أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَا خْتُلِفَ فِيْهِ ۗ وَ لَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَـقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَاِ نَّهُمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِ يْبٍ
“Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkannya. Dan kalau tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sungguh, mereka (orang kafir Mekah) benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya (Al-Qur’an).” (QS. Hud 11: Ayat 110)
Pembangkangan kaumnya dulu baru dikirim rassul ? Atau diutus rassul tapi tetap melakukan pembangkangan ?
Dalam tafsir ringkas Kementrian Agama RI; Setelah dijelaskan tentang keingkaran penduduk Mekah terhadap risalah Nabi Muhammad serta penolakan mereka terhadap Al-Qur’an, berikut ini dijelaskan tentang keberadaan umat Nabi Musa terhadap kitab suci yang diturunkan kepadanya. Dan sungguh, Kami telah menurunkankan Kitab Taurat kepada Musa, lalu diperselisihkannya tentang isi kitab itu oleh Bani Israil, sehingga ada yang mempercayainya ada juga yang mengingkarinya, mereka yang mengingkari karena mengikuti hawa nafsunya.
Dan kalau tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu untuk menunda siksaan hingga hari kiamat, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka berupa azab pada waktu itu juga. Sungguh, mereka orang kafir Mekah dan orang-orang yang mengingkari kitab Taurat benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya yakni kebenaran isi kandungan kitab suci yang diturunkan Allah.
Secara umum, pembangkangan umat tidak terjadi sebelum rasul diutus, tetapi setelah rasul datang membawa peringatan. Artinya: Allah tidak akan menyiksa atau menghukum suatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka.
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
“Dan Kami tidak akan mengazab (suatu kaum) sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra’: 15)
Maka kronologi yang benar adalah:
- Allah melihat suatu kaum mulai melenceng dari tauhid (menyembah selain Allah, zalim, atau rusak moral).
- Lalu Allah mengutus rasul dari kalangan mereka sendiri — membawa risalah tauhid dan peringatan.
- Sebagian kaum beriman, sebagian lagi membangkang dan mendustakan.
- Ketika pembangkangan sudah melampaui batas dan dakwah rasul sudah tuntas, barulah turun azab.
Jadi Pembangkangan Terjadi Setelah Rasul Datang. Contoh dari sejarah:
- Kaum Nuh: setelah Nuh berdakwah 950 tahun, baru datang azab banjir besar.
- Kaum ‘Ad: setelah Nabi Hud memberi peringatan, mereka tetap sombong → datang angin topan yang memusnahkan.
- Kaum Tsamud: setelah Nabi Shaleh memperlihatkan mukjizat unta, mereka tetap mendustakan → datang gempa.
- Kaum Luth: setelah dakwah ditolak → datang azab dari langit.
Semua menunjukkan: pembangkangan terjadi setelah risalah datang.
Ayat ini tidak secara langsung menceritakan kronologi diutusnya rasul, tetapi lebih kepada:
- Menunjukkan pola yang berulang: setelah rasul datang membawa wahyu, manusia berbeda pendapat dan membangkang terhadap kebenaran itu.
- Contohnya: setelah Musa diberi Taurat, justru banyak di antara Bani Israil yang berselisih, menolak, bahkan melawan syariat itu.
Jadi Hud 110 menegaskan bahwa: Pembangkangan terhadap risalah bukan hal baru — sejak zaman Musa pun begitu.
Hikmah dari Hud 110. Ayat ini meneguhkan hati Nabi Muhammad ﷺ yang saat itu ditolak oleh kaumnya:
- Seakan Allah berfirman: “Wahai Muhammad, jangan bersedih karena umatmu berselisih dan mendustakanmu, para rasul sebelum engkau pun mengalami hal yang sama.”
- Artinya: penolakan terhadap rasul adalah pola sejarah, bukan tanda kebenaran itu salah.
Kesimpulan kronologi diutusnya rasul:
Tahapan, Peristiwa dan Penjelasan
- Umat mulai menyimpang dari tauhid dan moral. Allah mengetahui keadaan mereka
- Allah mengutus rasul dari kalangan mereka sendiri. Membawa wahyu dan peringatan
- Sebagian beriman, sebagian mendustakan
Terjadi pembangkangan
4. Dakwah dituntaskan, hujjah ditegakkan
Tidak ada alasan lagi bagi kaum itu
5. Bila tetap kufur → Allah menurunkan hukuman Sesuai keadilan-Nya
Tadabbur ringkas dari Hud 110; “Setiap kali datang kebenaran, manusia terbelah antara yang tunduk dan yang menolak. Tetapi Allah tidak tergesa-gesa menghukum, karena kasih sayang-Nya memberi waktu untuk sadar.”
Sebagai muslim harus taat dan tunduk kepada rassul, Taat kepada Rasul adalah bagian dari taat kepada Allah, karena Rasul diutus bukan membawa kehendak pribadi, melainkan menyampaikan wahyu Allah.
Ketaatan kepada Rasul = ketaatan kepada Allah
Allah sendiri menegaskan bahwa siapa yang taat kepada Rasul, maka hakikatnya ia taat kepada Allah.
مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barang siapa yang menaati Rasul, maka sungguh ia telah menaati Allah.” (QS. An-Nisa: 80)
Doa agar diberi hati yang tunduk dan patuh kepada Rasul
اللَّهُمَّ اجْعَلْ قَلْبِي مُطِيعًا لِرَسُولِكَ، مُتَّبِعًا لِسُنَّتِهِ، رَاضِيًا بِحُكْمِهِ، وَمُسْتَسْلِمًا لِأَمْرِهِ
“Ya Allah, jadikanlah hatiku taat kepada Rasul-Mu, mengikuti sunnahnya, ridha terhadap keputusannya, dan berserah diri kepada perintahnya.”

