Perintah Allah kepada Kaum Tsamud untuk Menyembah-Nya Semata, Memakmurkan Bumi, dan Bertakwa kepada-Nya

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَاِ لٰى  ثَمُوْدَ  اَخَاهُمْ  صٰلِحًا  ۘ قَا لَ  يٰقَوْمِ  اعْبُدُوا  اللّٰهَ  مَا  لَـكُمْ  مِّنْ  اِلٰهٍ  غَيْرُهٗ  ۗ هُوَ  اَنْشَاَ كُمْ  مِّنَ  الْاَ رْضِ  وَا سْتَعْمَرَكُمْ  فِيْهَا  فَا سْتَغْفِرُوْهُ  ثُمَّ  تُوْبُوْۤا  اِلَيْهِ  ۗ اِنَّ  رَبِّيْ  قَرِ يْبٌ  مُّجِيْبٌ
“dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud 11: Ayat 61)
Perintah Allah kepada kaum Tsamud untuk menyembah-Nya semata, memakmurkan bumi, dan bertakwa kepada-Nya
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia telah mengutus seorang utusan kepada kaum Tsamud, namanya Saleh. Ia menyeru mereka supaya menyembah Allah dan meninggalkan sembahan-sembahan yang telah membawa mereka kepada jalan yang salah dan menyesatkan. Allah-lah yang menciptakan mereka dari tanah. Dari tanah itulah diciptakan-Nya Adam a.s. dan dari tanah itu pulalah asal semua manusia. Setelah manusia berkembang biak di atas bumi mereka diserahi tugas memakmurkannya, sebagai anugerah dan karunia dari Allah. Dengan karunia itu kaum Tsamud telah hidup senang bahkan mereka telah dapat pula membuat rumah tempat berlindung seperti tersebut dalam firman Allah: Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung batu, (yang didiami) dengan rasa aman. (al-Hijr/15: 82)
Demikian besarnya karunia dan nikmat Allah yang diberikan kepada mereka. Maka mereka wajib mensyukuri nikmat itu dengan mengagungkan dan memuliakan-Nya dan tidak menyembah selain-Nya. Dan seharusnyalah mereka bertobat kepada-Nya, karena keterlanjuran mereka berbuat kesesatan, menyembah sembahan-sembahan selain Dia. Bila mereka menyadari hal itu dan dengan sungguh-sungguh bertobat kepada-Nya tentulah Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penerima tobat akan mengampuni mereka dan memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Inilah yang diserukan dan dianjurkan Nabi Saleh a.s. kepada kaumnya itu.
Perintah Allah kepada kaum Tsamud untuk menyembah-Nya semata, memakmurkan bumi, dan bertakwa kepada-Nya. Perintah ini khitobnya kepada kaum Tsamud, tapi berlaku juga untuk semua umat.
Memakmurkan bumi berarti manusia menggunakan amanah dari Allah untuk mengelola, menjaga, dan memanfaatkan bumi dengan cara yang membawa kebaikan, kesejahteraan, dan keberlanjutan, tanpa merusak keseimbangannya.
Contoh Konkret Memakmurkan Bumi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Pertanian & Pangan
  • Menanam tanaman bermanfaat (sayur, buah, pohon keras).
  • Tidak menggunakan pestisida berlebihan yang merusak tanah dan air.
2. Lingkungan & Alam
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
  • Menghemat air dan energi listrik.
  • Melestarikan hutan, sungai, dan hewan.
3. Sosial & Ekonomi
  • Membangun usaha yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat.
  • Menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa merusak alam.
4. Ibadah & Etika
  • Bekerja dengan jujur, ikhlas, dan produktif.
  • Menjaga hubungan baik dengan sesama agar tercipta masyarakat yang damai dan sejahtera.
Memakmurkan  bumi bukan hanya soal mengolah alam, tetapi juga menciptakan kehidupan yang seimbang: menjaga alam, menyejahterakan manusia, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Doa Memohon Kekuatan Memakmurkan Bumi
“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang memakmurkan bumi dengan kebaikan, menyebarkan kasih sayang di dalamnya, dan menjauhi kerusakan di dalamnya. Karuniakanlah aku ilmu yang bermanfaat, amal yang saleh, hati yang bersih, serta bimbinglah aku untuk menjaga nikmat-Mu dan memakmurkan negeri-Mu.”