Allah Selalu Menyaksikan Gerak-gerik dan Segala Perbuatan Manusia Setiap Waktu

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

فَلَنَقُصَّنَّ  عَلَيْهِمْ  بِعِلْمٍ  وَّمَا  كُنَّا  غَآئِبِيْنَ

“dan pasti akan Kami beritakan kepada mereka dengan ilmu (Kami) dan Kami tidak jauh (dari mereka).”(QS. Al-A’raf 7: Ayat 7)

Allah selalu menyaksikan gerak-gerik dan segala perbuatan manusia setiap waktu

Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Ayat ini menerangkan bahwa kepada mereka, baik kepada rasul-rasul maupun kepada umat yang telah menerima seruan rasul, akan diceritakan kelak hal-hal yang telah mereka perbuat karena semua itu telah diketahui Allah, dan semuanya telah dicatat di dalam buku catatan malaikat pencatat. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pencatatan malaikat, sebagaimana firman Allah:

dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (al-Kahf/18: 49)

Allah selalu menyaksikan gerak-gerik dan segala perbuatan mereka pada setiap waktu. Allah mendengar apa yang mereka katakan, melihat apa yang mereka lakukan, mengetahui semua perbuatan mereka, baik yang mereka lakukan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Allah berfirman:

“karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan. (an-Nisa’/4: 108)

Ihsan adalah merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga tidak mungkin berbuat maksiat kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya, ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar RA.

Pada suatu ketika Jibril mendatangi Rasulullah SAW dalam wujud manusia. Dia kemudian menanyakan tentang iman, Islam, dan ihsan kepada kekasih Allah tersebut dengan disaksikan para sahabat.

Iman secara bahasa artinya membenarka, iman adalah membenarkan dalam hati, dan mengikrarkan dengan ucapan dan mengamalkannya dengan anggota badan.

Adapun, Islam diartikan sebagai ketundukan (taslim), kepasrahan, menerima, tidak menolak, tidak membantah, dan tidak membangkang. Dalam definisi lain Islam dapat diartikan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Sementara itu, ihsan secara bahasa artinya kebaikan. Dalam hal ini, ilmuwan abad pertengahan, Al-Raghib al-Asfahani, menjelaskan bahwa ihsan lebih tinggi dari keadilan (keseimbangan antara memberi dan mengambil).

Ihsan dapat dikatakan sebagai sifat yang menjadikan pemiliknya memperlakukan orang lain dengan baik meskipun orang tersebut memperlakukannya dengan buruk.

Hadits serupa dengan redaksi yang berbeda tentang iman, Islam, dan ihsan juga terdapat dalam riwayat Bukhari. Hadits ini bersumber dari Abu Hurairah RA. Ia berkata,

“Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, maka datanglah malaikat Jibril (dalam rupa seorang laki-laki) dan bertanya, apa iman itu? Nabi menjawab: engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, utusan-utusan-Nya, dan hari kebangkitan. Kemudian ia bertanya lagi, apa Islam itu? Nabi menjawab: engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, engkau mendirikan salat, menunaikan zakat, saum di bulan Ramadan dan menunaikan ibadah haji. Kemudian ia bertanya lagi, apa ihsan itu? Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah melihatmu,” (HR Bukhari).

Semoga kita bisa berbuat ihsan, memperlakukan orang lain baik dan selalu merass diawasi Allah SWT.