Kekuatan Sejati Bukan pada Harta dan Kekuasaan, Melainkan pada Keimanan dan Pertolongan Allah

عُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَيٰقَوْمِ  اعْمَلُوْا  عَلٰى  مَكَا نَتِكُمْ  اِنِّيْ  عَا مِلٌ  ۗ سَوْفَ  تَعْلَمُوْنَ  ۙ مَنْ  يَّأْتِيْهِ  عَذَا بٌ  يُّخْزِ يْهِ  وَمَنْ  هُوَ  كَا ذِبٌ  ۗ وَا رْتَقِبُوْۤا  اِنِّيْ  مَعَكُمْ  رَقِيْبٌ
“Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.” (QS. Hud 11: Ayat 93)
Nabi Syuaib menegaskan bahwa tugasnya hanya menyampaikan risalah dengan jelas, dan Allah-lah yang akan memutuskan perkara antara dirinya dengan kaumnya, karena Dia seadil-adilnya hakim
Dalam tafsir lengkap ementrian Agama RI; Kemudian Nabi Syuaib a.s. dengan tegas menentang mereka dan mengatakan kepada mereka, “Berbuatlah sekehendak hatimu, lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan, dan kumpulkanlah segala kekuatan yang ada pada kamu, aku akan tetap berpegang teguh kepada akidahku, dan aku tetap beriman kepada-Nya dan aku percaya dan yakin bahwa Dia akan melindungiku dan memeliharaku dari segala marabahaya. Kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab dan malapetaka, siapa di antara kita yang berbohong dan berdusta, tunggulah nasib yang akan menimpamu, aku pun bersamamu menunggu.”
Ini adalah suatu tantangan yang berani dari seorang yang tak berdaya, tak mempunyai penolong dan pembela dari kalangan kaumnya dan tidak mempunyai kekuatan yang dapat diandalkan, tetapi penuh keyakinan dan kepercayaan bahwa Allah selalu menyertainya dan tidak akan mengabaikan atau menyia-nyiakannya. Inilah tantangan terhadap orang-orang yang sombong dan takabur, selalu membanggakan materi tetapi lupa bahwa di atas kekuatan materi ada kekuatan gaib yang dapat menghancurleburkan mereka yaitu kekuatan dan kekuasaan Allah swt.
Ada  beberapa hal yang bisa ditadaburi:
  1. Keteguhan iman Nabi Syuaib – meskipun lemah secara sosial dan tidak punya dukungan materi, beliau tetap yakin sepenuhnya kepada perlindungan Allah.
  2. Kekuatan sejati bukan pada harta dan kekuasaan, melainkan pada keimanan dan pertolongan Allah yang Maha Perkasa.
  3. Keberanian dalam dakwah lahir dari keyakinan kepada Allah, bukan dari jumlah pengikut atau kekuatan fisik.
  4. Azab Allah pasti datang kepada orang yang sombong dan mendustakan kebenaran, sementara keselamatan hanya bagi orang beriman.
  5. Ujian keimanan sering berupa kesendirian, namun Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang tulus berpegang teguh kepada-Nya.
Seorang mukmin harus tetap tegas dan yakin dalam mempertahankan akidah, meskipun menghadapi tekanan, karena pertolongan Allah lebih kuat dari segala kekuatan duniawi.
Dia memohon perlidunga dari kejahatan orang orang yang sombong ;
اللّهُمَّ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، وَاحْفَظْنَا بِحِفْظِكَ، وَاكْفِنَا شَرَّ الْمُتَكَبِّرِينَ، وَانْصُرْنَا بِنَصْرِكَ يَا قَوِيُّ يَا مَتِينُ
“Ya Allah, tetapkan hati kami di atas agama-Mu, lindungilah kami dengan penjagaan-Mu, cukupkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang sombong, dan tolonglah kami dengan pertolongan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Kokoh.”