أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ ئِهٖ فَا تَّبَعُوْۤا اَمْرَ فِرْعَوْنَ ۚ وَمَاۤ اَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيْدٍ
“kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun bukanlah (perintah) yang benar.” (QS. Hud 11: Ayat 97)
Pemuka dan kaum Fir’aun mengikuti Fir’aun padahal bukanlah perintah yang benar
Fir’aun menyeru kaumnya ke jalan kesesatan, bukan kebenaran
Firaun bukan pemimpin yang benar, tidak mendatangkan kebaikan bahkan hanya merusak dan menyesatkan
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Pada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa Nabi Musa a.s. yang dilengkapi dengan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mukjizat yang nyata, telah diutus kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, agar mereka menyembah hanya kepada Allah swt, Tuhan Pencipta alam, karena tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Dia. Meskipun mereka telah melihat dan menyaksikan sendiri tanda-tanda kekuasaan Allah dan mukjizat yang nyata yang diperlihatkan oleh Nabi Musa a.s. yang kesemuanya itu menunjukkan atas kekuasaan Allah swt, namun mereka tidak mau sadar, bahkan mereka tetap menaati perintah Firaun, sekalipun Firaun itu tidak benar, dan tidak mendatangkan kebaikan bahkan yang demikian itu hanya merusak dan menyesatkan.
Tadabbur dari Hud ayat 97 bisa melahirkan beberapa pelajaran penting:
- Ketaatan tanpa ilmu bisa menjerumuskan; Kaum Fir’aun mengikuti pemimpinnya secara buta, tanpa menimbang apakah yang diperintahkan sesuai dengan kebenaran.
- Pemimpin yang sesat menyesatkan pengikutnya; Fir’aun bukan hanya kafir, tetapi juga menyesatkan rakyatnya — menjadi peringatan bagi setiap pemimpin agar tidak menyeru kepada kebatilan.
- Kebenaran tidak ditentukan oleh kedudukan; Meski Fir’aun berkuasa, kekuasaan tidak menjadikannya benar. Kebenaran hanya milik Allah dan ajaran para rasul-Nya.
- Tanggung jawab pribadi tetap ada; Mengikuti pemimpin yang salah tidak membebaskan seseorang dari dosa; setiap individu wajib menimbang dengan akal dan iman.
Jangan mengikuti pemimpin atau pendapat siapa pun tanpa memastikan bahwa yang diikuti itu benar di sisi Allah.
Doa agar kita tidak mengikuti jalan orang-orang yang sesat seperti kaum Fir’aun:
اللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Allāhumma arinal ḥaqqa ḥaqqan warzuqnā ittibā‘ah, wa arinal bāṭila bāṭilan warzuqnā ijtinābah.
Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan serta berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.

