1665101335 gejala rabies pada kucing

Menjadi Dokter Hewan untuk Meminimalisir Penyebaran Virus Rabies

Rabies adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak, dan dapat menyebabkan peradangan pada otak dan kematian jika tidak diobati. Rabies biasanya ditularkan kepada manusia melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar.

Setelah terinfeksi virus rabies, gejala awal mungkin mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring penyakit berkembang, gejala dapat meliputi kecemasan, kebingungan, gangguan tidur, kejang, halusinasi, kesulitan menelan, dan kelemahan otot. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu satu hingga tiga bulan setelah terpapar virus, tetapi periode ini dapat bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa tahun.

Rabies merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan jarang dapat disembuhkan setelah gejala muncul. Oleh karena itu, penting untuk mencari perawatan medis segera setelah terjadi paparan yang dicurigai terhadap virus rabies. Pemberian vaksin rabies dan imunoglobulin rabies yang cepat setelah terpapar virus dapat mencegah penyakit berkembang.

Pencegahan rabies melibatkan vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak dengan hewan liar atau yang tidak dikenal, dan melaporkan gigitan hewan kepada otoritas kesehatan setempat untuk evaluasi dan tindakan yang diperlukan. Jika Anda mencurigai telah terpapar rabies, segera cari perawatan medis untuk mendapatkan nasihat dan perlakuan yang sesuai.

Ciri ciri orang terkena rabies

Ada beberapa ciri orang yang terkena penyakit rabies dan berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang dapat muncul pada seseorang yang terkena rabies:

  1. Perubahan perilaku dan suasana hati: Penderita rabies sering mengalami perubahan perilaku dan suasana hati yang tidak biasa. Mereka mungkin menjadi gelisah, cemas, dan mudah marah. Penderita juga dapat mengalami kebingungan atau delirium.
  2. Sensitivitas terhadap rangsangan: Orang dengan rabies sering mengalami sensitivitas terhadap rangsangan seperti suara atau cahaya yang berlebihan. Mereka bisa merasa sangat terganggu oleh suara atau cahaya yang sebelumnya tidak mempengaruhi mereka.
  3. Gejala neurologis: Rabies mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga penderita dapat mengalami gejala neurologis seperti kejang-kejang, kelemahan otot, kesulitan koordinasi gerakan, tremor, dan gangguan kesadaran. Penderita juga dapat mengalami kelumpuhan parsial atau total.
  4. Kesulitan menelan dan rasa takut air: Fobia air atau hidrofobia adalah salah satu ciri khas penyakit rabies. Orang yang terkena rabies seringkali memiliki kesulitan menelan air atau air liur. Bahkan hanya mendengar suara air atau melihat air bisa memicu reaksi ketakutan dan kecemasan yang hebat.
  5. Gejala pernapasan: Penderita rabies dapat mengalami kesulitan bernapas, napas cepat atau napas tidak teratur.
  6. Perubahan sensorik: Beberapa orang dengan rabies melaporkan perubahan pada sensasi tubuh, seperti gatal-gatal, terbakar, atau mati rasa di daerah sekitar gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.

Adapun ciri hewan yang memiliki penyakit rabies yaitu hewan hewan dengan ciri sebagai berikut : 

  1. Perubahan perilaku: Hewan yang terinfeksi rabies seringkali mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Mereka bisa menjadi lebih agresif atau sangat malu dan tertutup. Hewan yang biasanya ramah bisa menjadi teritorial dan cenderung menggigit atau menyerang tanpa alasan yang jelas.
  2. Perubahan aktivitas dan gerakan: Hewan yang terkena rabies mungkin menunjukkan perubahan dalam aktivitas dan gerakan mereka. Mereka bisa terlihat gelisah, bingung, atau tidak koordinasi dalam berjalan. Mereka juga bisa tampak lemas atau kehilangan nafsu makan.
  3. Perubahan vokal: Beberapa hewan yang terinfeksi rabies dapat mengalami perubahan dalam suara mereka. Mereka mungkin mengeluarkan suara tidak biasa seperti mengerang, menjerit, atau mengeong dengan cara yang tidak biasa.
  4. Air liur berlebihan: Hewan yang terkena rabies sering mengalami produksi air liur yang berlebihan. Mereka bisa tampak bermulut basah atau mengeluarkan busa pada mulut mereka karena air liur yang berlebihan.
  5. Fobia air: Salah satu ciri khas rabies pada hewan adalah fobia air. Hewan yang terinfeksi rabies biasanya memiliki kesulitan menelan dan menjadi takut terhadap air atau coba untuk menghindarinya. Air dapat memicu respons takut yang hebat pada hewan yang terkena rabies.
  6. Gangguan neurologis: Rabies mempengaruhi sistem saraf hewan, sehingga hewan yang terinfeksi dapat mengalami gangguan neurologis. Mereka mungkin mengalami kejang, kelemahan otot, atau kelumpuhan sebagian atau seluruh tubuh.

Penting untuk diingat bahwa gejala rabies pada hewan dapat bervariasi, dan tidak semua hewan yang terinfeksi akan menunjukkan gejala yang sama. Jika Anda mencurigai hewan terkena rabies, jangan mendekatinya dan segera hubungi otoritas kesehatan hewan setempat untuk melaporkan situasi tersebut.

Yang paling membuat menyedihkan adalah hingga saat ini tidak ada obat yang efektif untuk penyakit rabies setelah gejala muncul. Rabies adalah penyakit yang sangat serius dan hampir selalu fatal setelah gejala timbul. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi sebelum terinfeksi adalah langkah yang paling penting dalam melawan rabies.

