Empat Hal yang Menyebabkan Kita Sengsara

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAILLAHAILLOH. WALLAHU AKBAR.

Semoga kita selalu sehat dalam lindungan Allah SWT.
Mari saling mendoakan ;

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ثُمَّ  قَسَتْ  قُلُوْبُكُمْ  مِّنْۢ  بَعْدِ  ذٰلِكَ  فَهِيَ  كَا لْحِجَا رَةِ  اَوْ  اَشَدُّ  قَسْوَةً   ۗ وَاِ نَّ  مِنَ  الْحِجَا رَةِ  لَمَا  يَتَفَجَّرُ  مِنْهُ  الْاَ نْهٰرُ   ۗ وَاِ نَّ  مِنْهَا  لَمَا  يَشَّقَّقُ  فَيَخْرُجُ  مِنْهُ  الْمَآءُ   ۗ وَاِ نَّ  مِنْهَا  لَمَا  يَهْبِطُ  مِنْ  خَشْيَةِ  اللّٰهِ   ۗ وَمَا  اللّٰهُ  بِغَا فِلٍ  عَمَّا  تَعْمَلُوْنَ
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 74)

Hati yang keras karena semakin menjauh dari Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةُ الْقَلْبِ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي”

Artinya: “Janganlah kalian banyak bicara selain zikir kepada Allah, karena sesungguhnya banyak bicara selain zikir kepada Allah meng­akibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya sejauh-jauh manu­sia dari Allah ialah orang yang berhati keras.”

Al-Bazzar juga meriwayatkan hadis marfu’ dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“أَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاءِ: جُمُودُ الْعَيْنِ، وَقِسِيُّ الْقَلْبِ، وَطُولُ الْأَمَلِ، والحرص على الدنيا”

Artinya: “Ada empat perkara yang menyebabkan kesengsaraan, yaitu kerasnya mata (tidak pernah menangis karena Allah), hati yang keras, panjang angan-angan, dan rakus terhadap keduniawian.”

Rasulullah SAW berlindung dari hati yang keras dan tidak khusyu’. “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan (HR Muslim).

Aamiin Yaarobbal’aalamiin.