Ketetapan Allah itu Pasti Datang, Tidak Bisa Dimajukan dan Tidak Bisa Diundur

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَمَا  نُؤَخِّرُهٗۤ  اِلَّا  لِاَ جَلٍ  مَّعْدُوْدٍ
“Dan Kami tidak akan menunda, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan.” (QS. Hud 11: Ayat 104)
Ketetapan Allah itu pasti datang, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa diundur
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa hari Kiamat adalah hari dimana segenap makhluk akan berkumpul dan menyaksikan segala amalnya dan tiap-tiap manusia diminta mempertanggungjawabkan amalnya di dunia, tidak akan ditunda dan diperpanjang, tetapi akan berakhir sesuai dengan yang telah ditentukan Allah swt.
Hari kiamat adalah ketetapan Allah yang bersifat kolektif, kematian adalah ketetapan Allah yang bersifat individu.
Allah memberi manusia akal dan waktu untuk memilih jalan yang mengantarkan pada ketetapan yang baik; rahmat, ampunan, dan keselamatan.
Allah menegaskan bahwa semua ketetapan, baik azab maupun rahmat, sudah ditentukan waktunya.
Namun sebelum ketetapan itu datang, manusia diberi akal, hati, dan kesempatan untuk menentukan posisi dirinya:
Apakah ia ingin menjadi bagian dari ketetapan Allah yang baik (rahmat dan ampunan-Nya)
atau justru ketetapan Allah yang buruk (azab dan penyesalan).
Di zaman sekarang, banyak orang menggunakan alasan “sudah takdir” untuk menutupi kemalasan dan kelalaian atau untuk kemungkaran.
Mereka menikmati kebiasaan mubah; hiburan, nongkrong, gadget, belanja, media sosial, hingga melupakan fungsi akalnya sebagai alat untuk berpikir, menimbang, dan memilih jalan hidup.
Padahal, akal seharusnya mendorong manusia untuk berpikir jauh ke depan, bahwa:
•Waktu tidak bisa diundur,
•Hidup tidak bisa diulang,
•Dan ketetapan Allah pasti datang tepat pada waktunya.
Allah menunda bukan karena lalai, tapi karena memberi kesempatan agar manusia memperbaiki diri dan berpindah dari jalan kelalaian menuju jalan keselamatan.
  1. Penundaan bukan pembatalan; Ketetapan Allah akan datang sesuai waktunya, dan penundaan itu adalah bentuk kasih sayang agar manusia sempat memperbaiki diri.
  2. Gunakan potensi akal untuk memilih ketetapan yang baik; Akal adalah anugerah agar manusia bisa menimbang akibat dari perbuatannya dan berusaha meraih ketetapan yang mendatangkan rahmat Allah.
  3. Gunakan waktu sebelum “ajal kolektif” atau “ajal pribadi” tiba; Hidup ini kesempatan untuk memperbaiki diri dan menata amal sebelum semua keputusan Allah berlaku tanpa bisa diubah.
  4. Jangan jadikan takdir sebagai alasan untuk malas berbuat baik; Ketetapan Allah itu pasti, tapi posisi kita dalam ketetapan itu bergantung pada pilihan dan usaha kita hari ini.
اللهم ألهمنا رشدنا ووفقنا لاختيار ما يرضيك عنا
Allahumma alhimna rusydana, wa waffiqna li ikhtiyāri mā yardhāka ‘annā
“Ya Allah, ilhamkanlah kepada kami jalan yang benar, dan bimbing kami agar memilih ketetapan yang Engkau ridai.”