Jenis-jenis Mati Syahid dalam Islam

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

وَلَا  تَحْسَبَنَّ  الَّذِيْنَ  قُتِلُوْا  فِيْ  سَبِيْلِ  اللّٰهِ  اَمْوَا تًا   ۗ بَلْ  اَحْيَآءٌ  عِنْدَ  رَبِّهِمْ  يُرْزَقُوْنَ

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki,”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 169)

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat yang mulia ini mengandung penjelasan tentang keutamaan para syuhada dan karamah mereka, dan segala kebaikan yang dikaruniakan oleh Allah buat mereka berupa anugerah dan kebaikanNya. Termasuk di dalamnya adalah hiburan bagi orang-orang yang masih hidup karena ditinggal mati saudara mereka, belasungkawa bagi mereka dan memberikan semangat bagi mereka untuk berperang di jalan Allah dan mencari mati syahid.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah,” maksudnya, dalam memerangi musuh-musuh agama dengan tujuan meninggikan kalimat Allah, “mati.”

Maksudnya, janganlah sampai terlintas di benak kalian dan dalam perhitungan kalian bahwa mereka itu mati dan lenyap, serta hilang dari mereka kenikmatan hidup dunia dan menikmati bunga-bunganya, (namun) yang (seharusnya) dikhawatirkan hilang adalah takut berperang dan tidak mendapatkan mati syahid. “bahkan” sesungguhnya mereka telah memperoleh yang lebih besar daripada sesuatu yang diperebutkan oleh orang-orang yang saling bersaing, di mana “mereka itu hidup di sisi Rabbnya,” dalam surgaNya. Kata “di sisi Rabbnya” menunjukkan tingginya derajat mereka dan begitu dekatnya mereka dengan Rabb mereka, “dengan mendapat rizki” berupa berbagai macam kenikmatan yang tidak diketahui bentuknya kecuali oleh DZat yang telah memberikan kenikmatan tersebut atas mereka.

Tambahan;
Itulah reward dari Allah SWT ;

Dalam perhitungan manusia bahwa mereka itu mati dan lenyap, serta hilang dari mereka kenikmatan hidup dunia, sesungguhnya mereka telah memperoleh yang lebih besar daripada sesuatu yang diperebutkan oleh orang-orang yang saling bersaing, di mana “mereka itu hidup di sisi Rabbnya,” dalam surgaNya. Kata “di sisi Rabbnya” menunjukkan tingginya derajat mereka dan begitu dekatnya mereka dengan RabbNya.
Apakah ada cara lain untuk mendapatkan mati syahid;

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

التّاجر الصّدوق الأمين مع النّبيّين، والصّدّيقين، والشّهداء

“Para pedagang yang jujur lagi dapat dipercaya akan bersama para nabi, siddiqin dan orang-orang yang mati syahid,” hadits riwayat Tirmizi.

Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun ‘alaih)

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).

Selain yang disebutkan di atas ada kesyahidan yang lain.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW merespons, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’ Para sahabat bertanya ‘Mereka itu siapa ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha’un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid’.” (HR. Muslim)

Dalam suatu riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, ada tujuh jenis kesyahidan selain dibunuh di jalan Allah, yaitu orang yang meninggal karena wabah adalah syuhada, orang yang tenggelam adalah syuhada, orang yang meninggal karena pleuritis adalah syuhada, orang yang meninggal karena penyakit keluhan internal adalah syuhada, orang yang dibakar sampai mati adalah syuhada, orang yang terbunuh oleh gedung yang runtuh di atasnya adalah syuhada, dan seorang wanita yang meninggal saat hamil adalah syuhada ( HR. Abu Dawud, no. 3111).

Semoga dalam menghadapi kematian nanti mendapatkan derajat kematian yang syahid, misalnya salah satunya jadi pedagang yang jujur.