Anak rantau atau anak yang jauh dari kampung halaman atau anak yang sedang dalam perantauan merupakan istilah bagi mereka yang sedang jauh dari kampung halaman dengan sebuah tujuan tertentu, bisa itu untuk berkarir, mencari pengalaman, mencari kedewasaan, dan juga mencari ilmu baik disekolah maupun di pesantren dan sekolah berasrama. Melakukan perantauan juga bisa karena memang tuntutan hidup dan karena memang tuntutan atau kebiasaan dari sebuah suku atau adat. Perantauan secara umum dilaksanakan oleh laki laki minangkabau karena dia tidak mewarisi harta pusaka, namun dewasa ini merantau tidak hanya dilakukan oleh suku Minangkabau tapi juga dilakukan oleh peserta didik demi pendidikan yang jauh lebih baik baik itu mencari ilmu pendidikan umum bahkan ilmu agama seperti pesantren.
Menjadi anak jauh dari kampung halaman membuat anda harus dituntut menjadi dewasa di umur yang memang belum seharusnya. Kedewasaan bukan tentang umur, tapi tentang bagaimana cara anda menyikapi sebuah masalah dengan cara yang baik versi anda. Secara umum pendidikan pesantren di buka pada jenjang SMP sederajat dan bisa juga di lanjut ke jenjang SMA sederajat. Itu di boarding school, sedangkan di pesantren umum tidak ada tingkatan seperti itu, bahkan beberapa alumni pesantren diharuskan untuk melakukan pengabdian di pesantren sebagai bahan memberi ilmu kepada junior mereka, mematangkan karakter dan kepribadian sang alumni pesantren dan memantapkan sisi keilmuan.
Berbeda dengan sekolah berasrama atau boarding school berbasis agama islam, tidak ada pengabdian sebagai hal untuk diikuti, jadi ketika siswa lulus pesantren di boarding school siswa bisa langsung lanjut kuliah ke perguruan tinggi yang mereka minati. Efek positifnya juga, tidak ada istilah senioritas dan junioritas di dunia pendidikan boarding school.
Berbicara tentang pesantren dan boarding school, Al Masoem merupakan salah satu sekolah berbasis pesantren atau sekolah berasrama yang ada di Cipacing No.22, tepat di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung. Merupakan sekolah yang menyediakan asrama pesantren sebagai pilihan ke 2 bagi anak rantau. Al Masoem memiliki cara unik untuk membuat anak anak pesantren atau anak anak dalam perantauan terutama tingkat SMP dan SMA untuk menghemat uang selama di pesantren, dan berikut adalah Cara berhemat ala anak Rantau di Pesantren siswa Al Masoem :
- Membatasi uang jajan santri hanya Rp.100.000 saja
Al Masoem memiliki peraturan yang unik yaitu santri tidak boleh memegang uang lebih dari Rp.100.000, jika memang ketika wali santri sebagai penanggung jawab santri selama di pesantren menemukan santri yang membawa uang lebih dari yang ditetapkan, santri tersebut hanya diberikan 2 pilihan menabungkan sisa uang tersebut ke Bank Al Masoem atau ke ATM, atau di titipkan ke wali santri yang bisa dibawa ketika uang yang mereka pegang sudah habis.
Ada beberapa alasan yang masuk akal kenapa santri tidak boleh memegang uang lebih dari 100.000, agar tidak hilang jika disimpan di dalam kamar. Karena kamar santri merupakan tempat yang bersifat privasi, jadi tidak ada CCTV di dalam kamar, jika memang ada santri yang bandel dan membawa yang lebih kemudian hilang, akan sulit dilacak dan itu juga menjadi tanggung jawab santri itu sendiri. Jadi lebih baik meminimalisir daripada harus kehilanganmu kan?
Selain itu menggunakan pola seperti ini santri tidak akan boros. Perlu diketahui juga 100.000 ini bersifat seharusnya, jadi tidak dipatok harus habis berapa hari atau berapa minggu. Namun jika melihat dari kebutuhan santri yang secara umum sudah diberikan orang tua setiap kepulangan uang 100.000 bagi santri itu cukup sampai 1 minggu kecuali jika santrinya doyan jajan ke kantin.
- Menyediakan kantin sendiri dengan harga yang terjangkau
Salah satu fasilitas kantin sekolah menjadi hal yang dapat membuat santri menghemat uang jajan mereka. Karena kantin Al Masoem merupakan sebuah kantin keluarga dimana penjual di kantin sehat ini merupakan keluarga keluarga Al Ma’soem yang memang kurang mampu secara finansial. Jadi Al Ma’soem memberikan fasilitas untuk berjualan.
Uniknya setiap makanan yang disajikan di Kantin Sehat Al Masoem juga beragam, setidaknya terdapat 32 macam kantin yang berbeda beda, dari Es Krim, Jus, Jajanan Pasar, Bakso, Soto, cemilan atau makanan ringan seperti batagor, bakso tahu dan makanan berat seperti Nasi Rames.
Aneka jajanan di kantin sehat Al Masoem ini juga bekerjasama dengan teknologi pangan Universitas Padjadjaran atau UNPAD Jatinangor, sehingga makanan di Al Masoem ini insya Allah terjamin akan kesehatannya. Selain itu juga harga untuk jajanan di Kantin Sehat Al Ma’soem juga terbilang murah sesuai dengan standar uang saku anak anak siswa dan santri pesantren. Paling mudah dari 1000 rupiah hingga paling mahal 15 ribu rupiah. Sehingga kantin sehat ini bisa membantu siswa dan santri untuk berhemat di pesantren.
- Membatasi santri untuk jajan ke Luar
Hal yang paling penting adalah pesantren melarang santrinya untuk jajan ke luar Yayasan. Seperti ke marketplace terdekat, karena semua yang dibutuhkan santri sudah tersedia di Komplek Yayasan seperti kebutuhan santriwati juga sudah tersedia. Tentu saja dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan dengan marketplace terdekat.