أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَاِ ذَا قُرِئَ الْقُرْاٰ نُ فَا سْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَ نْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”(QS. Al-A’raf 7: Ayat 204)
Mendengarkan yang sedang membaca al Quran saja, mendapatkan rahmat
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat ini diturunkan karena sahabat salat di belakang Rasulullah sambil berbicara. Allah dalam ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman agar mereka memberikan perhatian yang sungguh-sungguh kepada Al-Quran. Hendaklah mereka mendengarkan sebaik-baiknya ataupun isinya untuk dipahami, mengambil pelajaran-pelajaran dari padanya dan mengamalkannya dengan ikhlas.
Sabda Rasulullah SAW: Barangsiapa mendengarkan (dengan sungguh-sungguh) ayat dari Al-Quran, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barang siapa membacanya, adalah baginya cahaya pada hari Kiamat.” (Riwayat al-Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah)
Hendaklah orang-orang mukmin itu bersikap tenang sewaktu Al-Quran dibacakan, sebab di dalam ketenangan itulah mereka dapat merenungkan isinya. Janganlah pikiran mereka melayang-layang sewaktu Al-Quran diperdengarkan, sehingga tidak dapat memahami ayat-ayat itu dengan baik. Allah akan menganugerahkan rahmat-Nya kepada kaum Muslimin bilamana mereka memenuhi perintah Allah tersebut dan menghayati isi Al-Quran.
Ada beberapa pendapat seputar perintah untuk mendengarkan dan bersikap tenang sewaktu Al-Quran dibacakan:
- Wajib mendengarkan dan bersikap tenang ketika Al-Quran dibacakan berdasarkan perintah tersebut, baik di dalam salat ataupun diluar salat. Demikianlah pendapat Hasan al-Bashri dan Abu Muslim al-Ashfahani.
- Wajib mendengarkan dan bersikap tenang, tetapi khusus pada bacaan-bacaan Rasul saw di zaman beliau dan bacaan iman dalam salat, serta bacaan khatib dalam khutbah Jumat.
- Mendengarkan bacaan Al-Quran di luar salat dan khutbah seperti resepsi dipandang sangat dianjurkan agar kita mendapat rahmat Allah.
Al Quran sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang orang yang beriman, mendengarkan saja mendapatkan rahmat;
وَاِ ذَا قُرِئَ الْقُرْاٰ نُ فَا سْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَ نْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”(QS. Al-A’raf 7: Ayat 204)
Dalam suatu acara ada pembacaan ayat suci al Quran harusnya menyimak dan mendengarkan, jangan ngobrol, supaya mendapatkan rahmat. Masuk syurga bukan karena amal ibadah kita tapi rahmat dari Allah SWT.
Rahmat merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Berkat rahmat inilah kelak umat Muslim bisa mendapat ampunan di akhirat dan memperoleh balasan surga. Bahkan dikatakan bahwa rahmat merupakan penentu nasib seseorang kelak di hari akhir.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu karunia-Mu dan rahmat-Mu, karena tidak ada yang memilikinya kecuali hanya Engkau,” (HR Abu Nu’aim).