Satu hal yang perlu diamati bagi seorang anak adalah bagaimana dia mengolah emosi yang diterima, atau istilahnya disebut kecerdasan emosional. Keberadaan ini penting untuk menunjang kesuksesan anak, baik di sekolah maupun di dunia kerja di masa dewasa. Maka dari itu, orang tua punya peran penting untuk mengembangkan emosi anak, salah satunya melalui 5 cara melatih kecerdasan emosional anak berikut.
Ikuti 5 Cara Melatih Kecerdasan Emosional Anak Berikut!
Sebelum anak memasuki usia sekolah, madrasah ilmu yang diikuti oleh anak adalah orang tua. Mereka akan memberikan pendidikan yang layak untuk diajarkan sedari dini, seperti akhlak, adab dan wawasan ilmu. Melatih kecerdasan emosi anak pun sudah seharusnya tidak luput dari perhatian orang tua. Mengapa begitu? Karena cara pandang anak melihat dunia akan dipengaruhi dari emosi yang dirasakan.
Lalu apa sih sebenarnya kecerdasan emosional itu? Menurut artikel Alodokter, kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi. Hal ini dapat berlaku bagi siapa saja, apalagi anak-anak yang masih memiliki emois yang labil.
Dengan anak memiliki tingkat EQ yang baik, Ia akan lebih mudah bersosialisasi dengan siapa saja, punya kepercayaan diri yang tinggi, dan tumbuh menjadi pribadi yang pandai mengatur emosi. Ini secara tidak langsung mendukung mental anak dalam meraih prestasi di sekolah.
Kabar baiknya, anak-anak cenderung lebih cepat menyerap apa yang diajarkan oleh orang tua. Maka dari itu, sudah menjadi tugas orang tua untuk memberikan pembelajaran ataupun percontohan yang baik bagaimana melatih emosi anak. Dalam artikel ini, terdapat 5 cara yang bisa diikuti oleh orang tua agar mampu melatih kecerdasan emosional anak. Mari simak penjelasannya!
1. Menjadi suri tauladan yang baik bagi anak
Cara pertama untuk melatih kecerdasan emosional anak adalah menjadi suri tauladan yang baik kepada anak. Untuk membiasakan anak berperilaku baik, maka memberikan contoh yang baik hal yang cukup efektif dilakukan oleh orang tua.
Cara yang bisa dilakukan seperti melalui kegiatan sehari-hari yang melibatkan emosi. Contohnya ketika memberi contoh untuk mengucapkan kata ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ kepada seseorang yang dimintai tolong, maka anak akan melihat emosi senang ketika kata tersebut disampaikan.
2. Membantu anak mengenali emosi
Cara kedua yang bisa dilakukan aalah membantu anak untuk mengenali emosi yang dia rasakan ataupun yang orang lain rasakan. Orang tua dapat memulai hal ini dari memberikan ‘nama’ dari emosi yang dirasakan anak seperti “Wah, adik lagi lagi senang sekali!” atau “adik lagi marah, ya?”.
Dalam satu waktu, anak juga perlu diajak untuk mengenal emosi yang dirasakan orang lain. Ini agar anak menjadi lebih akrab dengan perasaan tersebut. Kuncinya adalah komunikasi dua arah dan kasih sayang agar emosi anak bisa terkendali.
3. Terima emosi anak
Cara yang ketiga ini dapat dilakukan ketika sang anak sedang meluapkan emosinya. Terima saja segala emosi yang dikeluarkan oleh anak, baik itu senang ataupun sedih, diam ataupun marah.
Dalam artikel Wyeth Nutrition, disebutkan bahwa orang tua dapat memberikan komentar ketika anak sedang merasakan sesuatu. Contohnya seperti “Adik kenapa? Kok keliatannya lagi marah”, “Duh, senangnya lihat anak mama gembira banget!” dan lain sebagianya.
4. Bangun empati anak
Cara yang keempat ini cukup esensial untuk melatih emosi anak. Membangun empati artinya membangun rasa kepedulian terhadap orang lain. Hal ini tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain ketika menjalankan aktivitas harian, sehingga kemampuan empati butuh untuk terus diasah sedari dini.
Cara untuk melatih empati anak dapat dilakukan ketika anak sedang bermain dengan temannya. Ketika teman anaknya sedang mengamali masalah, orang tua dapat bertanya “kalau kamu di posisi temanmu, apa yang kamu rasakan?”.
Mengajak anak untuk menolong orang lain pun juga termasuk dalam melatih empati. Orang tua dapat menjelaskan bahwa ini penting agar orang yang ditolong merasa senang kembali.
5. Melatih keterampilan memecahkan masalah
Cara yang terakhir dalam melatih kecerdasan emosional anak adalha dengan mengajaknya menyelesaikan permasalahannya sendiri. Contohnya ketika anak bertengkar dengan saudara atau temannya, orang tua dapat mendampingi dan membimbing anak agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Ajak anak untuk berpikir secara mandiri dan biarkan otak anak berpikir secara kreatif. Nantinya solusi yang dihasilkan dapat menjadi pengalaman yang baik dalam menyelesaikan masalah.
Itulah 5 cara melatih kecerdasan emosional anak yang bisa diterapkan kepada anak kalian. Salah satu bentuk kedewasaan diri seoserang adalah pandai mengatur emosi, sehingga ini bisa menjadi pertimbangan orang tua untuk mulai melatih emosi anak sedari dini. Harapannya sang anak akan lebih siap menjalani kehidupan nanti di masa dewasa.
Penulis: Gumilar Ganda