Catrik al masoem aksara sunda (1)

Pentingnya Belajar Aksara Sunda

Siswa Al Ma’soem yang tergabung dalam Catrik (Class of Ancient Manuscript) diundang sebagai pengajar aksara Sunda oleh Departemén Ilmu Komputer FMIPA Unpad dalam sebuah Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Riset “Digital Reconstruction and Enhancement of Ancient Manuscript” (DREAM) di Situs Cagar Budaya Kabuyutan Ciburuy, Garut (skriptorium naskah Sunda kuno).

Catrik sendiri merupakan istilah untuk menyebut “siswa” di “mandala” atau lembaga pendidikan formal jaman kerajaan di Sunda. Seperti dikutip dari Unpad.ac.id Pada zaman sistem pemerintahan kerajaan, lembaga formal pendidikan atau pabrik orang-orang cerdas itu salah satunya adalah mandala. Dengan kata lain, salah satu pengertian mandala adalah  lembaga formal pendidikan di Sunda pada masa sistem kerajaan. Dalam kronik lontar Sunda Kuno (abad XV-XVI Masehi) tercatat ada 73 mandala di Tatar Sunda, dari Ujung Kulon sampai batas Timur Kerajaan Sunda.

Catrik sendiri merupakan singkatan dari Class of Ancient Manuscript yang artinya merupakan kelas peminatan yang fokus pada naskah kuno, tata bahasa dan tulisan. Karena memang yang membimbing CATRIK sendiri adalah guru bahasa sunda, maka naskah kuno yang biasa diajarkan di SMA Al Masoem ini adalah naskah sunda kuno dan juga tata bahasa dan aksara sunda. 

Mempelajari Naskah kuno juga merupakan kegiatan yang positif, salah satu manfaatnya adalah dengan mempelajari naskah kuno diharapkan seorang siswa  mampu memberi informasi mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pengobatan tradisional, tabir gempa atau gejala alam, fisiologi manusia, dan sebagainya.

Dalam budaya sunda juga ada yang namanya aksara sunda atau tulisan sunda yang terdiri dari beberapa jenis aksara, yaitu aksara tanda baca, rarangken, angka, aksara ngalagena atau konsonan, dan aksara swara atau vokal. Namun meski begitu perlu diperhatikan juga ada empat jenis aksara yang menyandang nama Aksara Sunda, yaitu Aksara Sunda Kuno, Aksara Sunda Cacarakan, Aksara Sunda Pegon, dan Aksara Sunda Baku.

Huruf vokal dalam bahasa sunda juga ada tujuh huruf vokal yang terdiri dari lima suara vokal murni seperti (a, é, i, o, u) dan juga ada dua huruf vokal netral e (pepet) dan eu. Begitu juga dengan konsonan dalam bahasa Sunda ada 18 huruf konsonan, yaitu: (p, b, t, d, k, g, c, j, h, ng, ny, m, n, s, w, l, r, dan y.) Sedangkan tanda baca dalam aksara sunda masih sama dengan tanda baca bahasa indonesia yaitu terdiri dari koma (,), titik (.), titik dua (:), titik koma (;). tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda kutip (“…”), tanda hubung (-), hingga tanda kurung (()).

Belajar aksara sunda itu memang sulit, tidak seperti bahasa Indonesia dan bahasa inggris, tapi bagi beberapa siswa kesulitan ini menjadi nilai tersendiri untuk mengetahui budaya masa lalu orang sunda. Mengingat banyak siswa yang tinggal dan lahir di Jawa Barat dan Banten. Meskipun ada beberapa siswa Al Masoem yang dari luar pulau jawa. Jawa Barat dan Banten sendiri merupakan jantung budaya Sunda atau biasa disebut sebagai Tatar Sunda/Pasundan meskipun banyak pendatang yang menetap dan tinggal dari berbagai suku bangsa lainnya di Indonesia terutama di wilayah metropolitan Jakarta dan migrasi di Cirebon sejak berabad abad lama.

Bahkan seperti dikutip dari regional.kompas.com Suku Sunda berasal dari keturunan Austronesia (ras Mongoloid atau ras yang tersebar dari Taiwan hingga Hawaii) yang berada di Taiwan. Kemudian, mereka bermigrasi melalui kepulauan Filipina sampai tiba di Jawa sekitar 1.500 hingga 1.000 Sebelum Masehi. Banggalah menjadi orang sunda, selain terkenal karena someah atau karakter yang ramah dan sopan pada siapa saja. Kebiasaan orang sunda sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, ini yang membuat orang sunda terkenal dengan sikap sopan dan murah senyum kepada siapa saja. Selain itu ternyata suku sunda juga memiliki keunikan. Keunikan dari orang Sunda adalah mudah dipersatukan melalui bahasa Sunda dan budayanya.

Etnis Sunda adalah kelompok masyarakat yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat peninggalan leluhur mereka. Namun dibalik sifat murah senyum dan sopannya ada sebuah mitos unik yang pasti diketahui oleh orang sunda yaitu Katanya, orang sunda tidak boleh menikahi orang Jawa alasan orang Jawa dilarang menikah dengan orang Sunda karena bisa menyebabkan rumah tangga tidak langgeng. Karena alasan itulah, kenapa orang Sunda tidak boleh menikah dengan orang Jawa begitupun sebaliknya. Kendati demikian, hal itu rupanya masih Sekedar Mitos yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Salah Satu alasan kenapa orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa karena memang zaman dahulu kerajaan pajajaran (sunda) pernah dibohongi oleh kerajaan majapahit dengan sistem pernikahan. Namun meski begitu bukan berarti orang sunda zaman sekarang tidak boleh menikahi orang jawa hanya karena sejarah masa lalu yang kelam antara sunda dan jawa. 

Dengan sejarah panjang dan berbagai macam manfaat yang ada mempelajari naskah sunda kuno dan juga tata bahasa dan aksara sunda diharapkan orang sunda tidak mudah lupa dengan leluhur mereka, budaya mereka dan diharapkan mereka akan semakin bangga menjadi orang sunda yang memang terkenal karena memiliki karakter yang kalem. Anda bangga menjadi orang sunda?