أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
يَقْدُمُ قَوْمَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَ وْرَدَهُمُ النَّا رَ ۗ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ
“Dia (Fir’aun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki.” (QS. Hud 11: Ayat 98)
Pemimpin yang membawa kaumnya masuk ke dalam neraka
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Firaun telah merusak di muka bumi dan menyesatkan kaumnya di dunia, pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa di akhirat nanti, dia akan mengantar kaumnya ke tempat yang telah disediakan untuk mereka. Ia berjalan di depan dan kaumnya yang mengiringinya dari belakang sehingga mereka sampai ke neraka, lalu mereka dijebloskan ke dalamnya bersama-sama.
Alangkah celaka dan meruginya Firaun dan kaumnya, karena neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi, bahkan sejak mereka meninggalkan dunia ini, tiap hari, pagi dan petang neraka itu selalu ditampakkan kepada mereka sebagaimana firman Allah swt: Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, sedangkan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang sangat buruk. Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan), “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras!” (al-Mumin/40: 45-46)
Tadabbur Hud ayat 98 memberi pelajaran yang sangat mendalam, di antaranya;
- Pemimpin bertanggung jawab besar di hadapan Allah; Kepemimpinan bukan kehormatan semata, tapi amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Bila salah arah, bukan hanya dirinya, tetapi juga pengikutnya yang akan terseret.
- Pengikut juga memiliki tanggung jawab; Jangan mengikuti pemimpin hanya karena kekuasaan, kebiasaan, atau tekanan. Setiap individu wajib menilai apakah pemimpin yang diikutinya membawa pada kebenaran atau kesesatan.
- Kepemimpinan tanpa petunjuk Allah berujung pada kehancuran; Fir’aun menjadi contoh pemimpin zalim yang menyesatkan, sehingga ia dan pengikutnya sama-sama diazab.
- Pentingnya memilih dan menjadi pemimpin yang berlandaskan iman dan tauhid; Pemimpin yang beriman akan menuntun umat menuju keselamatan dunia dan akhirat.
- Ukuran keberhasilan pemimpin bukan kekuasaan dunia, tapi keselamatan di akhirat; Sehebat apa pun kepemimpinannya di dunia, bila membawa umatnya jauh dari Allah, maka kepemimpinan itu adalah kegagalan hakiki.
“Pemimpin sejati adalah yang menuntun umat menuju ridha Allah, bukan menuju kehancuran.”
“Ya Allah, jadikan kami pemimpin dan pengikut yang selalu berada di jalan-Mu, tidak tersesat dan tidak menyesatkan.”