Namun, setelah terjadi paparan terhadap virus rabies, ada langkah medis yang dapat diambil untuk mencegah perkembangan penyakit. Perlakuan pasca paparan (post-exposure prophylaxis) harus segera diberikan setelah tergigit atau terkena kontak langsung dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies. Perlakuan ini meliputi pembersihan luka, vaksin rabies, dan imunoglobulin rabies (antibodi spesifik untuk virus rabies).

Perlakuan ini dapat memberikan perlindungan terhadap perkembangan penyakit rabies jika diberikan segera setelah terpapar virus. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis setelah paparan potensial terhadap rabies.

Meskipun penelitian sedang dilakukan untuk mencari obat yang lebih efektif dalam pengobatan rabies, saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini setelah gejala muncul. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi dan menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi tetap merupakan langkah terbaik untuk melawan penyakit rabies.

Namun dibalik tidak adanya ibat efektif untuk penyakit tersebut setidaknya ada pencegahan yang bisa dilakukan oleh kita sebagai manusia. Dan pencegahan rabies melibatkan beberapa langkah penting yang dapat dilakukan seperti :

  1. Vaksinasi hewan peliharaan: Pastikan hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, mendapatkan vaksin rabies secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan. Vaksinasi ini sangat efektif dalam mencegah penularan rabies dari hewan peliharaan ke manusia.
  2. Hindari kontak dengan hewan liar atau tidak dikenal: Hindari kontak langsung dengan hewan liar, seperti anjing liar, rubah, rakun, dan kelelawar. Jangan mendekati atau mencoba untuk memegang hewan-hewan ini, terutama jika mereka terlihat sakit atau tidak berperilaku normal.
  3. Laporkan gigitan hewan: Jika Anda digigit oleh hewan, segera laporkan kejadian tersebut kepada otoritas kesehatan setempat. Informasikan jenis hewan, lokasi, dan waktu kejadian agar dapat dievaluasi dan diambil tindakan yang tepat, termasuk penilaian dan karantina hewan yang terlibat.
  4. Karantina atau tes hewan yang dicurigai: Jika terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, otoritas kesehatan dapat meminta untuk mengkarantina hewan tersebut untuk periode waktu tertentu atau mengambil sampel untuk melakukan tes rabies.
  5. Perawatan medis setelah gigitan hewan yang dicurigai: Jika Anda digigit oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera cari perawatan medis. Dokter akan memberikan perawatan yang tepat, termasuk membersihkan luka gigitan, memberikan vaksin rabies, dan mungkin juga memberikan imunoglobulin rabies.
  6. Edukasi tentang rabies: Menyebarkan pengetahuan tentang rabies kepada masyarakat umum dapat membantu meningkatkan kesadaran akan risiko dan cara pencegahan rabies. Ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan, brosur informatif, dan pendidikan tentang bahaya penularan rabies serta tindakan pencegahan yang harus diambil.

Mata Pelajaran Rabies

Pada umumnya, topik rabies tidak diajarkan secara khusus sebagai mata pelajaran terpisah di sekolah menengah pertama begitupun di sekolah menengah atas. Namun, pengetahuan tentang rabies dapat diperoleh melalui beberapa mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah. Seperti dalam pelajaran : 

  1. Biologi: Dalam pelajaran biologi, penyakit menular dan zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia) bisa menjadi topik yang dibahas. Rabies dapat diperkenalkan sebagai contoh penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan antara hewan dan manusia.
  2. Kesehatan: Mata pelajaran kesehatan dapat memuat pengetahuan tentang penyakit menular, termasuk rabies. Topik ini dapat mencakup informasi tentang cara penularan, gejala, pencegahan, dan langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.
  3. Sains Alam: Dalam mata pelajaran sains alam, terutama saat membahas ekologi dan keseimbangan ekosistem, rabies dapat dibahas sebagai contoh tentang dampak penyakit pada populasi hewan dan bagaimana hal tersebut memengaruhi ekosistem.

Maka dari itu penting bagi seorang siswa SMA yang ingin ikut serta dalam meminimalisir penyakit rabies untuk bisa ikut serta dalam mengambil fakultas khusus yaitu fakultas kedokteran hewan. Dalam fakultas kedokteran hewan terdapat ilmu yang secara khusus mempelajari penyakit rabies, khususnya dalam bidang ilmu kedokteran hewan infeksius atau ilmu penyakit menular. Di dalam ilmu kedokteran hewan, terdapat mata kuliah atau pelajaran yang membahas tentang berbagai penyakit menular termasuk rabies.

Selain itu, dalam bidang kesehatan masyarakat, ada juga penelitian dan studi yang dilakukan untuk memahami epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian penyakit rabies. Beberapa institusi atau fakultas yang menawarkan program-program terkait dengan penelitian dan pengendalian penyakit menular, termasuk rabies, antara lain adalah fakultas kedokteran hewan, fakultas kedokteran, dan fakultas kesehatan masyarakat.

Dalam konteks kesehatan manusia, penyakit rabies juga dipelajari dalam bidang ilmu kedokteran, mikrobiologi, imunologi, epidemiologi, dan ilmu kesehatan masyarakat. Para profesional medis seperti dokter, dokter hewan, mikrobiolog, epidemiolog, dan peneliti di berbagai institusi kesehatan berkontribusi dalam mempelajari penyakit rabies dan mengembangkan strategi pencegahan serta pengobatan yang efektif. Anda tertarik menjadi dokter hewan? Al Masoem merupakan SMA yang dapat menyalurkan setiap minat dan bakat anak anaknya.