Gedung Almasoem

Perbedaan Belajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Apakah Anda sudah tahu perbedaan belajar sekolah menengah pertama dengan sekolah menengah atas? Kedua tingkatan ini sekilas memang bertujuan untuk mempersiapkan muridnya untuk menuju jenjang perguruan tinggi. Namun, nyatanya kedua tingkatan tersebut mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda bagi para muridnya.

Tingkatan sekolah menengah pertama biasanya lebih berfokus pada pembangunan karakter siswa. Sementara tingkatan sekolah menengah atas merupakan lanjutan dari masa transisi tingkat SMP di mana para siswa sudah mengalami perubahan dan kemajuan signifikan. Alhasil, karakter para siswa semakin terbentuk dan tahu cara bertanggung jawab terhadap keputusannya.

Perbedaan Belajar Sekolah Menengah Pertama dengan Sekolah Menengah Atas

Seperti yang diketahui, sekolah bukan tempat menuntut ilmu saja, tapi juga secara tidak langsung sebagai pembentukan karakter anak-anak. Berikut sejumlah perbedaan yang bisa dilihat dari tingkatan sekolah menengah pertama dengan sekolah menengah atas.

Fokus Pembelajaran

Salah satu letak perbedaan antara sekolah SMP dengan SMA adalah fokus pembelajarannya. Seperti yang sudah diketahui, sekolah menengah pertama akan berfokus pada pembangunan karakter siswa. Bisa dibilang tingkatan SMP adalah tingkatan lanjutan dan merupakan masa transisi dari sekolah dasar.

Sekolah menengah pertama biasanya akan berorientasi pada mata pelajaran dasar. Pada tingkatan ini pula, terdapat enam sampai delapan kelas khusus mata pelajaran yang berbeda pada setiap harinya. Hal ini karena siswa sedang dalam masa pubertas sehingga lebih ingin memulai petualangan mencari jati diri.

Hal inilah yang membuat siswa sekolah menengah pertama mampu mengikuti beberapa organisasi atau kegiatan lainnya yang berbeda setiap hari. Selain itu, siswa dari sekolah menengah pertama biasanya akan memperlihatkan berbagai karakter perubahan dari aspek fisik.

Sementara, sekolah menengah atas mempunyai kelas blok yang biasanya hanya berlangsung dua jam atau lebih. Hal ini juga mencakup campuran dari sejumlah mata pelajaran. Tingkatan sekolah menengah atas biasanya untuk kelas yang lebih tinggi, yakni dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.

Perbedaan belajar sekolah menengah pertama dengan sekolah menengah atas bisa dilihat dari pola pikir saat di sekolah. Biasanya, tingkatan sekolah menengah atas mempunyai cara berpikir yang berubah secara signifikan. Para siswa semakin mampu untuk menentukan pilihan dan tahu mana yang salah serta mana yang tidak.

Meski begitu, tetap dibutuhkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa agar anak tidak salah jalan. Selain itu, tingkatan sekolah menengah atas akan membantu para siswa dalam membentuk karakter. Mereka juga sudah harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah dibuat sehingga bisa menentukan langkah ke jenjang berikutnya.

Karakter yang Ditanamkan

Perbedaan belajar sekolah menengah pertama dengan sekolah menengah atas bisa dilihat dari karakter yang ditanamkan. Sekolah menengah pertama menjadi tempat bagi anak dalam berproses dan mengembangkan karakter. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dan harus aktif.

Caranya dengan menanamkan sejumlah karakter pada anak di tingkatan sekolah SMP. Berikut beberapa karakter yang harus ditanamkan pada anak SMP.

  • Mengatasi Konflik

Karakter yang harus diajarkan pada anak yang memasuki sekolah tingkatan SMP adalah cara mengatasi konflik. Hal ini karena perkembangan emosi anak cenderung belum stabil sehingga diperlukan orang dewasa untuk membantu anak dalam menghadapinya. Orang tua bisa mengajarkan cara mengatasi konflik dengan bijaksana.

  • Rasa Optimisme

Karakter kedua yang harus ditanamkan pada anak SMP adalah rasa optimisme. Hal ini sangat penting dalam tumbuh kembangnya. Selain itu, pantang menyerah juga tidak kalah pentingnya.

Melalui rasa optimisme yang dibangun, meski anak mengalami kegagalan, tapi rasa itulah yang akan membuat anak untuk kembali mencoba. Bahkan, mereka tidak akan merasa takut saat menghadapi kegagalan.

  • Belajar untuk Bersikap Sabar dan Hati-hati

Perbedaan belajar sekolah menengah pertama dan menengah atas yang terletak pada penanaman karakter adalah sikap sabar dan hati-hati. Hal ini karena usia anak SMP cenderung tidak stabil sehingga mungkin anak akan bersikap yang tidak wajar. Dengan mengajarkannya untuk bersabar, karakternya mungkin bisa lebih baik.

Sementara untuk sekolah menengah atas atau SMA, karakter yang harus ditanamkan tentunya lebih tinggi. Berikut beberapa karakter yang harus ditanam pada anak SMA dan menjadi perbedaan belajar sekolah menengah pertama.

  • Pencarian Karakter

Karakter yang perlu ditanam pada anak SMA adalah pencarian karakter. Maksudnya adalah di usia tersebut, anak akan ditanamkan rasa tanggung jawab akan kehidupannya. Di usia tersebut, anak harus sudah mulai berpikir tentang langkah dalam menjalani hidup.

Dengan kata lain, tujuan anak harus mendapat arahan dan bimbingan yang jelas. Tujuannya agar mereka bisa membuat keputusan dengan bijak. Alhasil, pilihan tersebut tidak akan membawanya pada kekecewaan dan membuatnya salah langkah.

  • Etika

Bisa dibilang, etika menjadi salah satu hal penting dalam mengembangkan karakter anak. Selain itu, etika haruslah dibangun sejak dini. Namun, untuk usia anak SMA, pembelajar etika semakin ditekankan sehingga menghasilkan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

  • Komunikasi yang Terbuka

Di usia ini, anak akan mempunyai logika yang lebih terstruktur sehingga tahu bagaimana cara bersikap lebih dewasa dan berani mengambil keputusan bijak. Selain itu, untuk memberikan stimulus yang benar, komunikasi harus dilakukan secara terbuka. Dengan kata lain, anak mempunyai kesempatan untuk mengutarakan keinginannya.

Peran orang tua di sini adalah memahami dan memberikan tanggapan yang tidak menyudutkan. Tanggapan tersebut haruslah berupa arahan yang jelas sehingga anak bisa mengambil keputusan sendiri tanpa adanya interupsi.

Itulah dua perbedaan belajar sekolah menengah pertama dengan sekolah menengah atas yang bisa diketahui oleh orang tua. Alhasil, orang tua bisa tahu bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan tingkatan sekolah dan umurnya.