أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
فَلَمَّا جَآءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَا لِيَهَا سَا فِلَهَا وَاَ مْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَا رَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ ۙ مَّنْضُوْدٍ
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkir-balikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,” (QS. Hud 11: Ayat 82)
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Ketika putusan Allah telah datang untuk mengazab kaum Luth, Allah menjadikan negeri mereka terjungkir balik, yang di atas jatuh ke bawah dan yang di bawah naik ke atas, dan Allah menghujani mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar hangus yang jatuh kepada mereka secara bertubi-tubi. Tentang ambruknya tanah menurut ahli pengetahuan adalah disebabkan karena adanya uap atau gas-gas yang keluar dari dasarnya kemudian karena adanya kekosongan di bawah lapisan bumi itu, maka tanah-tanah yang ada di atasnya menjadi runtuh dan ambruk ke bawah.
Kita bisa melihat dari dua sisi: sisi wahyu (Al-Qur’an) dan sisi ilmu pengetahuan modern.
Menurut Al-Qur’an (Hud ayat 82): Allah berfirman bahwa negeri kaum Luth:
1. Dibalikkan – yang atas ke bawah, yang bawah ke atas.
2. Dihujani batu dari tanah terbakar (sijjīl).
Jelas ini menggambarkan bencana luar biasa, bukan hanya gempa biasa. Menurut ilmu pengetahuan:
- Ahli geologi menafsirkan peristiwa seperti itu bisa berupa pergeseran tektonik besar, letusan vulkanik bawah tanah, atau runtuhan tanah akibat gas/uap bertekanan tinggi.
- Fenomena likuifaksi (seperti di Palu, 2018) terjadi ketika tanah berpasir jenuh air kehilangan kekuatan akibat guncangan gempa, sehingga tanah padat berubah seperti cairan dan bangunan ambruk.
- Jadi secara fenomena fisik, memang ada kemiripan: tanah yang tadinya padat bisa runtuh, bangunan atau kota bisa tenggelam/terbalik.
Bedanya:
- Kaum Luth: azab itu spesifik, tertuju, dan berbarengan dengan hujan batu sijjīl. Itu adalah tindakan kehendak Allah sebagai hukuman moral.
- Likuifaksi Palu: murni fenomena geologi yang menjadi ujian, tidak spesifik sebagai azab pada suatu kaum karena dosa tertentu.
Secara geologi ada kemiripan mekanisme fisik (tanah ambruk, terbalik, muncul dari dasar bumi karena faktor tekanan/gas/likuifaksi). Tetapi peristiwa pada kaum Luth jauh lebih dahsyat, dan Al-Qur’an menegaskannya sebagai azab khusus, bukan sekadar bencana alam biasa.
Doa agar kita dijauhkan dari azab Allah ;
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي مَعَافَاتِكَ، وَأَجِرْنَا مِنْ سَخَطِكَ وَعَذَابِكَ، وَاحْفَظْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allāhummaj‘alnā fī mu‘āfātik, wa ajirnā min sakhatika wa ‘adzābik, waḥfaẓnā biraḥmatika yā arḥamar-rāḥimīn.
“Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam perlindungan-Mu, lindungilah kami dari murka-Mu dan azab-Mu, serta jagalah kami dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha

