Setiap asrama, pondok pesantren dan berbagai macam fasiltias asrama siswa dan mahasiswa selalu memberikan waktu efektif untuk tidur santri dan penghuni asramanya. Mengatur waktu tidur anak di pesantren sangat penting dan butuh diatur sedemikian rupa agar waktu tidur efektif bisa didapatkan santri selama diasrama. Waktu tidur efektif siswa juga penting, karena waktu tidur yang pas dapat meningkatkan produktifitas santri selama di sekolah besok.
Rata rata santri di pondok pesantren mengalami kekurngan tidur karena berbagai macam alasan seperti waktu yang terlalu banyak seperti pada jam pelajaran di asrama siswa diharuskan mengikuti kajian hingga malam, belum beberapa asrama mewajibkan santrinya untuk mengikuti shalat tahajud dan shalat hajat, beberpa pondok pesantren juga memiliki waktu pelajaran yang padat baik itu di siang dan malam hari membuat waktu tidur produktif siswa akan otomatis terganggu.
Setiap asrama memiliki cara tersendiri dalam mengatur waktu tidur santrinya. Al Masoem salah satu sekolah berpesantren yang terkenal di Bandung, kami menyajikan waktu belajar di Pesantren dari jam 19.00 atau ba’da Isya hingga jam 22.00. Selain itu juga kami menyajikan beberapa metode pembelajaran lain seperti sebelum subuh atau pukul 04.00 santri pesantren dibandingkan untuk melaksanakan shalat sunat hajat, dan ketika sudah siswa dianjurkan untuk murajaah Quran secara serentak di Masjid.
Setelah Ba’da subuh juga santri tidak langsung meninggalkan masjid, tapi santri diajak untuk melatunkan hafalan Al Quran yang mereka miliki, memang ini dilaksanakan serentak sebagai ajang murajaah saja tapi meski begitu setiap pagi kajian rutin ini menambah amalan santri selama di asrama. Kesibukan santri juga secara penuh habis pada siang hari, karena Al Masoem menggunakan konsep sekolah sehari penuh atau full day school sehingga waktu belajar siswa sangat panjang, santri juga disibukan dengan kegiatan lainnya seperti ekstrakurikuler dan olahraga rutin setiap sore menjelang magrib.
Pola sibuk dan waktu yang padat ini membuat santri dapat mengisi waktunya dengan maksimal baik itu ketika di sekolah dan juga di pesantren. Tidak ada jam kosong, tidak ada jam yang senggang namun santri diberikan waktu yang lumayan untuk istirahat pada jam 9.30 siang bagi SMP dan 10.00 bagi siswa SMA serta istirahat shalat dzuhur berjemaah dan waktu luang pada sore hari dari pukul 16.00 sampai 17.30 yang bisa digunakan santri untuk istirahat di pesantren ataupun untuk berolahraga bersama teman teman sebayanya.
Kesibukan dan waktu yang padat ini membuat santri akan lelah setelah seharian penuh mengisi otaknya dengan pelajaran, maka dari itu kami memaksimalkan waktu tidur santri secara efektif dan efisien dengan cara menyibukan santri secara maksimal dan memberikan waktu tidur santri yang maksimal juga.
Jadi pada pukul 22.00 santri langsung dianjurkan untuk tidur, kamar secara otomatis langsung dimatikan baik itu lampu di dalam kamar ataupun lampu di luar kamar yang secara tidak langsung itu adalah pertanda bahwa santri wajib sudah tidur pada pukul 22.00. Selain itu di jam itu juga wali santri akan berkeliling mengecek ke setiap kamar untuk melihat apakah santri binaannya sudah tidur atau belum, jika belum biasanya wali santri akan menegur santri yang masih tidak tidur pada jam tersebut.
Al Masoem juga tidak mewajibkan santri untuk mengambil shalat tahajud apalagi di tengah malam, tapi jika memang ada santri yang ingin melaksanakannya kami menganjurkan untuk melaksanakannya sebelum shalat subuh, dilanjutkan shalat hajat kemudian shalat subuh. Maka dari itu pukul 04.00 santri memang sudah beranjak bangun dan mereka yang memang ingin melaksanakan shalat tahajud biasanya dibangunkan lebih pagi bisa itu dari pukul 03.45 atau 03.50, agar mereka yang melaksanakan shalat tahajud akan mendapatkan absen dan diberikan poin positif dan dijadikan salah satu kadidat santri yang akan mendapatkan beasiswa santri of the month
Karena Al Masoem sekolah yang tidak mewajibkan santrinya untuk melaksanakan shalat tahajud, maka mereka yang memang memiliki keinginan dan inisiatif melaksanakan tahajud akan diberikan apresiasi dari pesantren, yaitu gratis uang makan selama 1 bulan atau jika diuangkan sekitar 950 ribu rupiah. Lumayan bukan? Tapi tidak sembarang santri yang bisa mendapatkan itu, misalkan mereka yang sebulan hanya 1-2 kali saja melaksanakan tahajud, atau mereka yang pelang betong atau bolong bolong dalam melaksanakan sunnah rosul, tapi mereka yang memang rutin melaksanakannya yang dapat mendapatkan kadidat untuk mendapatkan beasiswa ini.
Al Masoem memiliki cara tersendiri dalam mengatur waktu tidur anak santri didiknya. Baik itu dengan cara memaksimalkan waktu disiang hari agar santri bisa tidur pulas di malam hari, pembatasan jam malam santri, pemaksaan santri untuk tidur dengan cara mematikan lampu kamar pada pukul 22.00 WIB, dan keliling serta razia yang dilaksanakan wali santri untuk meengecek santri sudah dalam keadaan tidur pada pukul 22.00 malam.
Cara ini cukup efektif mengingat santri terkadang mengalami insomnia ketika malam hari baik itu karena mengkonsumsi kafein yang terlalu banyak di siang hari atau karena faktor lainnya. Jika memang ditemukan santri yang tidak tidur di jam yang sudah ditentukan, santri tersebut akan diberikan pengertian dari wali santri dan peringatan dari kesantrian. Jika bisa dipertanggung jawabkan maka santri tersebut hanya akan langsung dianjurkan untuk tidur.
Kualitas tidur santri terkadang lebih sering terganggu dan kurang dibandingkan dengan siswa pada umumnya. Namun setiap pondok pesantren memiliki cara tersendiri agar santrinya tidak kekurangan tidur dan bisa produktif belajar di siang harinya. Karena kekurangan tidur santri dapat mempengaruhi tingkat fokus santri, konsentrasi belajar santri dan dapat membuat santri menjadi pusing selama di sekolah. Maka dari itu penting agar santri tidak kekurangan tidur, salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada santri agar tidak mengkomsi minuman yang mengandung kafein di siang hari agar tidak hanya pesantren yang mengatur tapi juga butuh dan harus ada kesadaran santri dalam memahami kualitas tidur mereka.

