Iri Hati Dapat Menjerumuskan Seseorang pada Kejahatan Besar

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
ٱقْتُلُوْا  يُوْسُفَ  اَوِ  اطْرَحُوْهُ  اَرْضًا  يَّخْلُ  لَـكُمْ  وَجْهُ  اَبِيْكُمْ  وَ  تَكُوْنُوْا  مِنْۢ  بَعْدِهٖ  قَوْمًا  صٰلِحِيْنَ
“bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik.” (QS. Yusuf 12: Ayat 9)
Iri hati dapat menjerumuskan seseorang pada kejahatan besar, bahkan terhadap saudara sendiri, sementara setan menipu mereka dengan janji tobat di kemudian hari
Dalam tafsir lengkap Kementrian Agama RI; Dalam suatu musyawarah untuk menetapkan tindakan yang tepat dan tegas terhadap Yusuf, mereka mengusulkan agar dia dibunuh saja atau dibuang ke tempat yang jauh, sehingga ia tidak mungkin kembali atau binasa dan mati di tempat pembuangan itu. Dengan demikian, ayah mereka Yakub akan berputus asa dan tidak mempunyai harapan lagi untuk bertemu dengan anaknya yang paling disayanginya itu, dan lama kelamaan tentunya dia akan melupakannya. Selama ini yang menjadi halangan baginya untuk memperhatikan mereka ialah Yusuf di sampingnya.
Bila Yusuf sudah tiada atau tersingkir ke negeri yang jauh, tentulah ayah mereka akan kembali memperhatikan dan menyayangi mereka. Mereka menginsyafi bahwa tindakan ini adalah suatu tindakan yang kejam tidak berperikemanusiaan, suatu tindakan kriminal yang sangat besar dosanya. Akan tetapi, mereka telah jauh tersesat dari jalan yang benar dan terjerumus ke dalam perangkap setan, sehingga tidak nampak lagi oleh mereka akibat perbuatan itu bagi ayah dan diri mereka sendiri jika perbuatan itu dilakukan.
Mereka membujuk diri mereka sendiri dengan mengatakan, meskipun mereka telah berdosa, pintu tobat masih terbuka lebar. Mereka akan bertobat dengan tobat nasuha dan tidak akan berbuat seperti itu lagi, dan menjadi hamba Allah yang saleh. Tentu Allah akan menerima tobat, mengampuni segala dosa dan kesalahan hamba-Nya, dengan demikian ayah mereka akan merasa senang kepada mereka, dan Allah tidak akan menyiksa mereka.
Tadabbur QS Yusuf Ayat 9
Ayat ini memperlihatkan bagaimana rasa iri dan dengki dapat menutupi akal sehat dan hati nurani manusia.
Saudara-saudara Yusuf bukan tidak tahu bahwa membunuh atau membuang saudara sendiri adalah dosa besar, namun bisikan setan membuat mereka menjustifikasi kejahatan dengan alasan “akan tobat nanti.”
Inilah bentuk penipuan halus setan, menunda tobat dan menenangkan pelaku dosa dengan janji semu ampunan tanpa usaha sungguh-sungguh.
Berniat dan berbuat dosa, lalu baru berniat untuk bertobat, adalah perbuatan yang sangat berisiko tinggi. Tobat belum tentu diterima, dan bisa saja seseorang meninggal sebelum sempat bertobat.”
Pelajaran besar dari ayat ini ialah agar kita:
  1. Menjaga hati dari iri dan dengki, karena keduanya bisa menghancurkan silaturahmi bahkan keluarga.
  2. Tidak menunda-nunda tobat; jangan sampai kita berencana berbuat dosa dengan niat akan tobat setelahnya.
  3. Menyadari bahwa kasih sayang dan perhatian manusia tak sebanding dengan rida Allah, maka carilah perhatian Allah, bukan manusia.
“Niat untuk membunuh dan tindakan membunuh saudara sudah ada sejak zaman Nabi Adam, sebagaimana terjadi antara dua putranya, yaitu Qabil dan Habil. Kisah Qabil dan Habil ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 27–31.”
Doa Relevan dengan QS Yusuf Ayat 9
اللهم طهر قلبي من الحسد والغل، ونجني من وساوس الشيطان، واجعلني من عبادك الصادقين التائبين.
Allahumma thahhir qalbī minal hasadi wal ghill, wa najjinī min wasāwisi asy-syaythān, waj‘alnī min ‘ibādika ash-shādiqīna at-tā’ibīn.
“Ya Allah, sucikanlah hatiku dari iri dan dengki, lindungilah aku dari bisikan setan yang menipu, dan jadikanlah aku termasuk hamba-Mu yang jujur, bersih hatinya, dan selalu bertobat dengan sungguh-sungguh