, tapi yang ditunggu berbeda:
– Orang kafir menunggu kehancuran Islam,
– Orang beriman menunggu datangnya pertolongan dan keputusan Allah.
Inti Tadabbur Hud 122
– Hidup ini adalah masa “menunggu” ujian iman, siapa yang sabar dan yakin akan janji Allah, dialah yang menang pada akhirnya.
– Jangan takut jika kebenaran belum tampak menang hari ini; Allah sedang menunda, bukan menolak.
– Hidup ini hakekatnya menunggu, menunggu waktu sholat dan menunggu disholatkan
“Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang sabar dan menunggu janji-Mu dengan keyakinan, dan jangan jadikan kami termasuk orang yang sombong dan mendustakan ayat-ayat-Mu.”

