Larangan Tasyabbuh dalam Islam

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAILLAHAILLOH. WALLAHU AKBAR.

Semoga kita selalu sehat dalam lindungan Allah SWT.
Mari saling mendoakan ;

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا  الَّذِيْنَ  اٰمَنُوْا  لَا  تَقُوْلُوْا  رَا عِنَا  وَ  قُوْلُوا  انْظُرْنَا  وَا سْمَعُوْا   ۗ وَلِلْكٰفِرِ يْنَ  عَذَا بٌ  اَلِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan Raa’ina, tetapi katakanlah, Unzurna, dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 104)

Asbabun Nuzul (Sebab turunnya suatu ayat) “Bahwa kata ‘raa’ina’ dalam bahasa Yahudi berarti caci maki yang jelek. Sehubungan dengan itu ada peristiwa sebagai berikut: Ketika kaum Yahudi mendengar sahabat-sahabat memakai perkataan itu, mereka sengaja mengumumkan agar perkataan itu biasa dipergunakan dan ditujukan kepada Rasulullah. Apabila para sahabat menggunakan kata itu, mereka menertawakannya. Maka turunlah ayat ini. Asbabun Nuzul (Sebab turunnya suatu ayat) untuk Al Baqarah 104 yang lain “Bahwa sesungguhnya orang Arab apabila bercakap-cakap dengan salah seorang temannya suka mengatakan: “Ari’ni sam’aka”. Kemudian mereka dilarang menggunakan kata-kata itu dengan turunnya ayat ini.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abu Al-‘Aliyah)

Allah Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya menyerupai orang-orang kafir, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Karena orang-orang Yahudi (semoga laknat Allah Ta’ala atas mereka) senang bermain kata-kata yang mempunyai arti samar dengan maksud untuk mengurangi makna yang dikandungnya. Jika mereka hendak mengatakan: “Dengarlah kami,” maka mereka mengatakan: “raa’inaa”, padahal yang dimaksudkan adalah ”ru’unah” (sangat bodoh) sebagaimana firman-Nya dalam Surah An-Nisaa’ ayat 46 yang artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.

Mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi ka­mi tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” semoga kamu tidak mendengar apa-apa. Dan (me­reka mengatakan), “Ra’ina,” dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami men­dengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikan kami,” ten­tulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah me­ngutuk mereka karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”

Allah Ta’ala melarang orang-orang Mukmin menyerupai orang-orang kafir baik dalam ucapan maupun perbuatan. Dikenal dengan istilah tasyabuh,

Secara istilah, tasyabbuh adalah sebuah usaha seseorang untuk meniru sosok yang dikaguminya, baik dari tingkah laku, penampilan, hingga sifat-sifatnya dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud dengan tasyabbuh sendiri sebenarnya lebih kepada meniru perbuatan kaum Yahudi maupun Nasrani.
Tasyabbuh yang sering dijumpai masyarakat muslim sekarang, memperingati valentine day, memperingati tahun baru masehi dll..

Semoga kita bisa menjalankan Islam secara kaffah dan tidak meniru niru kaum kafir.