أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بَرَآءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۤ اِلَى الَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).” (QS. At-Taubah 9: Ayat 1)
Basmallah mulai dengan Quran Surat At Taubah yang terjemahannya Pengampunan, terdiri 129 ayat diturunkan di Madinah.
Rasulullah telah melakukan beberapa perjanjian dengan kaum musyrik Mekah, antara lain perjanjian agar kaum muslim tidak dihalangi untuk melaksanakan umrah, perjanjian untuk tidak melakukan perang di bulan-bulan haram (bulan-bulan mulia), dan perjanjian-perjanjian damai dengan kabilah-kabilah Arab sampai waktu tertentu. Namun, pada akhirnya mereka merusak perjanjian tersebut. Maka, dengan turunnya Surah at-Taubah atau Bara’ah ini, kaum muslim diperintahkan untuk tidak melakukan hubungan lagi dengan mereka.
Surah At-Taubah adalah surah ke-9 dalam Al-Qur’an dan merupakan satu-satunya surah yang tidak diawali dengan basmalah (“Bismillahirrahmanirrahim”). Nama “At-Taubah” berarti “Pengampunan” dan mencerminkan tema utama surah ini, yaitu penyesalan, pengampunan/pertaubatan, dan kembali kepada jalan yang benar setelah melakukan kesalahan. Surah ini berfokus pada berbagai perintah, larangan, dan pengingat kepada umat Islam tentang pentingnya mematuhi aturan Allah.
Kandungan Utama Surah At-Taubah
- Pertobatan dan Pengampunan. Surah ini menekankan bahwa Allah Maha Pengampun dan membuka pintu taubat bagi siapa saja yang tulus bertaubat dari dosa-dosanya, asalkan mereka benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki diri. Pertobatan adalah jalan untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Penguatan Komitmen Keimanan. Surah ini memperingatkan kaum Muslim untuk tidak berpura-pura dalam keimanan dan untuk benar-benar komitmen dalam menjalankan agama. Hal ini terutama ditekankan kepada kaum munafik yang menampakkan iman secara lahiriah namun menyimpan kebencian atau kepentingan duniawi dalam hati mereka.
- Pemisahan dari Kaum Musyrik. Surah ini juga menekankan perlunya umat Islam untuk menjaga jarak dan berhati-hati terhadap kaum musyrik yang terus-menerus memerangi Islam. Surah ini menandai pemutusan hubungan dengan mereka yang berkhianat dan tidak memegang perjanjian damai.
- Jihad dan Pengorbanan. Surah At-Taubah memuat ajakan untuk berjihad di jalan Allah dan mengingatkan tentang pentingnya pengorbanan, baik harta maupun jiwa, dalam mempertahankan agama. Dalam konteks ini, surah ini memotivasi umat Islam untuk berjuang dengan tulus dan ikhlas, terutama di masa-masa sulit.
- Peringatan bagi Orang-orang Munafik. Surah ini juga berisi kecaman terhadap kaum munafik, yaitu mereka yang mengaku beriman tetapi selalu merongrong agama dari dalam. Allah mengecam mereka yang tidak mendukung perjuangan kaum Muslimin dan yang hanya berpura-pura dalam keimanan.
- Ketaatan dan Kedisiplinan dalam Agama. Surah At-Taubah menekankan bahwa komitmen terhadap ajaran Islam membutuhkan disiplin, ketaatan, dan kesiapan untuk berkorban demi kebaikan umat. Tindakan-tindakan seperti menghindari riba, menunaikan zakat, dan memperkuat persaudaraan sesama Muslim adalah bagian dari komitmen tersebut.
Mengapa Tidak Diawali dengan Basmalah?
Surah At-Taubah memiliki nuansa tegas dan keras, berbeda dari surah lainnya yang cenderung diawali dengan basmalah sebagai ungkapan kasih sayang Allah. Isi surah ini berfokus pada peringatan dan pembebasan diri dari kaum musyrik, sehingga basmalah tidak diawali sebagai bentuk pemisah dari kaum yang memusuhi Islam.
Kesimpulan
Surah At-Taubah adalah surah yang menekankan pentingnya pertobatan, pengampunan, ketulusan, komitmen terhadap agama, dan ketaatan kepada Allah. Kandungan utama surah ini mengingatkan umat Muslim untuk selalu introspeksi dan memperbaiki diri, menjauhi kemunafikan, dan siap berkorban demi agama.
Doa Taubat Nasuha
Adapun bacaan istighfar setelah mengerjakan sholat taubat nasuha adalah sebagai berikut:
ASTAGHFIRULLAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIHI.
Artinya: “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”
Bacaan istighfar ini hendaknya diucapkan sebanyak 100 kali sambil diresapi artinya dalam hati dengan setulus-tulusnya.
Setelah itu baru membaca doa sholat taubat nasuha seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berikut ini:
ALLAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU, ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BI DZANBII, FAGHFIRLII FAINNAHUUA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA
Artinya:
“Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”

