Sebagai orang tua, kita pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak, termasuk mendidik mereka menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Salah satu cara yang banyak dipilih adalah dengan memasukkan anak ke pondok pesantren, tempat di mana mereka bisa belajar agama. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan orang tua yang justru bisa menghambat proses anak menjadi pribadi yang mandiri di pesantren. Berikut adalah 10 kesalahan umum yang sebaiknya dihindari, agar anak bisa berkembang dengan optimal selama di pesantren.
10 Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
Setidaknya ada 10 kesalahan umum yang kadang tidak orang tua sadari ternyata dapat menghambat tumbuh kembang anak selama di pondok pesantren, seperti :
- Menengok Anak Setiap Minggu
Memang wajar jika kita rindu dengan anak, apalagi jika ini pertama kalinya mereka harus mondok di pesantren, di lingkungan baru dan jauh juga dari kita. Namun, menengok anak setiap minggu bisa membuat mereka sulit beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Mereka jadi lebih sering teringat rumah dan kurang fokus mengikuti kegiatan. Di Pesantren Siswa Al Ma’soem, yaitu salah satu pesantren modern di Bandung, kami tidak melarang orang tua untuk menengok anak setiap minggu, di weekend, tetapi kami tidak merekomendasikan kunjungan terlalu sering karena bisa menghambat kemandirian mereka. Beri anak waktu untuk belajar mandiri dengan mengikuti jadwal kunjungan yang lebih teratur, tapi jika memang sangat rindu kami tidak melarang jika orang tua ingin datang berkunjung. - Terlalu Sering Mengirim Paket atau Uang Saku Berlebihan
Mengirimkan paket makanan atau memberikan uang saku berlebihan sering kali dilakukan dengan niat baik. Tapi, ini bisa membuat anak jadi bergantung dan kurang belajar mengatur kebutuhan mereka sendiri. Pesantren biasanya sudah menyediakan kebutuhan dasar, jadi lebih baik ajarkan anak untuk hidup sederhana dan bijak dalam mengelola uang. - Menelepon Anak Setiap Hari
Komunikasi memang penting, tapi menelepon setiap hari bisa membuat anak sulit fokus pada kegiatan pesantren, seperti belajar atau beribadah. Cobalah atur jadwal komunikasi yang teratur, misalnya sekali seminggu, agar anak tetap merasa terhubung tanpa kehilangan fokus. - Tidak Memberi Kepercayaan Penuh pada Pengasuhan Pesantren
Sebagai orang tua, wajar jika kita khawatir dengan pola pengasuhan di pesantren. Namun, terlalu sering mengintervensi atau mempertanyakan cara pengasuh bisa membuat anak bingung dan kurang menghormati aturan pesantren. Percayakan anak pada sistem pendidikan pesantren yang sudah terbukti mendidik anak-anak dengan baik. - Membandingkan Anak dengan Santri Lain
Setiap anak punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Membandingkan anak dengan santri lain, misalnya soal hafalan Al-Qur’an atau prestasi akademik, bisa membuat mereka merasa rendah diri. Dukung anak dengan mengapresiasi usaha mereka, bukan hasil semata. - Mengizinkan Anak Pulang Terlalu Sering
Ada orang tua yang mengizinkan anak pulang setiap ada kesempatan, misalnya setiap libur kecil. Ini bisa mengganggu proses adaptasi anak di pesantren. Di Al Ma’soem, kami memberikan waktu kepulangan selama satu bulan sekali, tapi jika anak tidak pulang juga tidak apa-apa. Bahkan, banyak santri kami yang berasal dari luar pulau hanya pulang satu semester atau satu tahun sekali, dan ini membantu mereka belajar mandiri dengan lebih baik. - Tidak Menyiapkan Mental Anak Sebelum Masuk Pesantren
Pesantren punya aturan ketat dan jadwal padat yang mungkin berbeda dari kebiasaan anak di rumah. Jika anak tidak disiapkan secara mental, mereka bisa kaget dan kesulitan beradaptasi. Sebelum masuk, ajak anak bicara tentang apa yang akan mereka hadapi dan dorong mereka untuk bersikap terbuka. - Terlalu Banyak Memberikan “Jalan Pintas”
Ketika anak menghadapi tantangan, seperti sulit menghafal Al-Qur’an atau ketinggalan pelajaran, ada orang tua yang langsung mencarikan guru privat atau solusi instan. Padahal, tantangan itu adalah bagian dari proses belajar mandiri. Biarkan anak mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan bimbingan dari guru di pesantren. - Mengabaikan Keseimbangan Antara Akademik dan Pendidikan Agama
Beberapa orang tua terlalu fokus pada prestasi akademik anak, misalnya nilai ujian, tapi lupa bahwa pesantren juga menekankan pendidikan agama dan akhlak. Dukung anak untuk menyeimbangkan keduanya, karena inilah yang membentuk karakter mereka. - Tidak Menjalin Komunikasi dengan Pengasuh atau Guru
Orang tua sering kali hanya berkomunikasi dengan anak, tanpa berhubungan dengan pengasuh atau guru di pesantren. Padahal, komunikasi ini penting untuk mengetahui perkembangan anak secara menyeluruh. Luangkan waktu untuk berkoordinasi dengan pihak pesantren agar bisa mendukung anak dengan lebih baik.
Al Ma’soem: Mendampingi Anak Menuju Kemandirian
Di Pesantren Siswa Al Ma’soem, kami memahami bahwa kemandirian adalah salah satu kunci utama untuk membentuk karakter anak yang tangguh. Sebagai pesantren modern di Bandung, kami mendampingi santri dengan pendekatan yang seimbang antara pendidikan agama, akademik, dan pembinaan karakter. Kami tidak melarang orang tua untuk menengok anak, tetapi kami sarankan untuk melakukannya dengan bijak, misalnya sebulan sekali, agar anak bisa belajar mandiri tanpa merasa terlalu bergantung pada keluarga. Kami juga memberikan waktu kepulangan satu bulan sekali, meskipun banyak santri kami, terutama yang berasal dari luar pulau, memilih pulang hanya satu semester atau satu tahun sekali. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran mereka untuk menjadi lebih mandiri, dan kami lihat banyak santri yang berhasil tumbuh dengan baik melalui pendekatan ini.
Bersama Membentuk Anak yang Mandiri
Memasukkan anak ke pesantren adalah langkah besar yang membutuhkan kerja sama antara orang tua dan pihak pesantren. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kita bisa membantu anak berkembang menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki akhlak yang baik. Mari kita dukung mereka dengan memberikan kepercayaan, komunikasi yang sehat, dan bimbingan yang tepat. Bersama Al Ma’soem, kita wujudkan generasi yang siap menghadapi masa depan dengan keimanan dan kemandirian yang kuat. Untuk informasi lebih lanjut tentang program kami, hubungi 08112340226 atau kunjungi almasoem.sch.id.