أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
الٓرٰ ۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ
“Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang penuh hikmah.”(QS. Yunus 10: Ayat 1)
Manusia agar mengetahui, mempelajari dan mengingat ayat-ayat yang menjadi petunjuk dalam al Quran agar dapat dipahami dan diamalkan
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Lihat arti “Alif Lam Ra”, pada keterangan tentang “mafatihus suwar” pada jilid pertama. Allah menerangkan bahwa ayat-ayat yang dibaca ini adalah ayat-ayat yang tinggi nilainya, tersusun rapi lagi kokoh, baik lafaz maupun maknanya, berisi petunjuk bagi orang-orang yang mau mengikutinya. Dari ayat-ayat ini tersusun surah-surah itu dan disusun Al-Quran. Pada firman-Nya yang lain Allah menjelaskan sifat ayat Al-Quran.
Alif Lam Ra, (inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Mahateliti. (Hud/11: 1)
Dari susunan ayat ini dipahami bahwa Allah memerintahkan manusia agar mengetahui, mempelajari dan mengingat ayat-ayat yang menjadi petunjuk itu, agar dapat dipahami dan diamalkan.
Al-Kitab Al-Hakim” (الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِ) dalam ayat ini berarti bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang penuh hikmah. Makna penuh hikmah dalam konteks ini bisa dipahami dalam beberapa aspek:
- Kesempurnaan dan Kebenaran; Al-Qur’an adalah kitab yang mengandung kebenaran mutlak dari Allah, tanpa ada kesalahan atau kekurangan. Setiap ayatnya memiliki makna yang mendalam dan penuh kebijaksanaan.
- Petunjuk Hidup; Al-Qur’an memberikan pedoman yang penuh hikmah dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan manusia dengan Allah (habluminallah) maupun hubungan antar manusia (habluminannas).
- Hukum yang Adil dan Bijaksana; Syariat yang terkandung dalam Al-Qur’an merupakan hukum yang sempurna, adil, dan bijaksana, karena berasal dari Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
- Makna Mendalam dan Tidak Bertentangan; Setiap ayat dalam Al-Qur’an memiliki makna yang dalam dan saling mendukung satu sama lain, tanpa ada kontradiksi atau pertentangan.
Allah menyebut Al-Qur’an sebagai Al-Hakim dalam Surah Yunus ayat 1, itu menegaskan bahwa kitab ini adalah sumber kebijaksanaan, petunjuk, dan kebenaran yang sempurna bagi manusia.
Dia agar Al-Qur’an dijadikan sebagai petunjuk dan sumber hikmah dalam kehidupan:
اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ لَنَا فِي الدُّنْيَا قَرِينًا، وَفِي الْقَبْرِ مُونِسًا، وَعَلَى الصِّرَاطِ نُورًا، وَفِي الْجَنَّةِ رَفِيقًا، وَمِنَ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا، وَإِلَى الْخَيْرَاتِ كُلِّهَا دَلِيلًا وَإِمَامًا، وَبِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
“Allahumma aj‘alil-Qur’āna lanā fid-dunyā qarīnan, wa fil-qabri mūnisan, wa ‘alāṣ-ṣirāṭi nūran, wa fil-jannati rafīqan, wa minan-nāri sitran wa ḥijāban, wa ilal-khairāti kullihā dalīlan wa imāman, wa birahmatika yā arḥamar-rāḥimīn.”
“Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman bagi kami di dunia, sebagai penerang di kubur, cahaya di atas shirath (jembatan menuju surga), pendamping di surga, pelindung dan penghalang dari api neraka, serta petunjuk dan imam dalam segala kebaikan. Dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi”