Pesantren Siswa Al Ma’soem di Jalan Raya Cipacing No. 22, Jatinangor, Sumedang, resmi membuka Karantina Tahfidz XI pada Ahad, 29 Juni 2025, pukul 09.00 WIB, sebagai bagian dari komitmennya untuk membentuk generasi Qur’ani yang unggul secara spiritual dan akhlak. Acara pembukaan yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh 52 santri dari berbagai daerah, termasuk Bandung, Cimahi, Sumedang, Garut, Bekasi, Karawang, Depok, Kudus, hingga Bukittinggi, Sumatera Barat. Kehadiran mereka mencerminkan semangat luar biasa untuk memanfaatkan libur sekolah dengan kegiatan yang bermakna, yaitu menghafal Al-Qur’an dan memperkuat karakter Islami. Berikut laporan lengkap mengenai pembukaan Karantina Tahfidz XI, program yang ditawarkan, dan dampaknya bagi santri serta keluarga mereka.
Semangat Santri dari Berbagai Daerah
Karantina Tahfidz XI Al Ma’soem menarik perhatian 52 santri, terdiri dari 33 santri putri dan 19 santri putra, yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan—SD, SMP, dan SMA. Peserta datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari kota-kota di Jawa Barat seperti Bandung dan Sumedang hingga daerah yang lebih jauh seperti Kudus dan Bukittinggi, Sumatera Barat. Keberagaman asal peserta ini, sebagaimana di highlight melalui akun Instagram resmi @almasoembdg, menunjukkan bahwa cinta terhadap Al-Qur’an tidak terbatas oleh jarak geografis. Semangat mereka untuk menghafal Al-Qur’an selama libur sekolah mencerminkan dedikasi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pendidikan spiritual yang terarah.
Program Karantina Tahfidz XI: Target dan Struktur
Ketua panitia Karantina Tahfidz XI Bapak Ustadz Ali Abi Firdaus menyampaikan bahwa program ini berlangsung selama satu pekan, dari 29 Juni hingga 6 Juli 2025. Tujuan utama program ini adalah memastikan setiap peserta mencapai target hafalan dua juz Al-Qur’an (Juz 29 dan 30) dengan pendekatan yang disiplin namun menyenangkan. Struktur program meliputi:
- Sesi Hafalan Intensif: Setiap hari, santri mengikuti sesi hafalan yang dipandu oleh guru tahfidz bersertifikasi, dengan metode yang disesuaikan untuk anak-anak dan remaja, termasuk teknik murojaah (pengulangan) dan tasmi’ (uji hafalan).
- Pembinaan Akhlak: Selain hafalan, santri diajarkan untuk menjaga lisan, menghindari perkataan sia-sia, dan mempraktikkan adab mulia, seperti saling menghormati dan rendah hati. Kegiatan ini mencakup muhasabah harian untuk refleksi diri.
- Kegiatan Pendukung: Sesi motivasi, shalat berjamaah, dan kajian singkat tentang keutamaan Al-Qur’an memperkuat hubungan spiritual santri. Kegiatan fisik, seperti olahraga ringan, juga diselenggarakan untuk menjaga kesehatan peserta.
- Pendampingan Personal: Setiap kelompok santri didampingi oleh pembina asrama yang memantau kemajuan hafalan dan kesejahteraan emosional, memastikan lingkungan belajar yang suportif.
Fasilitas modern Al Ma’soem, termasuk asrama nyaman (4-6 santri per kamar dengan kamar mandi dalam), masjid, dan ruang belajar yang kondusif, mendukung kelancaran program ini. Makanan halal dan bergizi disediakan tiga kali sehari dengan sistem prasmanan, sementara pengawasan 24 jam dengan CCTV menjamin keamanan santri.
Asep Abdul Halim S.Sos.i.,M.M mengungkapkan dalam sambutan pembukaan, pembicara utama menekankan pentingnya menjadi bagian dari “keluarga Al-Qur’an,” sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW: “Orang yang mempelajari Al-Qur’an, menghafalkannya, dan mengamalkannya akan menjadi keluarga Allah di muka bumi.” Peserta diingatkan bahwa setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca mendatangkan sepuluh kebaikan, sehingga hafalan satu juz dapat menghasilkan puluhan ribu kebaikan. Lebih dari itu, penghafal Al-Qur’an berpotensi memperoleh syafaat di akhirat, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga mereka.
Beliau juga mengajak orang tua untuk mendukung penuh anak-anak mereka dalam menghafal Al-Qur’an, dengan analogi bahwa keikhlasan orang tua dalam mendukung pendidikan Qur’ani ibarat modal seorang pengusaha yang berani mengambil resiko untuk keuntungan besar. Dukungan ini, baik berupa doa, motivasi, maupun fasilitasi, akan membantu anak-anak tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mulia akhlaknya.
Dampak Program bagi Santri dan Orang Tua
Karantina Tahfidz XI dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi santri dan keluarga mereka:
- Peningkatan Hafalan: Target hafalan dua juz dalam satu pekan memperkuat kemampuan santri dalam menguasai Al-Qur’an, yang menjadi bekal spiritual seumur hidup.
- Pembentukan Karakter: Pembinaan akhlak selama karantina, seperti menjaga lisan dan sikap rendah hati, membentuk santri yang beradab dan bertanggung jawab.
- Kesiapan Akademik dan Spiritual: Program ini melengkapi pendidikan formal santri, mempersiapkan mereka untuk jenjang SD, SMP, atau SMA dengan fondasi keimanan yang kuat.
- Kesejahteraan Emosional: Lingkungan suportif dan kegiatan yang terstruktur meningkatkan kepercayaan diri dan kebahagiaan santri, sebagaimana tercermin dari antusiasme peserta yang diunggah di @almasoembdg.
- Kepuasan Orang Tua: Laporan internal Al Ma’soem tahun 2024 mencatat 92% orang tua puas dengan perkembangan spiritual dan karakter anak mereka, menunjukkan bahwa program seperti Karantina Tahfidz mendapat sambutan positif.
Komitmen Al Ma’soem dalam Pendidikan Qur’ani
Pembukaan Karantina Tahfidz XI mencerminkan komitmen Pesantren Siswa Al Ma’soem untuk mencetak generasi Qur’ani yang Cageur, Bageur, Pinter—sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berpengetahuan luas. Program ini melengkapi pendekatan holistik Al Ma’soem, yang mengintegrasikan pendidikan agama, akademik, dan pengembangan bakat. Sebagai bagian dari ekosistem pendidikan yang terpercaya, Al Ma’soem juga menawarkan program tahfidz reguler, tahsin untuk pemula, dan 26 kegiatan ekstrakurikuler, seperti futsal, panahan, kaligrafi, dan debat, yang mendukung perkembangan santri secara menyeluruh.
Pembukaan Karantina Tahfidz XI Al Ma’soem pada 29 Juni 2025 menjadi momen inspiratif yang menegaskan pentingnya pendidikan spiritual di tengah libur sekolah. Dengan 52 santri dari berbagai daerah yang berkomitmen menghafal dua juz Al-Qur’an dalam satu pekan, program ini tidak hanya memperkuat hubungan mereka dengan Al-Qur’an, tetapi juga membentuk karakter mulia yang akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat. Pesantren Siswa Al Ma’soem di Jalan Raya Cipacing No. 22, Jatinangor, Sumedang, terus menjadi wadah terpercaya bagi orang tua yang ingin anak-anak mereka tumbuh sebagai generasi Qur’ani yang unggul.