Istilah “generasi strawberry” semakin populer digunakan untuk menggambarkan generasi muda saat ini yang dianggap mudah rapuh, sensitif, dan kurang tahan banting. Perbandingan dengan buah strawberry yang tampak segar dan menarik namun mudah rusak menjadi metafora yang pas untuk menggambarkan karakteristik generasi ini. Peran orang tua dan pendidikan sangat sentral untuk memperbaiki generasi ini, karena bagaimanapun mereka adalah generasi generasi emas yang memang masih perlu didikan dan bimbingan baik itu secara mental dan moral dari orang tua dan sekolah.
Generasi Strawberry merupakan sebutan untuk generasi muda yang lahir antara pertengahan 1997 hingga awal 2010-an. Istilah ini pertama kali muncul di Taiwan pada awal tahun 2000-an. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap rentan terhadap tekanan dan kesulitan. Perlu digaris bawahi juga generasi strawberry ini adalah sebagian dari Gen Z, dimana analogi dengan buah stroberi digunakan karena buah stroberi dianggap lembut dan rentan rusak. Bahasa metafora yang indah namun sangat miris.
Kenapa metafora strawberry ini bisa muncul?
Istilah generasi strawberry ini bisa muncul karena beberapa hal. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap munculnya generasi strawberry antara lain:
- Perlindungan Berlebih dari Orang Tua: Banyak orang tua yang cenderung terlalu melindungi anak-anak mereka dari segala bentuk kesulitan, sehingga anak-anak kurang terlatih untuk menghadapi tantangan dan kegagalan.
- Teknologi Digital: Pertumbuhan teknologi digital yang pesat memberikan kemudahan akses pada informasi dan hiburan, namun disisi lain juga dapat membuat anak-anak menjadi lebih pasif dan kurang berinteraksi secara sosial.
- Standar Kehidupan yang Tinggi: Kehidupan yang serba instan dan nyaman membuat anak-anak tumbuh dengan ekspektasi yang tinggi, sehingga mereka kurang bisa menghargai proses dan upaya yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.
Kelebihan dan Kekurangan generasi strawberry
Setiap generasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing begitu juga dengan generasi strawberry ini. Generasi yang digandang gandang lemah ini juga memiliki kelebihan tersendiri, diantaranya :
- Kreatif dan Inovatif: Generasi ini tumbuh dalam era digital yang sangat mendorong kreativitas. Mereka seringkali memiliki ide-ide segar dan cara pandang yang unik dalam menyelesaikan masalah.
- Cepat Adaptasi dengan Teknologi: Karena lahir dan besar dengan teknologi, generasi strawberry sangat mahir dalam menggunakan berbagai perangkat dan aplikasi. Mereka cepat belajar dan menguasai teknologi baru.
- Komunikatif: Mereka cenderung lebih terbuka dalam berkomunikasi dan menyampaikan pendapat. Hal ini membuat mereka mudah berinteraksi dengan orang lain dan membangun jaringan.
- Fokus pada Keseimbangan Hidup: Banyak di antara mereka yang lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka tidak segan untuk mengejar minat dan hobi di luar pekerjaan.
- Berani Berpendapat: Generasi strawberry tidak takut untuk mengungkapkan pendapatnya, bahkan jika berbeda dengan pendapat orang lain. Mereka mendorong adanya diskusi yang lebih terbuka dan demokratis.
Dibalik kelebihannya ada beberapa kekurangan yang menjadi fakta kenapa generasi ini disebut sebagai generasi strawberry. Seperti :
- Kurang Tahan Banting: Beberapa orang berpendapat bahwa generasi strawberry kurang tahan terhadap tekanan dan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Mereka terbiasa dengan lingkungan yang nyaman dan serba instan.
- Terlalu Memanjakan Diri: Kemudahan akses terhadap informasi dan berbagai fasilitas membuat sebagian dari mereka cenderung terlalu memanjakan diri dan kurang menghargai usaha.
- Sulit Fokus: Dengan banyaknya distraksi di dunia digital, generasi strawberry seringkali kesulitan untuk fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama.
- Sensitif terhadap Kritik: Mereka cenderung lebih sensitif terhadap kritik dan komentar negatif. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan diri.
