15 Ayat Sajadah dalam Al Qur’an dan Disunahkan Sujud ketika Mendengar atau Membacanya (1)

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

اِنَّ  الَّذِيْنَ  عِنْدَ  رَبِّكَ  لَا  يَسْتَكْبِرُوْنَ  عَنْ  عِبَا دَتِهٖ  وَيُسَبِّحُوْنَهٗ  وَلَهٗ  يَسْجُدُوْنَ‏

“.Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 206)

Ayat ini termasuk ayat sajadah yang pertama dalam Al-Quran. Di sunatkan bagi orang Islam melakukan sujud setelah membaca atau mendengar ayat ini dibacakan

Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa malaikat yang kedudukannya mulia di sisi Tuhan tiadalah merasa berat dan enggan menyembah Allah. Hendaklah manusia mencontoh ketaatan malaikat itu kepada Tuhan. Para malaikat itu selalu mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, dan dari menyembah berhala-berhala. Para malaikat sujud dan salat kepada Allah swt.

Ayat ini termasuk ayat sajadah yang pertama dalam Al-Quran. Di sunatkan bagi orang Islam melakukan sujud setelah membaca atau mendengar ayat ini dibacakan.
Abu Darda meriwayatkan sebagai berikut: “Bahwasanya Rasulullah saw memandang ayat ini salah satu ayat sajadah dalam Al-Quran”. (Riwayat Ibnu Majah)

Dalam Al-Qur’an terdapat 15 ayat sajadah. Ayat-ayat ini ditandai dengan instruksi untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan dan ibadah. Ayat – ayat sajdah yang lima belas itu ialah sebagai berikut:

  1. Al A’raf (7) : 206
  2. Ar-Ra’d (13) : 15
  3. An-Nahl (16): 49
  4. Al-Israa’ (17): 107
  5. Maryam (19): 58
  6. Al-Hajj (22): 18
  7. Al-Hajj (22): 77
  8. Al-Furqan (25): 60
  9. An-Naml (27): 25
  10. As-Sajdah (32): 15
  11. Shaad (38): 24
  12. Fushshilat (41): 37
  13. An-Najm (53): 62
  14. Al-Insyiqaq (84): 21
  15. Al-‘Alaq (96): 19.

Adapun doa sujud tilawah, pada waktu melakukan sujud tilawah dibaca doa sebagai berikut :

“Sajada wajhi lil-ladzi khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqo sam’ahu wa basharahu wa bi haulihi wa quwwatihi”,

Berdasarkan hadis:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ فِي سُجُوْدِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ سَجَدَ وَجْهِيْ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ وَبِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ. [رواه أبو داود].

“Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata: Adalah Nabi SAW membaca pada sujud tilawah di malam hari (yang artinya): Wajahku sujud kepada Dzat yang menjadikan dan membentuknya, dan memberi pendengaran dan penglihatan dengan kekuatan dan kekuasaannya”. (HR. Abu Dawud).

سَمِعْنَا  وَاَ طَعْنَا  غُفْرَا نَكَ  رَبَّنَا  وَاِ لَيْكَ  الْمَصِيْرُ

Sami’na wa atho’na ghufronaka robana wa ilaykal mashir

“Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)