Pandemi berangsur angsur berubah menjadi endemi, bahkan saat ini orang orang sudah merasa bahwa wabah yang selama 2 tahun kemarin menjadi momok seakan hilang begitu saja. Seperti dilupakan dan memang ditinggalkan begitu saja. Pemberitaan tentang covid 19 juga sudah mulai jarang bahkan tidak ada, seakan berita tentang pandemi ini sudah bukan lagi berita yang menjual sehingga kedamaian di berbagai sektor kembali normal.
Sektor industri yang kemarin rusak tahun ini mulai diperbaiki, sektor wisata tahun ini sudah mulai dibuka secara normal, sektor transportasi juga sudah beranjak normal hanya bagi beberapa yang bepergian jauh harus sudah vaksin booster. Lantas bagaimana dengan sektor pendidikan?
Sektor pendidikan jelas tahun ini sudah berjalan normal, bahkan beberapa sekolah negeri dan swasta sudah mulai memberlakukan pelepasan masker ketika di luar ruangan, kecuali ketika di dalam kelas memang beberapa ada yang masih menggunakan, alasannya beragam dari antisipasi dan juga ada beberapa yang menggunakan masker karena kebiasaan selama 2 tahun yang sukar dilepaskan begitu saja.
Ketika sektor pendidikan sudah berjalan normal, ada beberapa hal di dalam pendidikan itu yang masih tidak normal bahkan perlu waktu lama lagi untuk memperbaikinya, hal tersebut adalah perbaikan karakter siswa pasca pandemi.

Pandemi yang membuat peserta didik harus sekolah online, tanpa ada pendidikan karakter dan bahkan membuat siswa aktif menjadi pasif ini juga merusak moral siswa. Siswa jadi ketergantungan akan gadget karena memang keterbatasan sekolah dalam mendidik siswa, ditambah lingkungan yang mendukung untuk game online membuat peserta didik menjadi lebih malas untuk belajar, selain itu juga teman sepermainan yang memiliki bahasa yang sangat bagus membuat anak terbawa bawa. Hal seperti ini sudah jadi tugas sebuah sekolah untuk memperbaikinya lagi dan menjadi peserta didik yang benar benar terdidik.
Terdidik disini bukan hanya terdidik otaknya saja akan tetapi juga terdidik karakternya agar sesuai dengan kodratnya sebagai seorang siswa. Maka dari itu pendidikan karakter ini sangat penting ditumbuhkan di lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter adalah bentuk pendidikan untuk memperbaiki karakter atau sifat seseorang agar bisa menjadi dirinya sendiri yang jauh lebih baik lagi. Pendidikan karakter ini juga memiliki tujuan yaitu untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik.
Konsep pendidikan karakter di sekolah ini harus berbarengan dengan konsep sekolah ramah anak. Karena kedua konsep ini merupakan 2 hal yang saling membutuhkan, ibaratnya pendidikan karakter adalah Visi maka konsep sekolah ramah anak adalah Misinya.
Maka dari itu pendidikan karakter ini sangat membutuhkan konsep sekolah ramah anak karena dengan metode percontohan dan metode memperbaiki tanpa menyakiti (ramah anak) ini sangat efektif menekan karakter siswa yang memang menyimpang dari norma.

Konsep pendidikan karakter ini juga menggunakan metode mencegah daripada mengobati, artinya sebelum siswa melakukan pelanggaran alangkah baiknya jika pihak sekolah sudah meminimalisir itu. Karena kalau sudah terjadi pelanggaran akan lebih sulit lagi untuk memperbaikinya. Tapi meski begitu, konsep pendidikan karakter di Al Masoem itu sangat unik, karena kami tidak hanya menurut siswa tapi juga semua orang yang terlibat dalam pendidikan termasuk guru dan staf pengajar. Ini yang disebut sebagai sebuah konsep percontohan, karena ketika guru beretika jelek, siswa akan mengikuti begitu juga sebaliknya karena pada dasarnya anak akan mengikuti apa yang orang lebih tua lakukan. Maka dari itu, dari attitude dan dari tindakan, guru Al Masoem harus dituntut untuk bisa bersikap profesional tidak boleh ada hukuman yang membuat siswa malu apalagi hukuman fisik.
Guru Al Masoem juga dituntut untuk tidak boleh merokok di area pendidikan, begitu juga orang tua atau pengunjung yayasan. Maka dari itu Al Masoem terkenal dengan istilah lembaga pendidikan bebas asap rokok, karena mau bagaimanapun rokok adalah hal yang sangat tabu di Al Masoem, jangankan siswa, jika guru melanggar. Guru yang bersangkutan akan diberikan sanksi berupa teguran.

Arah pendidikan Al Masoem Cageur-Bageur-Pinter artinya pendidikan karakter lebih diutamakan dari pada kecerdasan siswa. Tapi bukan berarti kami acuh terhadap kecerdasan siswa, tapi kami lebih menghargai siswa yang memiliki sikap yang baik dari pada siswa yang pandai tapi tidak bisa menghargai sesamanya.
Kurikulum yang berlaku di Al Masoem juga kurikulum 2013 yang disempurnakan dengan kurikulum Al Masoem sebagai pendidikan karakternya. Untuk SMA kami menggunakan sistem kurikulum merdeka dengan kurikulum Al Ma’soem sebagai pendidikan karakternya. Maka tidak aneh jika ketika anda menjadi siswa Al Ma’soem anda akan mendapatkan 2 buah raport, yaitu raport diknas dan raport Al Masoem.
Karakter siswa pasca pandemi ini sangat memprihatinkan, karena banyak sekali anak yang sudah lama belajar online akhirnya kembali ke sekolah akhirnya mereka lupa dengan sopan santun terhadap sesama. Maka dari itu, konsep pendidikan karakter di setiap sekolah harus lebih diperdalam lagi dan dipertegas lagi.

Al Ma’soem memulai kembali debut pembelajaran bagi siswa baru pada 12 Juli 2022 kemarin, pada pembukaan KPAM banyak sekali titipan dari Ketua Yayasan tentang pendidikan karakter siswa. Maka dari itu, khusus tahun pelajaran ini, Al Masoem akan melakukan berbagai macam dan program agar siswa dan santri Al Masoem bisa kembali menjadi siswa dan santri yang berakhlakul karimah. Meskipun akan sulit merubah siswa yang sudah terbiasa selama pandemi kemarin, tapi dengan dukungan dari orang tua dan juga lingkungan sekolah yang mendukung, hal yang sulit itu akan bisa dijalani lebih mudah lagi.