- Mentalitas Instan: Kebiasaan mendapatkan segala sesuatu dengan cepat membuat generasi strawberry terbiasa dengan hasil instan. Mereka kurang sabar dalam mencapai tujuan.
Namun perlu diingat bahwa hal tersebut bersifat generalisasi, jadi tidak semua generasi strawberry memiliki karakteristik yang sama, hanya saja sebagian persen itu identik.
Tantangan Generasi Strawberry di Era Digital
Berbeda dengan generasi milenial yang “masih merasakan” momen bagaimana dunia berjalan, generasi Z atau generasi Strawberry ini tidak identik dengan gadget, bahkan sejak kecil. Hal ini diperparah dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kekurangan rasa tanggung jawab dari orang tua yang lebih memberikan gadget kepada anak anaknya dibandingkan dengan membiarkan mereka bermain di luar rumah membuat generasi ini amat sangat terbiasa dengan digitalisasi.
Generasi strawberry ini banyak menghadapi berbagai tantangan di era digital, seperti:
- Cyberbullying: Ancaman cyber bullying menjadi semakin nyata dan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak-anak.
- FOMO (Fear of Missing Out): Tekanan untuk selalu terhubung dengan media sosial dan mengikuti tren terbaru dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
- Adiktif terhadap Gadget: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi, mengganggu pola tidur, dan menghambat perkembangan sosial.
Peran Orang Tua dalam Mempersiapkan Generasi yang Tangguh
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mempersiapkan generasi strawberry agar menjadi individu yang tangguh antara lain:
- Memberikan Kepercayaan: Berikan anak-anak kepercayaan untuk mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan. Dengan begitu, mereka akan belajar dari pengalaman dan menjadi lebih mandiri.
- Mengajarkan Keterampilan Hidup: Ajarkan anak-anak keterampilan hidup yang penting, seperti mengelola emosi, memecahkan masalah, dan bekerja sama dengan orang lain.
- Membatasi Penggunaan Gadget: Tetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget dan pastikan anak-anak memiliki aktivitas lain yang lebih produktif.
- Menjadi Role Model: Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak dengan menunjukkan sikap yang positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain.
Penting diingat dan digaris bawahi, setiap orang tua memiliki cara mendidiknya masing masing namun perlu diingat bahwa setiap didikan orang tua akan menciptakan karakter anak yang berbeda beda. Istilah strawberry adalah dampak dari didikan orang tua yang memanjakan anak anaknya, sehingga banyak anak yang tidak bisa menghargai proses karena mereka mementingkan hasil. Pola didik orang tua yang kurang tepat ini yang membuat banyak generasi Z ini menjadi generasi Strawberry, yang terlihat indah namun begitu rapuh. Penting bagi orang tua untuk kembali menata pola asuh putra putrinya agar terhindar dari kebiasaan buruk yang berdampak pada masa depan mereka.
Peran Pendidikan dalam Membentuk Karakter
Selain peran orang tua, pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda. Sekolah dapat berperan aktif dalam:
- Mengembangkan Kurikulum yang Holistik: Kurikulum yang holistik tidak hanya berfokus pada pengembangan kognitif, tetapi juga pada pengembangan sosial, emosional, dan fisik siswa.
- Memfasilitasi Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler dapat membantu siswa mengembangkan minat dan bakat, serta melatih keterampilan sosial dan kepemimpinan.
- Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif: Lingkungan belajar yang positif dan kondusif dapat memotivasi siswa untuk belajar dan berkembang.
Dan Al Ma’soem berkomitmen untuk mengubah pandangan bahwa generasi muda saat ini adalah generasi strawberry. Melalui program pendidikan yang komprehensif, kami membekali siswa dengan keterampilan hidup, mental yang kuat, dan semangat juang yang tinggi, sehingga mereka siap menghadapi tantangan zaman.
Generasi strawberry memang menghadapi tantangan yang unik di era digital. Namun, dengan dukungan dari orang tua dan pendidikan yang tepat, generasi ini dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh, kreatif, dan sukses. Peran orang tua dan pendidikan dalam membentuk karakter anak-anak sangatlah penting. Dengan memberikan kasih sayang, dukungan, dan pendidikan yang berkualitas, kita dapat membantu generasi muda untuk mencapai potensi penuh mereka.